Pada Kamis pekan lalu, Yair mengunggah sebuah kalimat yang menyerukan agar seluruh Muslim yang ada di Israel untuk pergi. Ia menuturkan, hal itu agar tercipta perdamaian di tanah Palestina tersebut.
“Hanya ada dua solusi untuk menghadirkan perdamaian, Yahudi meninggalkan Israel atau Muslim yang pergi dari Israel. Saya pilih opsi kedua,” tulisnya seperti dikutip dari Aljazeera.net, Selasa (18/12/2018).
Sejumlah serangan yang terjadi di Israel menjadi latar belakang dari unggahan Yair tersebut. Diketahui, sedikitnya lima warga Palestina meninggal dan tiga warga Israe tewas, termasuk dua orang prajurit, dalam operasi penyerangan beberapa hari lalu.
“Tahukah Anda satu-satunya tempat yang aman dari serangan? Islandia dan Jepang, tempat yang kebetulan tidak ada Muslim di dalamnya,” imbuh Yair dalam unggahannya.
Facebook kemudian menghapus unggahan Yair tersebut karena dianggap menyalahi aturan komunitas situs jejaring sosial tersebut.
Namun, putra tertua Netanyahu itu mengunggah kembali tangkapan layar unggahannya ke Twitter, dan menyebut tindakan Facebook sebagai ‘diktator pemikiran’. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: