Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Konsep Menjemput Jodoh (Bagian ke-1)

Konsep Menjemput Jodoh (Bagian ke-1)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Konsep ini adalah kelanjutan dari catatan sebelumnya di dakwatuna (Konsep menanti jodoh).

Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Menjemput biasanya di iringi dengan proses atau persiapan-persiapan, menjemput anak pulang dari sekolah, menjemput bola, menjemput keluarga, saudara, kerabat dan handai taulan di bandara, stasiun atau terminal misalnya. Akan menjadi lebih bermakna jika seseorang atau mereka yang kita jemput adalah orang-orang terdekat dan mempunyai kedudukan di hati kita.

Kita bisa membayangkan bagaimana perasaan seseorang yang sudah lama terpisah dari keluarga karena sang buah hati yang hendak di jemput telah lama meninggalkan Ibu pertiwi untuk menuntut ilmu atau bekerja di luar negri.

Dalam sebuah ungkapan:

Semakin besar frekuensi dan kuantitas seseorang terpisah dari keluarga dan orang-orang terdekat maka semakin besar pula kualitas kecintaan antara keduanya”. Tidak percaya….silakan buktikan!!

Proses menjemput ini bisa dibagi menjadi 2:

  1. Mandiri
  2. Perantara

Cara pertama adalah cara yang paling efektif, misalnya saat seorang ibu hendak menjemput anaknya pulang dari sekolah, tanpa banyak persiapan sang ibu pun bisa segera menemui buah hatinya, prosesnya pun tidak begitu rumit, karena sang ibu sudah tahu betul buah hatinya dan tujuannya pun jelas yaitu sekolah anaknya, dengan begitu persiapannya pun cukup dengan menyiapkan sarana transportasi, bisa dengan kendaraan pribadi, angkutan umum atau juga bisa dengan berjalan kaki jika sekolah tidak jauh dari rumahnya.

Adapun dengan cara kedua yaitu perantara juga tidak mengapa karena bisa jadi cara pertama terhalang oleh beberapa faktor seperti kesibukan orang tua, keadaan yang kurang mengizinkan atau alasan lainnya, yang terpenting adalah orang yang kita amanahi untuk menjemput buah hati benar-benar bisa mewakili dan membuat hati tenang karena kita percaya akan perantara tersebut.

Lalu…bagaimana dengan menjemput jodoh, tentu tidaklah sama dengan proses menjemput pada umumnya karena kita tahu jodoh adalah rahasia Ilahi, paling tidak ini hanya sebuah gambaran kecil akan setiap proses dalam sendi-sendi kehidupan karena hakikatnya manusia hanya diperintahkan untuk berikhtiar atau berusaha maksimal dengan cara-cara yang di ridhai Allah ta’ala, adapun konsep yang hendak kita tawarkan adalah sebagai analisa bersama, di antaranya:

1. Konsep Niat

Dalam kaidah fiqih dikatakan:

 الأمور بمقاصدها

”Al umuuru bimaqaasidihaa” atau setiap perkara itu tergantung atau ditentukan berdasarkan niatnya;

Kaidah ini sesuai dengan hadits Umar bin Khattab

إنما الأعمال بالنيات / Innama al a’maalu binniyaat

“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya”

Esensi niat

Begitu agungnya niat dalam ajaran Islam, sampai-sampai baik dan buruknya amal perbuatan di nilai dari tulus dan tidaknya niat seseorang, suatu perbuatan yang di niatkan semata-mata karena Allah ta’ala jelas akan berbuah pahala sebagai penambah timbangan kebaikan kelak di akhirat.

Begitu tidak mudahnya menjaga niat, sampai-sampai ini bisa menjadi penyebab di giringnya seseorang ke dalam api neraka, sedikit saja kita salah dalam menempatkan niat, maka akan berakibat fatal, kalaupun tidak di dunia, di akhirat itu adalah kepastian balasannya.

Sebagai contoh:

Seorang mujahid yang ingin di panggil seorang syahid dan pemberani…

Seorang penderma yang ingin dipanggil orang yang begitu dermawan…

Dan seorang yang ahli Qur’an yang ingin di panggil pribadi yang shalih, berilmu ataupun qori…

Itu semua akan terbantahkan di pengadilan Allah ta’ala, karena niat mereka yang melenceng dari jalurnya ketika hidup di dunia.

 Hampir saja kita tergelincir…..!!

 Hampir saja kita di giring ke api neraka…..!!

 Hampir saja kita salah dalam berniat…..!!

 Hampir saja…….!!

Selama kita masih bisa memperbaiki dan memperbaharui niat di dunia, maka perbaikilah secepat dan sedini mungkin. Insya Allah harapan itu masih ada!!

Begitu tidak mudahnya mempelajari ilmu “Niat”, sampai-sampai sewaktu kami masih duduk di bangku kuliah Universitas Al Azhar di Kairo-Mesir, pembahasan hadits tentang niat selalu masuk dalam diktat kuliah setiap tahunnya, padahal dari teks dan pembahasan haditsnya selalu tidak jauh berbeda.

Saya dan teman-teman kampus juga pernah mendiskusikan betapa seringnya pembahasan ini di pelajari, hingga akhirnya perlahan kami mulai memahami bahwa menjaga niat kedengarannya memang mudah tapi pada prakteknya justru sebaliknya.

Dalam penjelasan Shahih Bukhari yang di awali dengan pembahasan tentang wahyu pun tak luput masuk di dalamnya kajian tentang niat, ini menunjukkan kalau mempelajari, mengkaji dan mengamalkan ilmu niat sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.

Betapa utama dan mulianya amal para Sahabat Rasulullah, sampai-sampai kebaikan kita berupa berbagi kepada sesama dengan nominal yang besar atau seberat gunung Uhud pun belum tentu bisa menyaingi dermanya para sahabat walau hanya sebiji kurma yang begitu ringan, ini semua karena niat yang begitu tulus serta hati mereka senantiasa terjaga dan tunduk ruduk patuh kepada Allah ta’ala.

Jujur saja, kalau kami boleh membuka sedikit rahasia, sebenarnya antara ikhlas dan riya (Beramal agar di lihat orang) itu berbeda tipis yaitu sekitar 1 cm atau mungkin kurang dari itu karena saking tipisnya.

Sebagai contoh, shalatnya seseorang yang bisa saja khusyu’ di rakaat pertama, tiba-tiba pada rakaat kedua lewatlah di depannya orang yang punya kedudukan di matanya:

Entah itu calon mertuanya kah!!

Direkturnya kah!!

Bosnya kah!!

Calon istrinya kah!!

Calon suaminya kah!!

Pejabat Negara kah!!

Dan tokoh masyarakat kah!!

Bagi mereka yang senantiasa menjaga niatnya bisa saja tetap khusyu’ hingga rakaat terakhir, tapi lain halnya bagi orang yang niatnya kurang kuat atau lemah, bisa saja shalatnya dibuat menjadi lebih indah agar tampak baik di hadapan orang yang tidak sengaja melihatnya shalat.

Nah…..kalau sudah begini adakah hubungan antara niat dengan menjemput jodoh?!………

Hubungan jelas ada bahkan sangat erat bak cicak yang sedang menempel di dinding atau seorang bayi yang ada dalam gendongan dan pangkuan ibunya, adapun tahapan-tahapan yang perlu kita perhatikan di dalam konsep pertama sebagai berikut:

  1. Pastikan awali proses penjemputan ini dengan niat yang kuat
  2. Niatkan semata-mata untuk beribadah dan mengharap ridha dari Allah ta’ala
  3. Bukan hanya berniat tapi tancapkanlah niat dalam-dalam di dada kita
  4. Semakin kuat niat seseorang maka semakin besar pula usaha yang akan di tempuh.
  5. Dan yang terakhir pastikan juga kita rajin meng-update niat jika memang di perlukan.

Kalau kita sudah siap berniat untuk menjemput jodoh, sekarang mari beralih ke konsep selanjutnya. Semoga di mudahkan Allah ta’ala…

2. Konsep Berpikir

Sejatinya Allah jadikan kita terlahir dan hidup di dunia ini tiada lain mempunyai tujuan, oleh karenanya dikaruniakanlah akal kepada setiap insan yang dengan itulah menjadi pokok pembeda antara manusia dan hewan.

Allah ta’ala senantiasa menjadikan syariat dan segala sesuatunya melainkan mempunyai tujuan, dalam Qur’an sangat jelas di terangkan, sebagai contoh:

  1. Perintah Shalat = لذكري/ untuk mengingat dan lebih dekat dengan Allah

وأَقم الصّلاةَ لذكري……

…..dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Qs: Thaahaa ayat 14 juz 16)

  1. Puasa = لعلكم تتقون /agar menjadi pribadi yang bertaqwa

ياأيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, )َ Qs: Al Baqarah ayat 183 juz 2).

  1. Membayar zakat = تطهرهم وتزكيهم بها/mensucikan diri dari penyakit cinta dunia berlebih

خذ من أموالهم صدقة تطهرهم وتزكيهم بها……

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan….. (Qs: At Taubah ayat 103 juz 11)

  1. Pergi Haji = ليشهدوا منافع لهم/ supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka

وأذن في الناس بالحج يأتوك رجالا وعلى كل ضامر يأتين من كل فج عميق (*) ليشهدوا منافع لهم …

 Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (*) supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka…… (Qs: Al Hajj ayat 27-28 juz 17)

  1. Menikah = لتسكنوا إليها/ supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya

ومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجاً لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة…..

21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang…… (Qs: Ar Ruum ayat 21 juz 21)

Dalam penciptaan malam dan siang yang silih berganti pun Allah ta’ala jadikan tujuan bagi hamba-hambaNya yang beriman sesuai dengan petunjuk Al Qur’an:

وهو الذي جعل الليل والنهار خلفة لمن أراد أن يذكر أو أراد شكورا.

62. Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (QS: Al Furqaan ayat 62 juz 19)

ومن رحمته جعل لكم الليل والنهار لتسكنوا فيه ولتبتغوا من فضله ولعلكم تشكرون

73. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (QS: Al Qashash ayat 73 juz 20).

Saatnya memulai berpikir. Yuk

Jika kita perhatikan secara perlahan akan ayat Ilahi di surat Al Furqaan dan Al Qashash mengenai hakikat penciptaan malam dan siang serta dijadikannya silih berganti tiada lain adalah supaya kita berpikir.

Iya…. “Berpikir dan terus berpikir”.

Dari hari ke hari, malam demi malam, siang demi siang, hidup ini senantiasa terus bergerak, umur pun semakin bertambah seiring dengan pergantian hari tersebut.

Sebagai manusia yang Allah ta’ala anugerahkan hati nurani dan akal sehat, tentunya mereka akan memikirkan langkah-langkah positif dan bermanfaat dalam hidupnya.

Adapun hidup ini senantiasa bergerak untuk menyempurnakan titik demi titik menuju fokus yang di harapkan yaitu husnul khatimah di akhir hayat dan mendapat ridha Allah semata, semakin hari semakin banyak pula hal-hal yang harus di persiapkan dan di pikirkan.

Dalam konsep yang ke-2 ini, ada beberapa point setelah konsep niat, di antaranya:

  1. Berpikir positif setelah berniat menjemput jodoh
  2. Berpikir kalau umur kita semakin saja bertambah
  3. Berpikir kalau memang kita sudah siap menikah, mau tunggu apa lagi!!
  4. Mau tunggu mapan, kaya raya dengan segudang jabatan itu boleh-boleh saja tapi kita juga harus flexible dengan keadaan psikologis.
  5. Niatkan proses penjemputan ini semata-mata ingin menjaga diri dan menjauhi murka Allah ta’ala.
  6. Berpikir cepat dan berani menerima resiko atas keputusan kita
  7. Dan jangan lupa terus berusaha keras menuju kehidupan layak dan berdoa.

Dalam proses berpikir ini tidaklah butuh banyak perangkat atau sarat-sarat guna menyempurnakan konsep melainkan hanya membutuhkan ‘Hati nurani’ dan ‘Akal sehat’ untuk mencapai proses berpikir yang jernih sesuai dengan yang diharapkan dan di ridhai Allah ta’ala, bagaimana…..siap kan!! Mari kita lanjut ke konsep berikutnya.

3. Konsep pemahaman 

Allah ta’ala berfirman dalam surat Ar Ruum ayat 40 juz 21:

الله الذي خلقكم ثم رزقكم ثم يميتكم ثم يحييكم هل من شركائكم من يفعل من ذلكم من شيء سبحانه وتعالى عما يشركون.

40. Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.

Mari kita perhatikan ayat yang ada di konsep ke-3 ini:

– الله الذي خلقكم = Allah-lah yang menciptakan kamu

– ثم رزقكم = kemudian memberimu rezki

Kita tidak pernah meminta untuk di lahirkan ke dunia ini dalam keluarga, keadaan ekonomi, sosial dan budaya tertentu, oleh karenanya dalam bahasa Al Qur’an pun menggunakan kata-kata خلق (Kholaqo) yang artinya menciptakan.

Penciptaan ini berawal dari ketiadaan menjadi ada, dan kata-kata ‘Menciptakan’ ini menjadi pembeda antara penciptaan nabi Isa yang lahir tanpa ayah dengan izin dari Allah ta’ala dan kehadiran nabi Yahya dengan menggunakan kata ‘melakukan atau berbuat sesuatu’ yang terlahir dari orang tuanya yaitu nabi Zakaria yang sudah tua renta sebagaimana di jelaskan oleh syeikh Muhammad Marsu salah satu ulama kenamaan di kota Tanger-Maroko bagian utara.[1]

  1. Penciptaan Nabi Isa dalam surat Ali Imran ayat 47:

قالت رب أنى يكون لي ولد ولم يمسسني بشر قال كذلك الله يخلق ما يشاء إذا قضى أمرا فإنما يقول له كن فيكون

47. Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia.

Di ayat ini menggunakan kata خلق- يخلق (menciptakan), mari kita perhatikan:

– الله يخلق ما يشاء = “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.

  1. Kelahiran nabi Zakaria di surat Ali Imran ayat 40:

قال رب انى يكون لي غلام وقد بلغني الكبر وامراتي عاقر قال كذلك الله يفعل ما يشاء

40. Zakariya berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?” Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.”

Di ayat ini tidak menggunakan kata خلق- يخلق (menciptakan), melainkan فعل- يفعل) Melakukan perbuatan/berbuat sesuatu) yang memiliki makna berbeda satu sama lainnya sesuai dengan esensi ayat dan karunia yang Allah ta’ala miliki atas makhlukNya, mari kita perhatikan:

– الله يفعل ما يشاء = “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.”

Dengan demikian penciptaan manusia itu sendiri adalah:

Sesuatu yang bisa menjadi renungan bagi kita!!

Sesuatu yang luar biasa!!

Sesuatu yang besar!!

Walaupun penciptaan manusia itu sendiri tidaklah lebih besar daripada penciptaan langit dan bumi.

لخلق السموات والأرض أكبر من خلق الناس ولكن أكثر الناس لا يعلمون

57. Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS: Ghaafir ayat 57 juz 24).

Dalam bahasa Arab kata agung atau besar bisa berarti عظيم (adhiim) atau dalam konteks kekinian bisa di artikan sebagai sesuatu yang ‘Waaaw’, jika orang Arab sudah mengucapkan kata adhiim, ini berarti mempunyai makna mendalam baginya, kebiasaan masyarakat Mesir dan negara-negara Arab umumnya jika hendak bersumpah mereka menggunakan lafazh والله العظيم (Wallahi al Adhiim) yang artinya ‘Demi Allah yang maha besar’.

Hakikat penciptaan Manusia

أولم يتفكروا في أنفسهم……

8. Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?…. (QS: Ar Ruum ayat 8 juz 21).

وفي الأرض آيات للموقنين ” وفي أنفسكم أفلا تبصرون

20. Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. 21. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (QS: Adz Dzaariyaat ayat 20-21 juz 26).

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS: Adz Dzaariyaat ayat 56 juz 27).

Ayat-ayat yang kami sebutkan sudahlah cukup untuk sedikit menggambarkan hakikat penciptaan manusia yang tiada lain adalah untuk mengabdi kepada sang pencipta yang maha pengasih lagi maha penyayang dengan melihat diri kita sendiri sebagai bahan renungannya.

Tentunya kita semua sadar kalau manusia tidaklah kuasa untuk bisa hadir di dunia ini, bahkan kita sendiri tidak kuasa untuk bisa menghadirkan seorang bayi yang lucu, imut, mungil lagi menggemaskan dan menentukan anak laki-laki atau perempuan untuk menjadi anak kita kelak, melainkan semua itu terjadi dengan izin dari Allah ta’ala. Bukankah demikian!!……

Jika kita mau belajar untuk memahami ayat-ayat Allah ta’ala dengan sebenar-benar pemahaman akan penciptaan diri kita yang tiada lain untuk beribadah di setiap detik yang senantiasa menghiasi hari-hari kita.

Maka kita akan menjadikan proses Menjemput jodoh ini sebagai sebuah rangkaian ibadah menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, kalau makan dan minum saja bisa menjadi ibadah jika di niatkan semata-mata karena Allah ta’ala dan bukan untuk sekadar bertahan hidup saja, apalagi dengan niat kita yang hendak mengikuti sunah Rasulullah yaitu menyempurnakan agama dengan menjemput calon pendamping kita untuk segera di nikahi.

Tentu ini adalah perbuatan yang mulia apalagi jika tujuannya untuk menjaga kehormatan dan harga diri di tengah zaman yang semakin menggoda dengan segala perhiasan dunia dan di tambah umur yang makin bertambah. Bagaimana…siap kan…Semoga!!

Hakikat Rizki

Setelah kita belajar untuk membaca, mempelajari, memahami dan merenungkan hakikat akan ayat penciptaan

– الله الذي خلقكم = Allah-lah yang menciptakan kamu

Mari kita lanjutkan untuk mempelajari ayat berikutnya:

– ثم رزقكم = kemudian memberimu rezki

Sesungguhnya Allah ta’ala lah yang memberikan rizki kepada manusia, dan rizki Allah amatlah luas, rizki Allah tidak saja sebatas materi atau uang yang melimpah, melainkan bisa berupa nikmat-nikmat berharga yang ada di sekitar kita, di antaranya:

  1. Kesehatan
  2. Keadaan menyenangkan dan waktu luang
  3. Jiwa yang kaya karena senantiasa merasa cukup
  4. Anak-anak yang shalih
  5. Kehidupan yang layak
  6. Menantu dan mertua yang bijak
  7. Jodoh idaman
  8. Dan masih banyak lagi

Dalam ayat lain di tegaskan bahwasanya Allah ta’ala lah sebenar-benar pemberi rizki:

وأمر أهلك بالصلاة واصطبر عليها لا نسألك رزقا نحن نرزقك والعاقبة للتقوى

132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa. (QS: Thaahaa ayat 132 juz 16).

Mari kita perhatikan ayatnya:

– لا نسألك رزقا. Kami tidak meminta rezki kepadamu

– نحن نرزقك = Kamilah yang memberi rezki kepadamu

Ayat ini di perkuat dengan ayat lainnya di beberapa surat, di antaranya:

……هل من خالق غير الله يرزقكم من السماء والأرض….

3………Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi?….. (QS: Faathir ayat 3 juz 22).

ولا تقتلوا أولادكم خشية إملاق نحن نرزقهم وإياكم…….

31. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu…. (QS: Al Israa’ ayat 31 juz 15).

إن الله هو الرزاق ذو القوة المتين

58. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS: Adz Dzaariyaat ayat 58 juz 27).

……وهو خير الرازقين

39………..dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (QS: Saba’ ayat 39 juz 22).

Allah sang maha kaya

Maha suci Allah dari segala kekurangan, maha suci Allah dari segala sesuatunya, sekalipun manusia yang ada di muka bumi ini semuanya kufur atau mengingkari akan nikmat-nikmat yang telah Allah ta’ala berikan kepada mereka, itu semua sama sekali tidak menjadikan Allah ta’ala miskin atau sempit, karena tanpa materi dari kita pun Allah ta’ala tetaplah maha kaya lagi maha terpuji.

إن تكفروا فإن الله غني عنكم……….

7. Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu……… (QS: Az Zumar ayat 7 juz 23).

Maksud ayat ini adalah manusia beriman atau tidak, hal itu tidak merugikan Tuhan sedikitpun. Iya…..tidak sedikitpun berpengaruh pada sang maha kaya, sang pemberi rizki dan sang maha luas karuniaNya.

Pesan ilahi ini senada dengan perkataan nabi Musa yang di abadikan dalam Al Qur’an dan terbingkai indah dalam surat Ibrahim ayat 8 juz 13:

وقال موسى إن تكفروا أنتم ومن في الأرض جميعا فإن الله لغني حميد

8. Dan Musa berkata: “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Karena pada hakikatnya semua yang ada di dunia ini adalah milik sang maha kaya dan sang maha terpuji.

لله ما في السماوات والأرض إن الله هو الغني الحميد

26. Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS: Luqman ayat 26 juz 21).

Adapun kita sebagai manusia hanya di berikan titipan berupa rizki, yang itu semua bisa berupa:

  1. Anak
  2. Istri
  3. Materi
  4. Umur
  5.  Jabatan
  6.  waktu
  7. dan lain sebagainya.

Dalam mempelajari konsep ke- 3 ini, sebenarnya sederhana dan mudah saja, kita hanya butuh menancapkan dalam-dalam keyakinan akan ayat-ayat Allah ta’ala dan memahaminya secara utuh akan karunianNya yang begitu luas untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Allah ta’ala senantiasa akan menolong hamba-hambaNya yang menikah karena ingin menjaga kehormatannya, bahkan menjamin rizkinya sesuai dengan isyarat dari Qur’an dan hadits:

وأنكحوا الأيامى منكم والصالحين من عبادكم وإمائكم إن يكونوا فقراء يغنهم الله من فضله والله واسع عليم

32. Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Qs: An Nuur ayat 32 juz 18).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ:” رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمْ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الْأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ ” قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ.

Dari Abu Hurairah menuturkan bahwasanya Rasulullah bersabda: “Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. Abu Isa berkata, Hadits ini derajatnya hasan.[2]

Mari kita perhatikan, pelajari dan pahami secara perlahan dalil-dalilnya:

  1. Al-Qur’an:

– إن يكونوا فقراء يغنهم الله من فضله = Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya

  1. Al Hadits:

– ثَلَاثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمْ = Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka.

  1. الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ = Seorang mujahid fi sabilillah
  1. وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الْأَدَاءَ = Seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka
  1. وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ = Seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya.

Cara Allah ta’ala menjamin dan memampukan hambanya di antaranya dengan “Kecukupan”. Sebagai contoh:

Penghasilan seorang bujang sebesar 500 dollar perbulan bisa saja kurang bahkan cepat habis tanpa disadarinya, nah….berbeda saat sang bujang tadi telah menikah dengan penghasilan yang sama yaitu 500 dollar perbulan, otak kanan sang bujang pun bermain dengan menghemat pengeluaran dan lebih cermat dalam menggunakan hartanya, di tambah lagi dengan keajaiban-keajaiban dari langit yang tidak disangka-sangka akan karunia Allah ta’ala tentang keutamaan menikah.

Bukan tanpa alasan Allah ta’ala menjamin orang yang telah menikah lalu secara tiba-tiba menjadi kaya raya tanpa adanya usaha, pertolongan Allah ta’ala di sini bisa kita artikan beragam, di antaranya:

  1. Di buka dan di cerahkan pikirannya
  2. Munculnya rasa tanggung jawab
  3. Hidup menjadi lebih bergairah dengan kasih sayang
  4. Menjadi lebih produktif
  5. Semakin bijak dan dewasa
  6.  Pertolongan Allah dengan makna sebenarnya dan itu sangat mudah bagiNya.

Dengan memahami konsep ini, insya Allah kita akan mantap melangkah untuk menyegerakan menjemput sang gadis atau janda lalu menikah, tentunya dengan motivasi yang kuat dari diri sendiri, tanpa adanya dorongan dari diri sendiri, itu sama saja kita bermimpi di siang bolong atau mengukir di atas air, bermimpi tanpa adanya karya nyata dan mengukir tanpa adanya kejelasan.

Maka….segerakanlah bangun dari mimpi dan bergegas bangkit menjemput mimpi Anda menjadi nyata dengan mengucap ‘Bismillah’. Bagaimana….mudah kan!

Bersambung ke konsep menjemput jodoh bagian ke-2 (Insya Allah)…

Catatan Kaki:

[1] Kajian Ramadan di Ma’had (pondok) Al-Manar kota Tanger-Kerajaan Maroko

[2] Hadits Riwayat Tirmidzi

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (13 votes, average: 8.69 out of 5)
Loading...
Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Bandung (UNISBA) & PIMRED di www.infoisco.com (kajian dunia Islam progresif)

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization