Proses penciptaan alam semesta terjadi dalam enam masa. Dari sejumlah ayat Al-Quran yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-33 tersebut dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut: Masa I penciptaan langit pertama kali, Masa II pengembangan dan penyempurnaan, Masa III pembentukan tata surya termasuk bumi, Masa IV evolusi bumi, Masa V pengiriman air ke bumi melalui komet, dan Masa VI proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia.
Baca selengkapnya »Maghrib: Batas Hari dalam Kalender Islam
Karena terbentur pada masalah hukum ibadah, mungkin juga ada yang memodifikasi ketentuannya. Walau sudah ijtimak dan terlihat bulan sabit siang hari, ketentuan ibadahnya mulai Maghrib seperti lazimnya.
Baca selengkapnya »Bulan Sabit Siang Hari Bukan Hilal Penentu Awal Bulan
Masalah penentuan awal bulan qamariyah Hijriyah, khususnya Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, tidak terlepas dari upaya pengamatan (rukyat) hilal sesuai dengan contoh Rasul. Rukyat selalu dilaksanakan sesudah maghrib. Hilal adalah bulan sabit pertama yang teramati sesudah maghrib. Namun, pengamatan hilal yang muda sangat sulit, karena hilal yang sangat tipis itu sering kali terganggu oleh cahaya senja (syafak) akibat hamburan cahaya matahari oleh atmosfer.
Baca selengkapnya »Konsistensi Historis-Astronomis Kalender Hijriah
Kalender hijriah ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khathab, 17 tahun setelah hijrahnya Rasulullah SAW. Keputusan itu muncul setelah dijumpai kesulitan mengidentifikasikan dokumen yang tak bertahun. Hijrah Rasulullah akhirnya sepakat dipilih dari sekian usulan alternatif acuan tahun Islam, karena saat itulah titik awal membangun masyarakat Islami.
Baca selengkapnya »Memahami Jatuhnya Asteroid di Rusia 2013, Indonesia 2009, dan Sudan 2008
Jatuhnya asteroid di Chelyabinsk, Rusia Tengah, pada Jumat 15 Februari 2013 pukul 09.20 waktu setempat (10.20 WIB) menarik perhatian publik internasional karena menciderai lebih dari 1000 orang (lihat video di atas). Media massa menyebutnya hujan meteor. Sesungguhnya bukan hujan meteor. Itu asteroid yang masuk ke atmosfer yang tampak sebagai bola api sangat terang, bahkan lebih terang daripada matahari pagi itu.
Baca selengkapnya »Fenomena Matahari dan Hikmahnya
"Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Demi bulan ketika mengiringinya. Demi siang ketika menampakkannya. Demi malam ketika menutupinya. Demi langit dan (Allah) yang membangunnya. Demi bumi dan (Allah) yang menghamparkannya. Demi jiwa dan (Allah) yang menyempurnaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa kefasikan dan ketakwaan. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa. dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya." (QS. Asy Syams: 1-10)
Baca selengkapnya »Pelangi dan Hikmahnya
Kombinasi proses pembiasan dan pemantulan cahaya matahari oleh butir-butir air hujan menghasilkan pelangi yang indah melengkung di langit. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu adalah warna lengkapnya yang mengungkapkan hakikat warna cahaya matahari. Keragaman warnanya hanya ditampakkan untuk menunjukkan keindahan.
Baca selengkapnya »Menuju Titik Temu Hisab Wujudul Hilal dan Hisab Imkan Rukyat
Jalan menuju persatuan terbuka lebar. Titik temu harus terus kita upayakan, walau awalnya terasa berat. Ego organisasi harus sama-sama kita tanggalkan demi ummat. Keseragaman mengawali Ramadhan dan mengakhirinya dengan Idul Fitri, serta dalam melaksanakan Idul Adha merupakan syiar yang luar biasa untuk menunjukkan bahwa ummat Islam bisa bersatu.
Baca selengkapnya »Kita Kritisi Wujudul Hilal, Tetapi Kita Semua Mencintai dan Menghormati Muhammadiyah
Kali ini saya ingin menulis hal non-teknis, karena saya banyak disalahpahami terkait kritik saya terhadap hisab wujudul hilal Muhammadiyah. Kritik demi kebaikan bersama pernah juga saya sampaikan kepada saudara-saudara kita di NU dan ormas-ormas Islam pengamal rukyat ketika ada hasil rukyat kontroversial saat sidang itsbat penentuan awal Dzulhijjah 1422/Februari 2002. Saat itu posisi bulan sangat rendah dan dari 34 lokasi pengamatan di seluruh Indonesia tidak ada yang melaporkan terlihatnya hilal, kecuali di Cakung.
Baca selengkapnya »Wujudul Hilal Tidak Ada Dasar Pembenaran Empiriknya
Ketika Muhammadiyah mengumumkan Idul Fitri jatuh pada 30 Agustus 2011, yang berbeda dari keputusan sidang itsbat, banyak orang yang mencari bukti pembenarannya. Bukti pertama yang ditunjukkan adalah kesaksian di Cakung dan Jepara. Bukti kedua yang banyak disebut adalah kesamaan dengan banyak negara. Tepatkah pembenaran itu? Sama sekali tidak tepat.
Baca selengkapnya »