dakwatuna.com – Mesir. Presiden Kudeta Mesir, Abdul Fatah As-Sisi, mengeluarkan pernyataan normatif bahwa dirinya siap mundur dari jabatan yang direbutnya, tapi dengan syarat hal itu keinginan seluruh rakyat Mesir.
Sebagaimana diberitakan Aljazeera (23/12/2015), As-Sisi memperingatkan adanya aksi unjuk rasa menuntut dirinya mundur yang digalang melalui berbagai media sosial.
Hal itu disampaikan As-Sisi dalam pidato sambutan yang disampaikannya pada peringatan Maulid Nabi yang digelar Kementerian Wakaf Mesir pada Selasa malam kemarin waktu setempat (22/12/2015).
As-Sisi mengaku jika dirinya menjadi orang nomor 1 di Mesir berdasarkan kehendak rakyat yang memilihnya, bukan dengan kekuatan senjata. Aksi pihak-pihak yang menggalang meletusnya kembali revolusi rakyat menurutnya hanya akan membawa Mesir pada kehancuran.
Dalam hal ini, dalam beberapa minggu terakhir berkembang seruan di berbagai media sosial meminta rakyat Mesir kembali turun ke jalan memprotes krisis politik dan keamanan yang masih terus berlangsung.
Di antara pihak yang menyerukan itu adalah Gerakan 6 April yang berharap aksi dapat dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Revolusi 25 Januari di awal tahun 2016 nantinya.
As-Sisi sendiri naik ke puncak kekuasaan melalui kudeta militer yang dipimpinnya setelah aksi unjuk rasa 30 Juni 2013. Setelah memegang kekuasaan, rezimnya mengeluarkan undang-undang yang melarang aksi unjuk rasa tanpa seizin Kementerian Dalam Negeri (kepolisian), yang disahkan pada November 2013. (rem/dakwatuna)
Sumber: Aljazeera
Redaktur: Rio Erismen
Beri Nilai: