Topic
Home / Pemuda / Cerpen / Nasib si Jhones

Nasib si Jhones

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Pemabuk - Ilustrasi images: Blazer Blog
Pemabuk – Ilustrasi images: Blazer Blog

dakwatuna.com – Kala itu, ada seorang pengusaha yang kaya raya. Namanya Purwanto. Dia menikahi pacarnya yang bernama Alexandra. Pasangan ini dikaruniai seorang anak yang bernama wiliam Jhones. Tapi akrabnya dipanggil Jhones. Kehidupan mewah, harta berlimpah, keindahan rupa, ada dalam keluarga ini. Setiap hari dimanjakan oleh kegermelapan dunia. Mungkin seperti itulah gambaran hidup orang kaya.

Jhones yang merupakan anak satu-satunya, membuat ia dimanja oleh kedua orang tuanya. Apapun yang ia minta, selalu diberikan. Hingga pada suatu hari Jhones meminta uang satu karung pada orang tuanya. Alasannya adalah untuk jajan. Karena ia anak satu-satunya, yah dikasih saja. Setelah mendapat uang dari orang tuanya, Jhones langsung meninggalkan rumahnya. Dia menuju ke pasar yang ada di tempat tinggalnya. Dia masih bingung cara menghabiskan uangnya. Dia melihat ke atas kedai, ada papan yang bertuliskan “tempat bersenang-senang”. Dia jadi penasaran dan akhirnya masuk begitu saja.

Setelah membuka pintu masuk, terlihat segerombolan penjudi dan beberapa wanita penghibur yang berada di samping para penjudi. Jhones tertarik dengan pemandangan seperti itu. Dia pun ikut main judi. Namanya juga pemula, pastilah kalah. Tapi dia tak peduli. Dia menikmati aktivitas bejat itu sambil minum-minuman keras dan didampingi oleh wanita penghibur. Sampai uangnya habis, dia tidak mendapatkan kemenangan sama sekali. Tapi dia merasakan cumbu pertamanya dengan para wanita penggoda, padahal umurnya masih lima belas tahun. Masih sangat belia untuk melakukan hal semacam itu. Dia pulang dengan penuh kepuasan.

Besoknya, dia minta uang lagi. Masih sama, untuk membiayai aktivitas-aktivitas bejatnya, berjudi, berzina, minum-minuman keras. Aktivitas itu menjadi rutinitas setiap harinya. Tanpa memikiran orang tuanya.

Tibalah saat di mana perusahaan purwanto bangkrut. Uangnya ludes. Tapi kebiasan Jhones tak berhenti. Dia masih minta uang jajan yang jumlahnya sangat besar. Orang tuanya benar-benar tak punya uang. Jhones tak peduli dengan hal tersebut. Dia masih memaksa, dan mengancam akan bunuh diri. Mendengar ancaman anaknya, purwanto tak tahan. Semua perhiasan milik istrinya dia berikan pada Jhones. Setelah mendapat perhiasan dia langsung beraksi. Tapi tetap, dia kalah lagi. Dia kemudian pulang dan minta uang lagi. Orang tuanya pun tak berdaya. Akhirnya sertifikat tanahnya diberikan pada Jhones. Jhones langsung menjual tanah orang tuanya. Dan kembali beraksi. Mungkin dia tidak ditakdirkan menang judi. Dia kalah dengan keadaan alpa. Semua teman-temannya menjahuinya. Semua wanita penghibur meninggalkannya.

Rasa malu yang sangat mendalam, membuat jhones ingin berbuat nekat. Dia ingin mencuri uang di Bank. Rencana telah ia susun dengan rapi, siap untuk beraksi. Dia mulai mengendap-endap masuk ke Bank, sambil membawa pisau. Ia langsung todongkan ke salah satu pegawai. Dia meminta uang. Pegawai itu pun memberikannya. Tiba-tiba keberadaan polisi di luar Bank membuat hati Jhones gemetar. Dia pun mengancam polisi, kalau senjatanya tidak dilepaskan, maka dia akan membunuh si pegawai. Polisi langsung melepaskan senjata. Melihat peluang tersebut, Jhones langsung lari ke luar. Tapi sayang, nasib tak berpihak kepadanya. Dia tertabrak mobil yang lalu-lalang di jalan. Si Jhones mati dalam keadaan jomblo nan ngenes. Nasib Orang tuanya juga tak manis, purwanto dan alexandra menjadi gembel. Karena semua hartanya ludes untuk memanjakan harta.

Dari kisah tersebut, dapat kita ambil kesimpulan bahwa, hidup itu seperti roda. Kadang di bawah, kadang di atas. Tidak ada orang yang tahu persis apa yang akan terjadi di masa depan.

Foya-foya itu membuat candu. Memang rasanya manis di awal, tapi pahit di akhir. Kemudian juga, memanjakan anak bukan cara terbaik untuk membahagiakan anak. Tidak akan menjadikannya orang perkasa, tapi manja, tak mau susah, maunya yang enak-enak saja. Dan mati pun dalam keadaan susah.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Muslim Rohingya Bisa Berdamai dengan Nasibnya, Kapan?

Figure
Organization