Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair (halaman 76)

Puisi dan Syair

Cinta Itu…

Cinta itu abstrak, Bahkan sang pecintapun tak mengerti, Apa itu yang bernama cinta, Lezatkah ia, nikmatkah ia, menyedihkankah ia. Sang pecinta hanya paham, Bila cinta merasuki dunianya, Menjadikan sebuah oase, Di tengah hiruk pikuk masalah yang menerpa.

Baca selengkapnya »

Pelukan Alam

Ku lirik biru langit yang menjadi nuansa, Arakan awan pengiring langkah, Mentari yang menyapaku dengan teriknya, Warna hijau yang memelukku, Warna coklat tempat ku bertumpu. Peluh ini menjadi saksi, Di sepanjang tapak-tapakku berjejal, Mendaki medan terjal berkerikil, Bernaung ketakutan yang meraja, Merasuki tiap sendi nadiku.

Baca selengkapnya »

Nestapa Dunia

Pernah kala matahari menyala terang aku berdiri, Menggandeng tangan seorang wanita berkerudung nan cantik, Keringat mengucur tanda teriknya hari, Ku dapatkan usapan lembut tisu di dahiku darinya. Berdua berjalan di sebuah pusat kebudayaan-sebagaimana dahulu dikenal, Bagai berjalan di gurun Sahara, Memasuki jalan-jalan becek mencari tujuan, Tapi ku terheran-heran.

Baca selengkapnya »

Mungkin Saatnya Kita Menangis

Ketika menghidupkan malam sudah hilang kelezatannya... Ketika Masjid Mulai ditinggalkan... Ketika berkumpul dengan orang shalih terasa hambar... Ketika Hati tak lagi merindu... Ketika diri semakin Terbelenggu... Ketika kegelisahan dan keraguan bercampur menjadi satu... Dan seolah ingin melepaskan semuanya tapi diri ini merasa berat...

Baca selengkapnya »

I Can’t Stop Loving YOU

Rabb, nafas demi nafas yang kuhirup tiada harga, Kau berikan padaku dengan cinta. Rabb, nikmat demi nikmat dunia Kau silih pergantikan, selalu saja namun Kau tak pernah mengazabku secara langsung kala ku lupa bersyukur. Rabb, ujian demi ujian bagiku, setelah kucermati, tak pernah melebihi derita dakwah NabiMu, yang diejek dan ditertawakan dalam amal. Aku menjadi malu kalau tak mampu sabar seperti khalil-Mu.

Baca selengkapnya »

Iman Sang Pelaut

Saat mentari hendak berlalu, Aku di tengah laut, Menggenggam gayung mengayun di atas perahu, Ketika panggilan Ilahi samar-samar terdengar, Terasa arus laut berhenti, Terasa angin laut melambat, Ku berhenti Mendayung, Tuk menjawab seruanNya...

Baca selengkapnya »

Buntu

Buntu, dalam labirin itu, gelap, pekat, berjalan ke sana, tak bertemu siapa-siapa, berjalan ke sini, tak ada yang menanti, aku harus bagaimana? Buntu, hanya bisa berdiam kelu, hening, sepi, tak ada lawan bicara, hanya ada dedaunan cemara, menyendiri dan terasa hampa, mencari jalan keluar yang tak jua jumpa, aku harus bagaimana?

Baca selengkapnya »

Ketika Sepi Semakin Menyepi

Kulihat sepinya sebuah peradaban, Ketika sepinya kegiatan dibarengi kesepian semangat, Inilah potret para pengemban peradaban, Yang ukhuwahnya sudah mulai memudar. Kulihat gersangnya semangat pewaris kejayaan, Duduk termenung penuh kesenduan, Seakan-akan habis ikut muhasabah seharian, Lantaran sepinya komitmen kedatangan jundi-jundi pilihan.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization