Saat ini, fenomena LGBT cukup merebak di ibukota Irak, Baghdad. Publik mengritik fenomena ini karena pemerintahan Irak saat ini dikuasai kelompok-kelompok yang mengaku islami.

Situs media Amerika Serikat, CNN, Jumat (22/8/2015) kemarin, menyebut pemilu Arab Saudi mendatang adalah hari bersejarah bagi kerajaan ini. Pada pemilu yang akan diselenggarakan Desember mendatang, Saudi menetapkan hak kaum wanita ikut serta memilih.

Pemimpin pemberontak Syiah Hutsi di Yaman dikabarkan terluka dalam pengepungan tempat persembunyiannya di sebuah gua di pegunungan provinsi Saada. Seperti dilansir surat kabar Uni Emirat Arab, Al-Bayan, dari sumber departemen kesehatan Yaman.

Kemenangan pasukan koalisi Arab pimpinan Saudi kali ini berbeda. Koalisi berhasil memukul mundur pasukan pemberontak Syiah Hutsi di Yaman, hingga akhirnya mereka kembali bersembunyi di goa-goa pegunungan.

Pengadilan internasional akhirnya menjatuhkan vonis mati satu dari 10 hacker paling bahaya di dunia. Peretas asal Aljazair, Hamza bin Dlaj, ditangkap tahun 2013 yang lalu setelah bersembunyi selama tiga tahun di Thailand.

Komisi pemilihan umum Turki mengusulkan tanggal 1 November 2015 sebagai waktu pelaksanaan pemilu legislatif dini. Usulan itu menyusul gagalnya partai-partai di parlemen membentuk pemerintahan koalisi, termasuk di antaranya partai pemenang, AKP.

Sebuah polemik sedang bergulir di Irak. Kali ini terkait kepemilikan senjata kimia oleh ISIS, bagaimana bisa kelompok bersenjata yang sudah menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah ini mendapatkannya? Islamion, Ahad (16/8/2015) kemarin, membahasnya.

Melalui ancaman lugas atau tersirat, dan juga komunikasi elit pemerintah, Iran berusaha mempertahankan status perlakuan istimewa untuk mantan perdana menteri Irak, Nouri Al-Maliki, dalam hal hukum dan keuangan.

Sebuah kajian dilakukan beberapa peneliti dari Universitas Oxford Inggris terhadap data para korban pembantain di Bundaran R4BIA, Agustus 2013 yang silam. Apa hasil kajian yang disebut sangat mencengangkan itu?

Kepala staf angkatan bersenjata Amerika yang akan segera pensiun, Jenderal Raymond Odierno, Rabu (12/8/2015) kemarin, mengatakan bahwa terwujudnya rekonsiliasi antara kelompok Syiah dan Sunni di Irak hingga kini bertambah sulit. Sangat mungkin, solusi satu-satunya adalah dengan memecah Irak.