Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Anak / Ramadhan: Mendidik Untuk Optimis

Ramadhan: Mendidik Untuk Optimis

Ilustrasi Istanbul, Penaklukkan Konstantinopel oleh Muh. Al-Fatih (inet)

dakwatuna.com – Ingat kisah Muhammad Al-Fatih? Sang pembebas Konstantinopel

Kota Konstantinopel saat itu merupakan ibukota kekaisaran Byzantium (Romawi Timur) yang amat Megah. Merupakan kota terbesar dan lambang kejayaan dunia. Dibangun pada tahun 330 M oleh Kaisar Theodosius.

Pada abad ke 19, Napoleon Bonaparte seorang jenderal Perancis pernah berujar tentang Konstantinopel

“Kalaulah dunia ini adalah sebuah negara, maka Konstantinopel yang paling layak menjadi ibukota negaranya”

Melalui kalimat tersebut, Napoleon berterus terang akan hasratnya terhadap Konstantinopel.

Dalam posisinya sebagai ibukota, Konstantinopel sangat makmur dan indah, dikitari oleh benteng yang sangat kokoh. Posisinya sangat strategis, yakni di jalur pertemuan antara benua asia dan benua Eropa.

Dikelilingi oleh tiga laut sekaligus, yakni Selat Bhosporus, laut Marmara dan laut Tanduk Emas yang terpasang rantai yang amat besar. Dikelilingi oleh benteng yang kokoh, laut yang dalam dan rantai yang besar, menjadikan Konstantinopel sangat sulit dimasuki oleh orang asing dari luar Konstantinopel. (Saat itu belum ada pesawat terbang seperti sekarang. Pesawat terbang baru ditemukan pada tahun 1903 di Amerika ).

Namun sejarah mencatat, pada tanggal 29 Mei 1453 M, Konstantinopel bisa ditaklukkan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih. Usia beliau saat itu baru 21 tahun, sebagian sumber menyatakan 19 tahun.

Pengepungan benteng sudah mulai dilakukan sejak tanggal 6 april, dan baru berhasil ditaklukkan setelah 54 hari, hampir dua bulan.

Pasukan Muhammad Al-Fatih waktu itu mengepung dengan menggunakan kapal laut, tetapi karena ada rantai besar di laut Tanduk Emas, maka mereka memutar haluan, dan kapal-kapal itu ditarik ke atas melewati bukit daratan. Bisa dibayangkan bagaimana mereka menarik kapal-kapal laut tersebut melintasi daratan berbukit.

Muhammad Al-Fatih, telah menaklukkan benteng Konstantinopel, menjadi bukti kebenaran hadis Nabi:

“Sungguh Konstantinopel akan dibuka (dibebaskan). Pemimpinnya adalah pemimpin terbaik, pasukannya adalah pasukan terbaik. “(H.R Bukhari)

Setelah ditaklukkan, Muhammad Al-Fatih mengubah nama Konstantinopel menjadi “Islam Bul”.

Tapi kemudian oleh Mustafa Kamal Attaturk diubah menjadi Istanbul.

Selain dari guru spiritualnya yang bernama Samsudin, Muhammad Al-Fatih kecil mendapat pendidikan yang sangat baik dari orang tua(ayahnya), terutama dalam hal menanamkan optimisme dan kepahlawanan.

Sejak mendengar dan memahami hadis riwayat Bukhari di atas, ayah Al-Fatih senantiasa menanamkan optimisme, bahwa “Engkaulah wahai Al-Fatih, yang bisa membebaskan Konstantinopel” engkaulah orang yang dikabarkan nabi dalam hadis tersebut.

Wahai para ayah, wahai para ibu, wahai para orang tua, mari kita didik anak kita dengan jiwa optimisme, melakukan hal-hal baik dan besar untuk kejayaan umat.

Ramadhan, adalah saat yang tepat. (neni/dakwatuna.com)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...
Konsultan Ketahanan Keluarga RKI (Rumah Keluarga Indonesia). Tenaga Ahli Fraksi Bidang Kesra, Mitra Komisi viii, ix, x. Ibu dari 7 putra-putri penghapal Alquran. Lulusan S1 Jurusan Teknologi Pertanian IPB, dan S2 di Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

Lihat Juga

Seruan Panglima Quthuz yang Menghentak Jiwa Pasukannya

Figure
Organization