Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Kau Harus Berpikir Seribu Kali…

Kau Harus Berpikir Seribu Kali…

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Ketika membaca sebuah artikel mengenai kisah perjuangan Bapak yang bekerja sebagai petugas sampah, hatiku terenyuh. Malu ketika membacanya, malu karena Bapak itu tak pernah mengeluh dengan kehidupannya. Tak pernah mengeluh tentang takdir yang harus beliau jalani. Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Tetapi, terkadang kita sering mengeluh dengan sesuatu yang terjadi pada diri kita.

Ya, sifat manusia memang suka mengeluh. Dalam ayat-ayat cinta-Nya juga telah ditegaskan tentang sifat manusia yang suka berkeluh kesah, seperti disebutkan dalam Surah Ma’arij ayat 19-21, “Sesungguhnya manusia itu diciptakan dengan sifat suka mengeluh. Apabila ditimpa musibah dia mengeluh dan apabila ditimpa kesenangan berupa harta ia jadi kikir.” Ketika ditimpa musibah mengeluh, dan ketika diberikan nikmat yang banyak juga mengeluh. Sifat kebanyakan manusia saat ini.

Cobalah kita hitung, berapa kali kita mengeluh selama satu hari? Kita tentu tidak menyadari bahwa setiap hari pasti mengeluh, dan biasanya hanya mengeluhkan hal-hal sepele yang tidak penting.

Seringnya, manusia mengeluh tentang suatu hal yang berhubungan dengan duniawi. Tak akan pernah puas diri ini jika hanya menginginkan hal-hal keduniawian. Hal-hal keduniawian yang akhirnya “mengalahkan”, melenakan manusia. Selain suka mengeluh, manusia juga seringkali merasa tidak puas terhadap apa yang ada pada dirinya. Rasa tidak puas itulah yang akhirnya menyebabkan kita sering mengeluh. Mengapa kita menjadi pribadi yang suka mengeluh dan merasa tidak pernah puas? Karena kita lupa mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Ketika engkau membaca Surah Ar Rahman, sebanyak 31 kali Allah berfirman “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?”

Bisakah engkau menghitung berapa banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan untukmu?

Pernahkah kita bersyukur bahwa kita masih bisa melihat, masih bisa mendengar, masih bisa berjalan dan memegang benda? Seperti yang tercantum dalam Surah Al ‘Aadiyaat ayat 6, “Sesungguhnya manusia itu sangat tidak berterima kasih kepada Tuhannya.” Begitulah sifat manusia.

Tak ada manusia yang bersih dari dosa, aku pun sering mengeluh, sering pula merasa tidak puas, bahkan seringkali lupa mensyukuri semuanya. Terkadang iri melihat orang lain lebih baik, terutama dari segi fisiknya. Bukankah ini yang banyak dikeluhkan oleh manusia? Andai kita semua tahu, Allah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, dan hal itu tercantum dalam Surah At Tin ayat 4, ‘Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Apa lagi yang kau sesalkan? Tidak cantik? Tidak tampan? Cantik dan tampan adalah relatif, Allah tidak melihat dari paras kita, tetapi dari ketaqwaan kita kepada-Nya. Lihatlah, Allah menciptakan hamba-hamba-Nya tidak ada yang sama, di belahan bumi manapun, dan bukan tanpa alasan. Inilah yang harus direnungkan dalam-dalam.

Bersyukur bahwa Allah masih memberikan aku, kau, dia, dan kita semua nikmat sehat. Ya, salah satu nikmat yang sering manusia lupakan untuk mensyukurinya. Alhamdulillah, masih bisa berjalan, mendengar, melihat, berbicara, memegang benda, tersenyum, tertawa, berlari. Bukankah dibalik kekurangan itu, Allah selalu memberikan kelebihan? Bukankah tak akan ada habisnya ketika kita hanya memikirkan hal-hal yang fana?

Cobalah untuk membuat dua kolom di secarik kertas, satu kolom berisikan nikmat yang Allah berikan padamu, dan satu kolom lagi berisikan maksiat yang pernah kamu lakukan terhadap-Nya. Lihatlah apakah nikmat-Nya yang lebih banyak atau justru maksiat yang kau lakukan terhadap-Nya lebih banyak?

Ketika kita terus melihat kehidupan yang berada di atas, maka selamanya kita akan terjebak pada rasa tidak puas dan keluh kesah itu. Tetapi, lihatlah kehidupan yang berada di bawah kita, lihatlah orang-orang yang tidak lebih beruntung, mereka tetap bersabar dan bersyukur. Ya, kau lebih beruntung, bagaimanapun keadaanmu. Kau harus berpikir seribu kali jika ingin mengeluh!

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 7.80 out of 5)
Loading...
Mahasiswi Pertanian UGM. Merantau dari Tangerang Selatan, Banten. Anak ke 1 dari 3 bersaudara.

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization