Itulah pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam sebuah konferensi pers di sela-sela Pertemuan NATO di Brussel, Belgia. Saat itu, ia membicarakan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Trump dan Putin dijadwalkan menggelar pertemuan di ibu kota Finlandia, Helsinki. Pertemuan bersejarah kedua presiden tersebut akan digelar pada 16 Juli mendatang.
Menurut Trump, pertemuannya dengan Putin akan membahas sejumlah isu. Di antaranya kontrol senjata, memperpanjang New START (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis), serta pelanggaran Rusia terhadap Traktat Angkatan Nuklir Jangka Menengah (INF).
“Kami pergi ke pertemuan itu tidak mencari begitu banyak (isu). Kami ingin mencari tahu tentang Suriah. Kami akan berbicara tentang intervensi … Kami akan bicara soal Ukraina,” katanya.
Trump mengatakan, Putin harus melihat kesatuan besar dalam tubuh NATO. NATO juga tampak antusias dengan rencana pertemuannya dengan Putin dan menilainya positif.
Lebih lanjut, Trump juga menyebut tidak bahagia dengan fakta yang terjadi di Krimea. Rusia mencaplok Semenanjung Krime dari Ukraina pada 2014 silam. Trump juga menyalahkan pendahulunya, Presiden Barack Obama, karena membiarkan hal itu terjadi. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: