Ia kemudian menyampaikan apresiasinya terhadap pemerintah Turki yang mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap rakyatnya. Sedangkan dalam politik luar negerinya, Turki dinilai Meshaal bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan dicabutnya blokade terhadap Jalur Gaza. Turki juga sudah memulai merekonstruksi bangunan yang runtuh di Gaza akibat agresi Israel tahun 2014 lalu.

Representatif dari gerakan perlawanan Islam, Hamas ini kemudian mengingatkan kepada dunia Islam agar tidak diam menyaksikan kejahatan ini. Menurutnya, apabila penjajah berhasil menerapkan pembagian waktu ibadah di masjid Al-Aqsha, maka mereka akan lanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pembagian tempat ibadah di masjid Al-Aqsha.

Dengan pengumuman resmi pemerintah Arab Saudi tersebut maka wukuf di Arafah akan dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah 1436 H. bertepatan pada hari Rabu (23/9/2015) dan hari Raya Idul Adha pada esok harinya, Kamis (24/9/2015)

dakwatuna.com – Al-Quds. Aparat Zionis Israel pada hari Ahad kemarin (14/3/2015) menyerang Masjid Suci Al-Aqsha. Mereka terlibat bentrok dengan para pemuda Palestina yang yang mempertahankan masjid dari serangan Zionis itu. Dalam serangan tersebut, seorang pemuda Palestina didapati terluka terkena pukulan aparat Israel, bahkan seorang petugas pemadam kebakaran pun tak luput dari …

Kedatangan para penjajah yang mendapat pengawalan ketat dari keamanan Zionis ini berujung bentrokan dengan warga Palestina yang menjaga Masjid Al-Aqsha. Sedikitinya 16 orang Palestina terluka dalam insiden penyerangan tersebut.

Berikut asal negara dari 166 korban luka dalam peristiwa jatuhnya crane pada Jumat sore kemarin. Korban luka asal Pakistan dilaporkan sebanyak 15 orang, Mesir 23 orang, India 10 orang, Iran 25 orang, Malaysia 6 orang, Bangladesh 25 orang, Aljazair 1 orang wafat dan 11 orang terluka.

Jubir Kerajaan urusan Masjidil Haram dan Nabawi, Ahmad bin Muhammad Al-Manshuri mengatakan penyebab dari peristiwa ini adalah kondisi cuaca yang buruk, ditambah dengan hujan badai yang dahsyat dan angin kencang.

Sumber yang ada di lokasi mengatakan, jumlah demonstran yang memprotes kehadiran Netanyahu sebanyak 400 orang dan yang membela Israel sebanyak 100 orang.

situs berbahasa Ibrani, Walaa mengungkapkan keputusan dari Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Israel bertujuan untuk melenyapkan identitas para siswa Palestina dan memutarbalikan fakta serta mengucilkan mereka dari identitas sebagai muslim dan bangsa Arab.