Internasional

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terlibat perang twit dengan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu.

Demonstran memenuhi jalanan kota-kota di seluruh dunia menuntut Israel bertanggung jawab atas pembantaian rakkyat Palestina.

Kementerian Luar Negeri Turki meminta kepada Duta Besar Israel Eitan Naeh untuk meninggalkan Ankara. Ini sebagai imbas dari pembantaian Pasukan Israel secara membabi buta kepada warga Palestina dalam aksi damai di Jalur Gaza.

Dalam kesempatan tersebut, Bozdag juga mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari. Ini sebagai bentuk solidaritas terhadap para korban yang gugur di Palestina.

Kemenlu Israel menyebut telah mengundang 86 negara yang memiliki perwakilan diplomatik di Tel Aviv. Dari jumlah tersebut ada 33 negara yang konfirmasi untuk hadir.

Perjuangan itu harus berakhir pada Senin (14/05) kemarin. Tubuh kurusnya terkena peluru pasukan Israel dan membuatnya gugur di medan pertempuran. Ia syahid bersama dengan 55 orang lainnya. Tubuhnya berlumuran darah, seperti ribuan korban luka lainnya.

Pasukan Israel melakukan pembantaian terhadap massa aksi 'Jutaan Kepulangan Palestina' dalam rangka 70 Tahun Nakbah. Hingga saat ini, jumlah korban baik yang gugur maupun terluka kian bertambah.

Amerika Serikat membuka secara resmi kantor baru kedutaan besar di Arnona, Al-Quds barat, Senin (14/05). Setidaknya tiga hal mewarnai peresmian tersebut, yaitu desakan Amerika, kegembiraan Israel dan kemarahan Palestina.

Ribuan massa aksi Palestina yang mendekati perbatasan Gaza dihadang dengan tembakan peluru oleh Pasukan Israel. Sementara di Tepi Barat, aksi serupa juga digelar untuk memperingati 70 tahun Nakbah dan menolak pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Al-Quds.

Erdogan juga menyebut Washington mengiming-imingi uang kepada negara yang mendukung keputusannya.