Duhai jiwa yang merindukan kebahagiaan. Hiasilah diri dengan penuh keimanan dan keyakinan kepada Allah Ta’ala, sematkanlah di dalam dada kita, karena jika kita lengah dan mengenyampingkan iman yang ada di dalam diri ini, niscaya kita akan ikut terseret ke dalam derasnya arus kehidupan yang penuh dengan tipu daya, apalagi sebagaimana kita ketahui di zaman sekarang tidaklah mudah mencari lingkungan, teman curhat, tempat bekerja bahkan sarana yang shalih, kita tidak harus begitu saja menerima keadaan yang kurang baik di sekitar kita, akan tetapi kita jualah yang menjadi mesin pengubah untuk kehidupan yang lebih bermakna bagi sesama. Jadilah pribadi-pribadi yang bisa memberikan perubahan, paling tidak kita bisa menjadi manusia yang baik tanpa harus hidup dengan tuntutan orang lain.
Baca selengkapnya »Indikasi Ketidakbahagiaan dan Tolak Ukur Bahagia
Dalam kehidupan ini tentu manusia akan bergesekan dengan satu sama lainnya sebagai makhluk sosial, maka tak heran jika ada orang yang merasa iri dengan kelebihan dan prestasi yang dimiliki oleh orang lain. Hal ini adalah sesuatu yang wajar jika kita tidak memasukkannya ke dalam hati dan menjadikan iri di sini sebagai motivasi agar kita bekerja lebih keras lagi.
Baca selengkapnya »Bahagia itu Mudah
Sungguh, berbahagia tidaklah sulit. Berbahagia adalah hak setiap manusia yang Allah Ta’ala karuniakan sebuah segumpal darah bernama hati di dalam dadanya manusia. Bahagia tidaklah sesulit yang dibayangkan. Karena bahagia bukanlah beban yang memberatkan di setiap pundak manusia.
Baca selengkapnya »Refleksi Sebuah Pernikahan: Mengenal Dua Karakter Manusia
Adapun mereka yang menikah di usia tua, secara otomatis jarak antara buah cinta (baca: anak) dengannya menjadi terlampau jauh. Belum lagi jika kita bicara tentang takdir, kita tidak tahu kapan pastinya akan diwafatkan oleh Allah Ta’ala.
Baca selengkapnya »Membaca Fenomena: Telat Menikah Yang Dipaksakan
- “Dan sangat mudah bagi Allah Ta’ala dibukakan jalan dan didekatkan jodohnya paska pernikahan sang adik. Adapun menunda-nunda pernikahan dengan alasan tradisi yang membelenggu diri hanya akan menambah masalah dan beban pikiran para orangtua dan putra-putri mereka khususnya.”
Baca selengkapnya »Konsep Menjemput Jodoh (Bagian ke-2)
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu.
Baca selengkapnya »Konsep Menjemput Jodoh (Bagian ke-1)
Menjemput biasanya di iringi dengan proses atau persiapan-persiapan, menjemput anak pulang dari sekolah, menjemput bola, menjemput keluarga, saudara, kerabat dan handai taulan di bandara, stasiun atau terminal misalnya. Akan menjadi lebih bermakna jika seseorang atau mereka yang kita jemput adalah orang-orang terdekat dan mempunyai kedudukan di hati kita.
Baca selengkapnya »Nuansa Lebaran di Negri Seribu Benteng Maroko
Bicara lebaran tentunya masing-masing orang punya persepsi yang berbeda, mulai dari proses penyambutan, tradisi-tradisi yang ada sampai pada pola hidup masyarakatnya. Dan kalau saya boleh ceritakan perihal lebaran di tanah Magrib ini sangat jauh berbeda dengan di tanah air, seperti tidak ada pawai bedug via kendaraan-kendaraan di malam takbiran, apalagi sampai pesta kembang api.
Baca selengkapnya »Indonesia Hari Ini
Indonesia hari ini memang berbeda, jika dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu, masa dimana saya menghabiskan masa kanak-kanak di sebuah desa terpencil dengan literatur masyarakatnya yang lemah lembut hingga akhirnya keluarga pindah ke kota kecil ikut dengan ayah yang kala itu selalu berpindah tempat untuk dinas kenegaraan, sekolah saya pun selalu berpindah-pindah, SD saja di habiskan di 3 sekolah yang berbeda.
Baca selengkapnya »Kontributor Dakwatuna “8 Tahun di Tanah Arab”
Hampir separuh umur dan raga ini dihabiskan jauh dari orang-orang terdekat dan tanah kelahiran saya di kota kecil Depok-Jawa Barat, walau pikiran ada di mana-mana tetapi hati selalu berada di tanah air dan hadir bersama mereka, segalanya berawal saat kanak-kanak pertama kali saya merasakan nuansa pesantren dengan sistem salaf ala Indonesia yang kental dengan suasana tradisional via salah satu kyainya yang kharismatik di daerah Bogor barat, saya menyebutnya Aa Sirot.
Baca selengkapnya »