Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Masa Depan Suriah di Tangan Rusia

Masa Depan Suriah di Tangan Rusia

Kehancuran di Suriah masih berlanjut. (aljazeera.net)

dakwatuna.com – Washington. Majalah asal Amerika Serikat, The National Interest, menaruh perhatian terhadap perang Suriah. Dalam sebuah artikelnya, mereka juga menyebutkan para pemian paling menonjol dalam perang yang terjadi sejak beberapa tahun lalu itu. Disebutkan, intervensi Rusia mengakibatkan rezim Suriah tetap bertahan dan kerusakan terus berlanjut.

Daniel DePetris, penulis artikel menyatakan, sangat sulit untuk mewujudkan penyelesaian secara politik di Suriah. Para oposisi juga harus tahu bahwa Bashar al-Assad masih akan menjabat sebagai presiden dalam beberapa waktu mendatang.

Selain itu, DePetris juga menyoroti kunjungan terakhir Presiden Rusia Vladimir Putin ke Suriah. Menurutnya, kunjungan itu terjadi setelah dua tahun dari perintah Putin terhadap pasukan udaranya untuk intervensi ke Suriah. Praktis, pasukan Rusia itu menghalangi upaya oposisi untuk mendekati istana kepresidenan al-Assad.

DePetris menyebutkan, saat pasukan Rusia mulai intervensi, sesungguhnya posisi al-Assad tengah terdesak. Keadaan sekarang berbeda, dimana posisi rezim cenderung stabil sementara para oposisinya tampak kelelahan. Bahkan saat perang memasuki tahun ke-7, muncul pertanyaan apakah para oposisi telah mengakhiri perlawanannya.

Ditambahkan, banyak pihak di Amerika dan Eropa yang menyebut langkah militer Putin sebagai kemenangan tanpa syarat bagi Rusia. Selain itu, bagi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), hal itu merupakan bencana. Namun begitu, sampai saat ini Suriah masih menuliskan kisahnya.

Saat ini, rezim menguasai seluruh jalur akses utama di negara tersebut. Rezim juga menguasai bandara, pelabuhan dan pusat populasi. Dapat dikatakan bahwa saat ini Rusia-lah yang memegang masa depan Suriah.

DePetris mengatakan, turunnya Assad dari tampuk kekuasaan masih menjadi syarat Washington dalam perundingan Jenewa. Namun fakta saat ini sangat berbeda. Bahkan Arab Saudi secara diam-diam mengakui bahwa kelengseran Assad masih sangat tidak mungkin untuk saat ini.

Sejauh ini, perang Suriah berjalan sesuai kehendak rezim. Praktis negara itu masih terus mengalami eskalasi, seiring dengan ancaman perpecahan sosial, kerusakan ekonomi dan pemerintah politik yang amburadul. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Ini Alasan Turki Beli Sistem Pertahanan dari Rusia

Figure
Organization