Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / 13 Pimpinan Ikhwanul Muslimin Dibunuh dengan Sadis, Mesir Bakal Keluar Kendali

13 Pimpinan Ikhwanul Muslimin Dibunuh dengan Sadis, Mesir Bakal Keluar Kendali

Naser Hafe di parlemen Mesir. (el-balad.com)
Naser Hafe di parlemen Mesir. (el-balad.com)

dakwatuna.com – Kairo. Jamaah Ikhwanul Muslimin di Mesir mengecam pihak penguasa kudeta yang telah menghabisi 13 orang pimpinan Ikhwanul Muslimin dengan sadis Rabu (1/7/2015) sore kemarin. Pembunuhan dengan darah dingin ini akan memulai fase baru perjuangan melawan kudeta militer di Mesir.

Secara resmi jamaah Ikhwanul Muslimin menuduh dan meminta pertanggungjawaban presiden kudeta, Abdulfattah As-Sisi, dalam kasus terbunuhnya 13 orang pimpinan Ikhwanul Muslimin, dengan sangat sadis, di sebuah rumah di kota 6 Oktober di Kairo.

Ikhwanul Muslimin mengeluarkan sebuah pernyataan, “Para pimpinan kami itu ditangkap dan ditahan di sebuah rumah, kemudian mereka dibunuh dengan darah dingin tanpa ada pemeriksaan, bahkan juga tanpa tuduhan. Dengan demikian, Mesir sudah menjadi negara gang yang semuanya dilakukan di luar koridor hukum.”

Menurut Ikhwanul Muslimin, aksi pembunuhan ini akan membawa Mesir kepada kondisi yang sangat berbahaya. Masyarakat dunia turut bertanggung jawab karena telah membiarkan terjadinya kudeta dan berkuasanya kembali militer untuk menggagalkan berjalannya demokratisasi.

“Rezim kudeta telah dengan sengaja menetapkan dirinya sebagai negara dengan undang-undang fasisme. Pembantaian massal terhadap para penentang kudeta dengan mudah akan terjadi, bahkan dilakukan terhadap orang-orang bersih di rumah-rumah mereka. Darah mereka akan menjadi kutukan kepada para pembunuh,” demikian ancaman Ikhwanul Muslimin.

Ikhwanul Muslimin menjelaskan bahwa para korban yang dibunuh itu sama sekali tidak bersenjata. Di antara korban adalah Naser Hame yang merupakan anggota parlemen dan seorang pengacara. Saat ditangkap dan dibunuh, para korban sedang berkumpul untuk membicarakan masalah penyantunan keluarga korban kudeta militer yang terbunuh dan dipenjara.

Sementara itu, departemen dalam negeri menyatakan telah berhasil menggrebek sebuah rumah yang dijadikan sebagai markas para teroris di kota 6 Oktober. Penggrebekan dilakukan dengan membawa surat ijin dari kejaksaan agung. Disebutkan bahwa para polisi ditembaki saat mendekat ke rumah itu, itulah yang membuat para polisi membalas dan meninggalnya semua yang berada di rumah. (msa/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization