Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Arab Saudi dan Trump; Saudi Setor Uang, AS?

Arab Saudi dan Trump; Saudi Setor Uang, AS?

Trump memegang papan rencana penjualan senjata kepada Saudi. (wartakota.tribunnews.com)

dakwatuna.com – Doha. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, Arab Saudi adalah negara kaya raya. Trump yakin Saudi akan membagi sebagian kekayaannya pada AS melalui pembelian senjata dan penyediaan kerja bagi warga AS.

Di hadapan kamera Trump mengatakan, perjanjian dengan nilai milyaran dolar adalah sedikit bagi Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman Al Saud. Sementara itu, Pangeran Bin Salman seakan mengamini Trump dan berbicara tentang penyediaan empat juta peluang kerja baik langsung ataupun tak langsung di AS.

Terkait hal ini, Aljazeera melalui program Ma Wara al-Akhbar episode Rabu (21/03/2018) menghadirkan beberapa nara sumber untuk membahasnya.

Penghinaan

Pengacara sekaligus aktivis kemanusiaan Saudi, Sultan al-Ghamidi mengatakan, bahasa dan pernyataan Trump melampaui protokol retoris dan diplomatik. Menurutnya, tindakan Trump yang merinci pembelian senjata, harga dan jenisnya, merupakan penghinaan bagi Saudi.

Sementara terkait Bin Salman, al-Ghamidi terkejut dengan fakta bahwa sang pangeran menghabiskan waktu dua pekan di AS. Al-Ghamidi menekankan, kunjungan resmi seharusnya jadi wasilah untuk melayani rakyat, bukan untuk memperbiki citra.

Internal AS

Sementara itu, akademisi dan pengamat politik Sabah al-Khazai mengomentari tindakan Trump dalam menerima kunjungan Bin Salman. Menurutnya, hal itu adalah kebiasaan Trump yang terkenal dengan silat lidah dan mengambil keputusan melalui cuitan di twitter.

Selain itu, al-Khazai juga menilai perincian Trump tentang perjanjian bernilai milyaran dolar merupakan sinyal yang dikirim untuk internal di AS.

Terkait Saudi, al-Khazai menyebut Saudi memainkan peran dengan cerdik menghadapi Trump. Menurutnya, dengan harta yang berlimpah, Saudi berhasil membeli kesetiaan AS. setidaknya itu untuk mata rantai selama 15 tahun mendatang.

Sementara terkait empat juta kesempatan kerja, al-Khazai menilai hal itu wajar bagi negara seperti AS. Menurutnya hal itu akan menguntungkan bagi Saudi yang tanpa pengangguran.

Saudi yang Mana?

Namun, al-Ghamidi mempertanyakan analisa al-Khazai tersebut. Menurut al-Ghamidi, Saudi yang mana yang sedang dibicarakan al-Khazai. Al-Ghamidi menunjukkan, berdasarkan laporan pusat statistik menunjukkan, pengangguran di Saudi mencapai 12,8% di tahun 2017.

Padahal, tambah al-Ghamidi, Saudi sangat mampu membangun pabrik dengan pekerja mencapai 200 ribu. “Mengapa uang-uang itu tidak digunakan di dalam negeri tapi malah untuk keuntungan pribadi?” lanjutnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh peneliti Dunia Arab dan Islam, Salah al-Qadiri. Ia mengatakan, investasi suatu negara tidak bisa semata-mata hanya untuk membeli kesetiaan negara lain.

Al-Qadiri menambahkan, dengan uang dari Saudi, Trump mampu menggerakkan ekonomi negaranya. Milyaran dolar Saudi tidak untuk membeli pabrik, melainkan surplus komoditas AS. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization