Topic
Home / Drs. Dedi Irwan (halaman 2)

Drs. Dedi Irwan

Lahir di Batusangkar tanggal 28 September 1967. SD sampai SMA di Batusangkar dan menamatkan S1 pada Fakultas Tarbiyah IAIN �Imam Bonjol� Batusangkar. Tamat April 1993 dan kemudian mengajar di MTSN Batusangkar sebagai tenaga honorer. Tahun 1992-2005 aktif mengelola kegiatan Pendidikan dan Dakwah Islam di bawah naungan Yayasan Pendidikan Dakwah Islam Wihdatul Ummah. Tahun 1995 bersama aktivis dakwah lainnya, mendirikan TK Qurrata A�yun , tahun 2005 mendirikan SDIT dan PAUD. Semenjak tahun 1998 diangkat sebagai guru PNS dan mengajar di SMAN 2 Batusangkar sampai sekarang. Tahun 2012 mendirikan LSM Anak Nagari Cendekia yang bergerak di bidang dakwah sekolah dan pelajar diamanahkan sebagai ketua LSM. Di samping itu sebagai distributor buku Islami dengan nama usaha � Baitul Ilmi�. Sejak pertengahan Desember 2012 penulis berkecimpung dalam dunia penulisan dan dua buku sudah diterbitkan oleh Hakim Publishing Bandung dengan judul: "Daya Pikat Guru: Menjadi Guru yang Dicinta Sepanjang Masa� dan �Belajar itu Asyik lho! Agar Belajar Selezat Coklat�. Kini tengah menyelesaikan buku ketiga �Guru Sang Idola: Guru Idola dari Masa ke Masa�. Di samping itu penulis juga menulis artikel yang telah dimuat oleh Koran lokal seperti Padang Ekspress, Koran Singgalang dan Haluan. Nama istri: Riswati guru SDIT Qurrata A�yun Batusangkar. Anak 1 putra dan 2 putri, yang pertama Muthi�ah Qurrata Aini (kelas 2 SMPIT Insan Cendekia Payakumbuh), kedua Ridwan Zuhdi Ramadhan (kelas V SDIT ) dan Aisyah Luthfiah Izzati (kelas IV SDIT). Alamat rumah Luak Sarunai Malana Batusangkar Sumbar.

Jalan Terjal Mempertahankan Takwa

Agar derajat takwa selalu menghiasi diri dan mampu meneranggi hidup dalam menapaki jalan kebenaran. Apalagi di bulan Syawal yang identik dengan hari suka cita. Berbagai aktivitas silaturahmi dan mengunjungi tempat wisata menjadi pilihan banyak orang. Tak jarang justru dalam kegiatan tersebut menyebabkan seseorang lalai dan terlena. Ibadah yang telah dirasakan kelezatannya selama Ramadhan secara perlahan hilang dalam diri seseorang. Akibatnya kesholehan seseorang mulai redup dengan berlalunya Ramadhan. Sejatinya Syawal yang bermakna bulan peningkatan, harusnya ibadah kita juga semakin meningkat sebagai buah manis Ramadhan yang telah dinikmati. Di sinilah peran takwa sangat berguna dalam membuktikan kesuksesan Ramadhan kita.

Baca selengkapnya »

Menjaga Fitrah Insaniyah

Kiranya kita perlu merenungi hadits yang diriwiyatkan oleh at Tirmidzi,” Abu Hurairah berkata, suatu ketika Rasulullah memegang kedua tanganku lalu menyebutkan lima perkara, jagalah dirimu dari hal-hal yang diharamkan, engkau akan menjadi manusia yang paling baik ibadahnya. Terimalah pemberian Allah padamu, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling kaya. Berbuat baiklah kepada tetanggamu maka kamu akan menjadi mukmin sejati. Cintailah pada diri manusia seperti cintamu pada diri sendiri maka engkau akan menjadi muslim sejati. Janganlah terlalu banyak dalam banyak bercanda karena sesungguhnya banyak bercanda itu akan mematikan hati”

Baca selengkapnya »

Di Bawah Naungan Alquran

Sayyid Qutb, seorang ulama kontemporer menyeru kepada kita untuk hidup di bawah naungan Alquran –sebagaimana ia telah hidup di dalamnya- untuk menemukan rahasia, tabiat dan kunci-kuncinya. Dalam bukunya Fi Zhilalil Quran dia mengemukakan, “Hidup di bawah naungan Alquran, bukan berarti mempelajari Alquran dan membacanya serta menelaah ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya. Namun yang dimaksud di sini adalah hidup di bawah naungan Alquran adalah di saat manusia berada di bawah naungannya, dalam berbagai suasana dan kondisi, dalam bergerak, saat lelah, saat bertarung, dan saat sedih serta saat bergembira dan senang. Seperti yang terjadi pada masa awal turunnya Alquran!

Baca selengkapnya »

Menggapai Takwa di Bulan Ramadhan

Setelah Ramadhan amaliyah orang yang bertakwa bukannya berkurang apalagi hilang tanpa bekas. Akan tetapi justru semakin meningkat sebagai makna syawal yang dipahaminya. Orang yang bertakwa berjuang dengan susah payah untuk membuktikan ketakwaannya ba’da Ramadhan. Kebiasaan ibadah selama Ramadhan dilanjutkan di bulan Syawal sebagai bentuk kesuksesannya meraih derajat taqwa. Puasa syawal, tilawah Quran, memakmurkan masjid dan ibadah lainnya yang dibina selama Ramadhan tetap berlanjut. Demikianlah hakikat takwa yang menerangi kehidupan seseorang untuk meraih kemuliaan. Ayo mari kita gapai derajat takwa untuk menjadikan hidup bahagia dan indah.

Baca selengkapnya »

Jadikan Ramadhan Terbaik dalam Hidup

Dalam menjadikan Ramadhan terbaik dalam hidup ini, kita harus mampu memaknai Ramadhan sebagaimana Rasulullah dan sahabat memaknainya. Di sinilah kepahaman dan ilmu yang luas berkaitan dengan Ramadhan dan amalan yang di dalamnya harus dimiliki. Karena memang orang yang beramal dengan ilmu dan kepahaman yang benar akan meraih kualitas ibadah yang maksimal. Sebaliknya, orang yang beramal hanya sebatas ikut-ikutan atau tanpa ilmu maka yang akan diperolehnya sebanding dengan apa yang diusahakannya dan kualitas amalnya.

Baca selengkapnya »

Cinta Sahabat Pada Rasulullah SAW

Bagaimana Abu bakar Siddiq rela menanggung sakit yang bersangatan digigit ular ketika beliau bersama Rasul bersembunyi di gua Hira’ menghindari kejaran kafir Quraisy? Atau Ali bin Abi Thalib yang mengantikan posisi tidur Rasul ketika rumahnya dikepung pemuda Quraisy guna membunuh Rasulullah? Hal ini resikonya sangat jelas yaitu luka berat atau terbunuh. Kisah lain dalam perang Uhud, ada sahabat yang menjadi perisai untuk melindungi Rasul dari tembakan busur panah dari pasukan musuh dan di antara meraka banyak yang syahid di jalan Allah. Banyak lagi perjuangan dan pembelaan sahabat pada Rasulullah sebagai wujud cinta tulus mereka pada Rasul akhir zaman ini.

Baca selengkapnya »

Pemimpin yang Dirindu

Sejarah telah mencatat dengan tinta emas , tentang sosok pemimpin sejati yang telah hadir di bumi ini sebagai teladan yang berarti bagi pemimpin saat ini. Sebut saja, Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Abdul Aziz. Mereka telah melaksanakan amanah dengan baik dan mempesona. Bayangkan ! Sudah berabad-abad lamanya mereka tiada namun nama dan jasanya tetap terkenang sepanjang masa sampai dunia menutup usia. Mereka telah memberikan sesuatu yang berarti bagi rakyatnya dan telah mempersebahkan kebaikan untuk agamanya.

Baca selengkapnya »

Jangan Gampang Marah

Pengaruh sifat marah terhadap hati atau jiwa seseorang adalah dirinya sangat mudah menjadi pendendam, penghasut, berjiwa jahat, senang akan penderitaan orang lain dan sebaliknya, bahkan ingin menghabisi orang lain beserta karirnya. Begitu dahsyatnya bahaya marah, baik secara fisik dan fsikis maka kita jangan gampang marah. Kita harus berhati-hati dalam masalah ini. Ingat, orang yang kuat bukanlah orang yang berbadan kekar dan bisa membanting orang lain namun orang yang kuat itu adalah orang yang mampu menahan amarah dan meredam emosi di dalam dada.

Baca selengkapnya »

Memahami Hakikat Ibadah

Seluruh aktivitas kebaikan dan kerja kita hendaknya bisa bernilai ibadah. Makanya, kita harus memahami hakikat dan tujuan dalam beribadah .Secara garis besar ibadah terbagai atas dua yaitu ibadah Am (umum) , berupa kebaikan seperti belajar atau bekerja dalam rangka mencari keridhaan Allah dan ibadah khas (khusus), yakni ibadah yang sudah memiliki aturan yang jelas dan terukur seperti yang digariskan Rasul misalnya, shalat atau puasa.

Baca selengkapnya »

Lima Cara Jitu Mengambil Hati Anak Didik

seorang guru harus memiliki selling skill sebagai cara jitu baginya untuk menarik perhatian dan mengambil hati anak didiknya. Secara tekhnis, guru harus dibekali dengan metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga tatap muka yang dilakukan penuh warna dan gaya. Secara non teknis, guru harus memiliki performen atau penampilan yang memikat dan mempesona anak didiknya.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization