Topic
Home / Ridwan Akbar (halaman 6)

Ridwan Akbar

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Meningkatkan Kapasitas Diri

Dalam kepemimpinan surgawi, jangan pernah biarkan zamrud khatulistiwa lapuk termakan oleh zaman. Jangan biarkan umur berlalu, tanpa ada peningkatan kapasitas diri yang signifikan dan terencana. Karena manusia cenderung sadar bahwa waktu 24 jam dalam sehari itu kurang, ketika umurnya sudah tua. Jika waktu ialah pedang, maka ciptakanlah pedang model untuk para pemimpin surgawi; yaitu pedang yang selalu menajam seiring dengan banyaknya pertarungan dan jumlah tebasan dalam peperangan.

Baca selengkapnya »

Ketajaman Visi

Mungkin sudah saatnya bagi setiap muslim di dunia, untuk menajamkan visi hidupnya; dengan menegaskan tekadnya, memetakan alur kehidupannya, dan memperjelas gelora tujuan hidupnya. Karena dengan hal itu, para pemimpin surgawi akan semakin mantap dalam melangkah. Semakin kecil ruang-ruang kekosongan hidup. Dan pada akhirnya; semua perjuangan yang ada tak terasa akan menjadi sebuah akumulasi amal yang ‘tertabung’ pada bank akhirat. Sehingga di alam akhirat sana, para pemimpin surgawi dapat menikmati saldo tabungan dalam jumlah besar, Insya Allah.

Baca selengkapnya »

Gelora Ukhrawi

Gelora ukhrawi yang membaluti kepemimpinan surgawi bereaksi, bahwa api semangat yang hadir bukanlah semangat yang menggebu-gebu, tapi tidak terarah. Karena bukan seperti itu model kepemimpinan surgawi. Hakikatnya, gelora ukhrawi itu hadir dalam wujud; semangat perjuangan dengan penuh ketenangan, tekad membaja dengan penuh kekhusyuan, dan energi pengorbanan dengan penuh keikhlasan.

Baca selengkapnya »

Secercah Keilmuan, Keadilan Mengamanahkan

Ilmu itu didahulukan sebelum amal. Dan ilmu itu secercah cahaya, bagi kematangan kepemimpinan. Dalam kepemimpinan surgawi, semua hal bisa dipelajari. Itulah yang membedakan. Cara seseorang memandang sebuah peristiwa, sangat menentukkan sebuah kebijakan dalam mendistribusikan amanah perorangan. Sehingga dalam kepemimpinan surgawi; amanah itu didistribusikan bukan berdasarkan nasab ataupun kedekatan personal, tapi didistribusikan berdasarkan daya juang, kompetensi,dan kejujuran.

Baca selengkapnya »

Negara Dakwah

Dalam format negara dakwah yang baik, seorang muslim seharusnya menikmati sistem dan hukum yang ada didalam Islam; atau kebanyakan orang biasa menyebutnya dengan istilah negara Islam (negara yang menerapkan sistem dan hukum syariah). Hal ini paling nampak diberlakukan pada 2 negara , yaitu Arab Saudi, dan Brunei Darussalam. Karena pada hakikatnya, negara yang menerapkan sistem dan hukum syariah akan mendapatkan dampak fungsional yang sangat massif, terhadap pertumbuhan sebuah negara.

Baca selengkapnya »

Kekuatan Nurani

Hati nurani tidak selalu lahir pada orang yang berkarakter melankolis. Karena nurani bukan masalah karakter, tetapi masalah kepekaan manusia terhadap cahaya kebenaran Allah. Apalagi cahaya kebenaran tidak hanya bisa diukur oleh logika. Tidak boleh juga hanya ditentukkan oleh para alim (orang yang berilmu), ataupun para cendikiawan saja. Karena memang itu terlalu sempit. Tapi nurani merupakan hal yang cakupannya luas dan bersifat anugerah, di mana cahaya kebenaran selalu bersamanya.

Baca selengkapnya »

Seni Membaca Situasi

Dalam banyak konteks medan dakwah, keterampilan yang mutlak harus dimiliki setiap pemimpin ialah seni membaca situasi. Karena keterampilan ini setidaknya melibatkan 2 hal : Kecermatan dan kepekaan. Sehingga keterampilan pemimpin dalam membaca situasi sebuah komunitas/masyarakat, menjadi faktor penentu ke-efektifan sebuah pergerakan dakwah. Keterampilan ini juga mempengaruhi seberapa cepat dan tepatkah pemimpin dalam mengambil keputusan.

Baca selengkapnya »

Keberanian

Islam sangat mengedepankan keberanian. Tapi terlalu banyak orang yang mengukur keberanian, hanya sebatas bertarung fisik saja. Padahal perang Mut’ah memberi penjelasan lebih mendalam mengenai hakikat keberanian. Bahwa keberanian juga bermakna berani memikul tanggung jawab yang diamanahkan. Sehingga tidak ada kata penolakan; selama masih belum mencoba, masih realistis, dan masih merasa sanggup. Perang Mut’ah juga memberikan pesan sederhana, bahwa keberanian tidak bersumber pada kekuatan fisik saja; tapi juga kemapanan kekuatan intelektual.

Baca selengkapnya »

Hafizhun Alim

Hafizhun Alim merupakan syarat mutlak untuk menjadi pemimpin muslim yang rabbani. Dan syarat ini berlaku di manapun pemerintahan sehat berada. ‘Pandai menjaga amanat dan berwawasan luas’, itulah Hafizhun Alim. Walaupun, seorang Hafizhun Alim faktanya semakin langka ditemukan di dalam negara yang penuh carut marut perpolitikan seperti ini.

Baca selengkapnya »

Budaya Belajar yang Hebat

Budaya belajar yang hebat, tidak terbentuk dari satu atau dua mata pelajaran favorit, tidak juga dari pelatihan pengembangan diri, atau bahkan dari kursi universitas sekelas Harvard. Tapi budaya tersebut lahir dari hati dan niat yang tulus. Cita-cita yang selalu mengusik waktu tidur, sebelum waktunya tercapai.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization