Ilmu menjadi penyuluh jalan
Dengan ilmu dapat kemuliaan
Ilmu memajukan kehidupan
Ilmu yang baik dapat keberkatan
Sabda Rasul junjungan
Carilah ilmu pengetahuan
Dari dalam buaian
Hingga hari kematian
Tuntutlah ilmu hai teman
Janganlah kita siakan
Untuk masa hadapan
Agama dan bangsa
(Raihan – Bacalah)
dakwatuna.com – Begitulah alunan lagu nan syahdu, yang mengingatkan umat muslim akan hakikat ilmu. Bahwa ilmu itu didahulukan sebelum amal. Dan ilmu itu secercah cahaya, bagi kematangan kepemimpinan. Dalam kepemimpinan surgawi, semua hal bisa dipelajari. Itulah yang membedakan. Cara seseorang memandang sebuah peristiwa, sangat menentukkan sebuah kebijakan dalam mendistribusikan amanah perorangan. Sehingga dalam kepemimpinan surgawi; amanah itu didistribusikan bukan berdasarkan nasab ataupun kedekatan personal, tapi didistribusikan berdasarkan daya juang, kompetensi,dan kejujuran.
Periode dakwah Rasul, memiliki distribusi amanah pergerakan yang baik. Bagaimana kesuksesan dakwah Mushab bin Umair di Madinah; membuat Madinah memiliki minimal seorang muslim dihampir setiap rumah. Sehingga kedatangannya benar-benar memberikan warna yang membekas terhadap sejarah perkembangan dakwah rasul. Bagaimana jua perjuangan Muadz bin Jabal di Yaman. Membuatnya menjadi orang yang ‘utama’ di kalangan Anshar. Bagaimana jua perjuangan Zaid bin Tsabit, yang mulai tinggal bersama Muhammad ketika ia berhijrah ke Madinah; membuatnya dipercaya untuk membukukan Al-Quran dan menjadi orang yang paling menguasai faraidh.
Semua diamanahkan sesuai kompetensinya masing-masing. Sehingga rasul bersabda, ” Jika urusan diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya (HR. Bukhari)”.
Dari hadits tersebut terlihat jelas bahwa dalam kepemimpinan surgawi; amanah itu tidak asal diberikan, tapi dibagi sesuai kompetensi. Dalam kepemimpinan surgawi pula; amanah maknanya bukanlah pelemparan tugas, tapi bermakna pembagian tugas. Tentunya pembagian yang masih terjalin dalam koordinasi yang baik, dan berjalan sesuai visi ukhrawi. Itulah hakikat dasar secercah keilmuan dalam kepemimpinan, yang berdampak pada keadilan dalam mengamanahkan.
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai: