Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / Saingan Baru yang Ditakuti As-Sisi di Tubuh Militer Mesir

Saingan Baru yang Ditakuti As-Sisi di Tubuh Militer Mesir

Rivalitas baru di tubuh militer kudeta, Sidqi Subhi dan Abdul Fatah Sisi (mail.com)
Rivalitas baru di tubuh militer kudeta, Sidqi Subhi dan Abdul Fatah Sisi (mail.com)

dakwatuna.com – Mesir. Konflik di internal lembaga militer Mesir dikabarkan (21/4) kian meruncing dengan semakin dekatnya jadwal penyelenggaraan Pilpres Kudeta Mesir pada 27 Mei mendatang.

Perselisihan internal militer tersebut dikabarkan telah membuat cemas Arab Saudi dan Uni Emirat Arab jika akhirnya sampai mendorong terjadinya kudeta militer kembali terhadap tokoh sentral kudeta militer di Mesir, Abdul Fatah As-Sisi, kalau terpilih menjadi Presiden Kudeta nantinya.

Menurut sumber terpercaya yang dekat dengan petinggi militer Mesir, pertikaian dan persaingan tersebut menyangkut kursi Menteri Pertahanan. Abdul Fatah As-Sisi dikabarkan dalam keadaan cemas setelah sebelumnya memproteksi jabatan Menhan dengan Konstitusi baru hasil amandemen kudeta jika dirinya tidak berhasil menjadi presiden.

Sesuai Konstitusi Kudeta, pemilihan dan penunjukan Menhan dalam kabinet harus melalui mekanisme khusus di internal militer, yang mereduksi peran dan hak prerogatif Presiden.

Dan sekarang, jika As-Sisi berhasil menduduki kursi panas Presiden Mesir yang diimpikannya tersebut, dirinya pun khawatir terhadap Jenderal Sidqi Subhi yang telah menduduki kursi Menhan yang ditinggalkannya.

Setelah mengkudeta Presiden Mursi, As-Sisi berjuang keras untuk menggabungkan jabatan dan fungsi Menhan ke dalam jabatan Presiden, tetapi kelompok yang juga kuat di tubuh militer Mesir yang dipimpin oleh Sidqi Subhi berhasil menentang wacana tersebut.

Setelah gagal dengan idenya tersebut, As-Sisi berjuang untuk menjadikan kerabat dan orang dekatnya, Muhammad Hegazi, menggantikan dirinya menjadi Menhan, tetapi lagi-lagi digagalkan oleh kubu Subhi. Persaingan dua kubu akhirnya sementara ditutup dengan kesepakatan Hegazi menjadi Panglima Militer dan Subhi menjadi Menhan.

Meskipun demikian, persaingan kubu As-Sisi dan Subhi belum berakhir, karena As-Sisi masih berambisi untuk menggusur Subhi dari jabatan Menhan, jika terpilih menjadi Presiden nantinya dan mengangkat Hegazi sebagai penggantinya.

Hanya saja hal tersebut tidak diizinkan oleh Konstitusi hasil amandemen usulannya yang mengatur secara khusus pemilihan dan pengangkatan Menhan, bukan lagi mutlak hak prerogatif Presiden.

Patut dicatat bahwa sebelumnya Muhammad Hegazi hanyalah perwira militer dengan karir yang biasa hingga kemudian akhirnya diangkat menjadi Kepala Intelijen Militer Mesir oleh As-Sisi setelah kudeta, dan kemudian diangkat menjadi Panglima Militer menjelang pencalonan As-Sisi dalam pilpres.

Sementara Sidqi Subhi mewakili kelompok yang lebih banyak di tubuh militer Mesir, serta dikabarkan mendapat dukungan oleh mantan Kepala Badan Intelijen Mesir, Murad Muwafi, yang sebelumnya juga dikabarkan akan ikut dalam pilpres kudeta Mesir.

Persaingan internal di tubuh militer Mesir ini menjadi potret pertarungan vital yang akan dihadapi As-Sisi selaku orang yang telah berjuang untuk menjaga posisi Menhan agar tidak mudah diutak-atik Presiden Mesir, tetapi akhirnya terpaksa memberikan posisi itu untuk orang yang berpotensi besar akan menggulingkannya nanti, sebagaimana yang dilakukannya terhadap Presiden Mursi. (paltimes/rem/dakwatuna)

Redaktur: Rio Erismen

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumnus Universitas Al-Azhar Cairo dan Institut Riset dan Studi Arab Cairo.

Lihat Juga

Nilai Mata Uangnya Terus Anjlok, Krisis Ekonomi Ancam Mesir

Figure
Organization