Figure Archives: Mevlut Covusoglu

Hubungan Turki dengan Saudi dan UEA cukup terdampak dengan adanya Krisis Teluk dan pemboikotan Qatar. Sikap netral Turki justru menimbulkan pernyataan-pernyataan negatif dari kedua negara terhadap Ankara.

Menlu Rusia, Turki dan Iran menggelar pertemuan di Moskow, Rusia. Disebutkan, ketiganya membahas situasi terkini di Suriah. Selain itu mereka juga menegaskan penyelesaian paling tepat untuk konflik di Suriah.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengungkapkan keresahan negaranya atas tindakan Turki. Penyebab keresahan itu adalah keputusan Turki yang membeli sistem rudal dari Rusia.

Menteri Luar Negeri Turki mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang baru saja dilantik, Jumat (27/04). Keduanya bertemu di sela-sela pertemuan Menlu anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussel, Belgia.

Covusoglu : “Kami bukan Prancis yang menjajah Aljazair dan Maroko. Perbuatan mereka di benua Afrika juga sudah diketahui banyak orang. Prancis tak perlu mengajari kami soal ini."

AS disebut menawarkan zona aman di wilayah Suriah seluas 30 km kepada Turki. Sebagai gantinya, Turki harus segera mengakhiri operasi militernya di kota Afrin. Namun, pihak Washington segera membantah informasi tersebut.

Menurutnya, krisis tersebut terjadi tanpa adanya bukti dari Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir sebagai pemboikot Qatar.

Sedangkan yang menentang resolusi, atau yang pro dengan keputusan Trump, ada sembilan negara. Mereka adalah AS, Israel, Guatemala, Togo, Honduras, Mikronesia, Kepulauan Marshal, Palau dan Nauru.

“Kami melakukan langkah terbaik untuk memperbaiki situasi di Suriah. Kami juga memberi dukungan penuh pada Irak untuk mengembalikan stabilitasnya,” kata Covusoglu.

Seperti diketahui, hubungan antara Turki dan Jerman sempat berulang kali memburuk.