Rusia menuding Amerika Serikat mendukung oposisi untuk mendirikan pemerintahan merdeka di Suriah selatan.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menuding Rusia dan rezim Suriah berusaha menghilangkan bukti penggunaan senjata kimia di Douma, Ghouta Timur, Damaskus.

Sebanyak 250 pemukim Yahudi menyerbu Masjidil Aqsha pada Kamis (19/04) kemarin. Disebutkan, mereka mendapat pengawalan ketat dari pasukan penjajah Israel.

Sejauh ini, belum ada badan pemerintah atau internasional yang bergerak menyambut teriakan Gaza. Sementara apabila kondisi saat ini tidak segera diatasi, maka Gaza benar-benar di ambang kehancuran.

Survei ini dilakukan dalam rangka refleksi 70 tahun pendudukan/penjajahan Israel atas tanah Palestina. Terungkap, 34% responden menganggap Hamas, Iran dan Hizbulah Syiah Lebanon sebagai ancaman nyata bagi Israel.

Jubir Pemerintahan Turki, Bekir Bozdag menilai positif keputusan mempercepat pelaksanaan pemilihan parlemen dan presiden. Menurutnya, itu akan menggagalkan konspirasi buruk terhadap Turki.

AS berencana menarik pasukannya dari Suriah. Sebagai gantinya, pasukan Arab diharapkan menggantikan peran AS di Suriah. Terkait ini, Menlu Saudi Adel al-Jubeir menyebut pihaknya telah berbicara dengan Washington terkait pembentukan pasukan Arab untuk Suriah.

Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, menerima kunjungan Ketua Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama, Kardinal Jean Louis Tauran. Selain bertemu Raja Salman, Kardinal juga bertemu Menlu Saudi dan berkunjung ke Pusat Moderasi.

Blokade dan serangan rezim Suriah ke Ghouta Timur memaksa penduduknya hidup dengan penuh tragedi, termasuk tragedi medis. Beberapa dokter ini menceritakan betapa peliknya kehidupan di Ghouta sebelum dikuasai oleh pasukan rezim.

Seperti diwartakan sebelumnya, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyeru pemilihan parlemen dan presiden dipercepat pada 24 Juni mendatang. Sejatinya, pemilu di negara tersebut baru akan digelar pada Februari 2019.