Topic
Home / Berita / Internasional / Amerika / Pilpres Mesir 2018; Sebuah Perebutan Kekuasaan, Bukan Demokrasi

Pilpres Mesir 2018; Sebuah Perebutan Kekuasaan, Bukan Demokrasi

As-Sisi hampir dipastikan jadi calon tunggal dalam pilpres Mesir 2018. (Aljazeera.net)

dakwatuna.com – Kairo. Beberapa surat kabar di Amerika Serikat, tampak menaruh perhatian terhadap menuver menjelang pemilihan presiden Mesir bulan Maret mendatang.

Tampaknya, hal yang palig menarik perhatian adalah penangkapan mantan kepala staf militer, Sami Annan yang disinyalir menjadi lawan kuat bagi pemimpin kudeta, Abdul Fatah As-Sisi.

Dilansir dari Aljazeera.net, Kamis (25/01/2018), Majalah Foreign Policy bahkan menyebtu Pilpres Mesir 2018 sama sekali tidak demokratis. Bukti yang paling nyata adalah penangkapan Annan yang bahkan hanya beberapa saat setelah pengumuman kesiapannya maju di kancah pilpres.

Pilpres Maret mendatang, tambahnya, tidak akan menggambarkan seberapa besar elektabilitas Abdul Fatah As-Sisi. Sementara kampanye pemilihan hanya akan menjadi ajang perebutan kekuasaan antara militer dan keamanan rezim. Pilpres mendatang sama sekali tidak ada kaitannya dengan demokrasi.

Majalah AS itu menduga, pencalonan Annan dan penangkapannya menjadi bukti adanya perseteruan antar lembaga keamanan Mesir. Penangkapan juga membuktikan tidak adanya harapan untuk demokratisasi di Mesir.

Pemilihan presiden Mesir akan dilaksanakan pada 26 hingga 28 Maret 2018 mendatang. Jika terpilih, ini akan menjadi periode kedua bagi pemimpin kudeta militer 2013 silam itu sebagai presiden. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization