Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Episode Anak Bebek

Episode Anak Bebek

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (cipto.net)
Ilustrasi (cipto.net)

dakwatuna.com – Bahkan, dalam beberapa hari setelah menetas mereka sudah mampu mengais tanah untuk mencari cacing tanah, dan mempunyai cara untuk mengeringkan tubuhnya setelah berenang di kali, tanpa merengek meski dalam kondisi kedinginan.

*****

Diam, menunduk. Mengisi hening dengan lantunan muhasabah. Sendiri, di sini, bercakap dengan sepi untuk mengais kekuatan diri. Mendekat, terus mendekat, pada-Nya. Menutup bilik hati agar tak ada celah setan menyusup.

Perlahan, aku seka dinding bilik hati ini agar tak ada debu ego dan keangkuhan yang mengkontaminasi, penuh kehati-hatian, membingkai hati dengan tafakur diri, abaikan pembenaran naluri.

Dan, dalam hening. Di antara sepi yang membisik, Dia kirimkan episode anak bebek untukku bercermin. Lihatlah Ndra, lihatlah anak bebek yang dahulu sering kamu lihat setiap pagi di kebun samping rumah simbah. Dengan kondisi tubuhnya yang belum tumbuh sempurna, pada fase pertumbuhan awal hidupnya, ia telah mampu berjuang mengais tanah mencari cacing untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lihat pulalah, saat ia berjuang mengeringkan bulu-bulunya setelah berenang di kali, di saat anak-anak ayam masih menikmati hangatnya perlindungan dari sang induk, mereka telah bisa bagaimana cara mengeringkan bulunya agar suhu tubuh kembali hangat. Mereka memahami takdir, tak pernah menuntut agar bisa bersanding dengan induk layaknya anak ayam.

Allah menjadikan aku suka anak bebek bukan tanpa alasan, tidak. Dia mengokohkan kerapuhanku melalui cerminan yang tampak pada ketangguhan anak bebek. Agar aku tak (lagi) terpasung pada belenggu ruang lara yang mengoyak sendi keimanan hati.

Allah, Dia ada di dekatku, menggenggam erat hatiku dengan Cinta-Nya yang maha dahsyat, mendekap terus mendekap agar tak meringkuk kedinginan dalam atmosfir ekosistem yang beku. Allah … Dia yang merangkul, saat hati ini hampir terpelanting dalam jurang keputus-asaan, menjaga agar tetap seimbang dan tak lapuk kemudian tumbang.

terhempas, lepas
memerdekaan diri dari belenggu kerapuhan.
bangkit, terus melaju
dalam sendiri, pada hati yang merindu
tak ada kehilangan yang bertutur
melainkan ikhlas yang berfatwa
memahami, mengerti
takdir tak pernah salah bidik
mengokohkan hati yang mengimani
bukan mencabik dengan luka

Dengarkan, dengarkan senandung cinta-Nya. “Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan kami pasti akan memberi balasan pada orang yang SABAR dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS.An-Nahl: 96)

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (4 votes, average: 9.50 out of 5)
Loading...
Sosok biasa yang terus belajar untuk menjadi luar biasa, karena-Nya ...

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization