Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Penulis Amerika Bantah Tuduhan Islam Disebarkan dengan Pedang

Penulis Amerika Bantah Tuduhan Islam Disebarkan dengan Pedang

Buku karya Juan Cole. (Aljazeera)
dakwatuna.com – Washington. Surat kabar New York Times mengulas buku terbaru karya Juan Cole yang berjudul ‘Muhammad; Nabi Perdamaian di Zaman Konfrontasi Imperium’. Di dalam buku itu, Cole berusaha menjawab tuduhan yang menyebut Nabi Muhammad menjadi perang sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam.

Dalam ulasan itu disebutkan, non-Muslim yang tidak membaca Al-Quran akan merasa kebingungan. Pasalnya, di dalam Kitab Suci Umat Islam itu terdapat kisah-kisah nabi terdahulu seperti Nabi Ibrahim, Musa, Yusuf hingga Nabi Isa.

Namun demikian, mereka tidak akan menemukan banyak tentang kisah Nabi Muhammad SAW, yang notabene menjadi Nabi yang menerima wahyu Al-Quran tersebut.

Mustafa Akyol, peneliti di Institut Cato di Washington menyebutkan, warisan Islam menghasilkan banyak literatur tentang Nabi Muhammad dan kehidupannya, atau yang disebut dengan ‘Sirah’.

Berkenaan dengan buku Juan Cole, Akyol menilai buku itu menambah akumulasi literatur yang ada. Juan Cole sendiri dikenal sebagai penulis, sejarawan dan pengajar sejarah Timur Tengah di Universitas Michigan, AS.

“Buku ini kaya akan informasi dan pengetahuan,” tulis Akyol. Ditambahkannya, buku ini mengulas tentang sejarah permulaan Islam yang muncul di tengah kekacauan di Semananjung Arab akibat konfrontasi antara dua imperium besar saat itu, Kekaisaran Bizantium di Konstantinopel dan Kekaisaran Sassanid Persia di Iran.

Dalam bukunya, Cole juga mengutip awal Surat Ar-Rum dalam Al-Quran yang menceritakkan kekalahan Bangsa Rum atau Romawi. Namun, di ayat selanjutnya disebutkan Romawi akan kembali mendapat kemenangan setelah kekalahannya itu. Bahkan, Al-Quran menyebut ornag-orang beriman akan merasa gembira karena pertolongan Allah saat bangsa Romawi meraih kemenangannya kelak.

Menurut Cole, ayat-ayat itu menunjukkan simpati Umat Islam kepada pemeluk Nasrani (Romawi) saat menghadapi kaum Persia kafir karena menyembah api. Bahkan, Cole menganggap hubungan Islam dengan Nasrani pada saat itu lebih dari sekedar simpati, karena adanya hubungan koalisi antara Muslim dengan Romawi.

Akyol melanjutkan, hipotesis Juan Cole mewakili teori yang menarik dan harus dipertimbangkan. Hal itu karena belum ada catatan sejarah yang menyebut adanya koalisi antara Muslimin dan Imperium Romawi.

Hipotesis Cole selanjutnya yang menarik perhatian adalah penggambarannya tentang sosok Nabi Muhammad. Ia menyebutkan, Nabi Muhammad adalah seorang yang penuh kedamaian dalam menyebarkan keyakinan monoteistiknya dan berusaha menciptakan lingkungan multikultural yang harmonis.

Pandangan Cole ini tentu membantah tudingan yang ramai disebarkan orang Barat yang menyebut Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam dengan pedang dan darah.

Cole mengambil contoh adalah periode dakwah Nabi Muhammad saat di Makkah yang cenderung ‘mengalah’. Sementara periode dakwah selanjutnya di Madinah yang diwarnai dengan sejumlah peperangan, disebut Cole sebagai upaya defensif dalam kerangka pemahaman ‘Perang Berkeadilan’. (whc/dakwatuna)

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization