Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Pecah Kongsi Rusia-Iran di Suriah, Benarkah?

Pecah Kongsi Rusia-Iran di Suriah, Benarkah?

Alat tempur rezim Suriah. (Aljazeera)
dakwatuna.com – Moskow. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, menghimbau pasukan militer non-Rezim Suriah untuk menyingkir dari perbatasan Suriah dengan Israel dan Yordania. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan serangan oleh pasukan rezim terhadap oposisi di selatan Suriah.

Dalam beberapa hari terakhir, pasukan udara rezim juga menyebar selebaran di Deraa yang dikuasai oposisi. Selebaran itu berisi desakan kepada pasukan oposisi untuk menyerah dan meletakkan senjata mereka.

Wilayah Selatan Suriah, yang sebagian besar dikuasai oposisi ini, letaknya berdekatan dengan Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel. Seperti banyak diberitakan, wilayah Golan ini menjadi titik perseteruan antara Israel dengan Iran.

Amerika Serikat sebelumnya telah menyebut kemungkinan akan ambil tindakan untuk melindungi gencatan senjata di kawasan tersebut. Sementara Israel menegaskan tidak akan membiarkan kehadiran militer Iran di wilayah Suriah.

Sejak lama, Israel merasa khawatir misi pasukan rezim akan membawa milisi Iran mendekati Dataran Tinggi Golan yang mereka kuasai.

Di hadapan wartawan, Lavrov mengatakan bahwa penarikan pasukan non-rezim dari wilayah de-eskalasi harus dilakukan dengan basis timbal-balik.

“Hasil dari pekerjaan ini akan menciptakan situasi di mana pasukan Suriah akan ditempatkan di perbatasan dengan Israel,” kata Lavrov. Namun ia tidak menjelaskan negara mana yang harus menarik pasukannya.

Zona de-Eskalasi

Tahun lalu, AS bersama dengan Rusia dan Yordania sepakat menciptakan zona de-eskalasi di barat daya Suriah. Zona ini mencakup kota-kota seperti Deraa, Quneitra dan Sweida.

Zona de-eskalasi dimaksudkan agar wilayah tersebut bebas dari kontak senjata. Namun baru-baru ini zona tersebut menegang seiring dengan serangkaian serangan antara Israel dan Iran.

Menurut Koresponden Aljazeera di Beirut Lebanon, Zeina Khodr, pernyataan Lavrov datang di tengah negosiasi internasional. negosiasi itu dimaksudkan untuk menghindari eskalasi militer yang dapat melibatkan kekuatan regional.

“Yordania dan Israel, tidak ingin melihat pasukan Iran atau milisi dukungan Iran ada di perbatasan mereka. Jadi jika ada kesepakatan apapun, pasti tidak akan melibatkan pasukan Iran di dalamnya,” kata Khodr.

Tak Ada Tempat Bagi Iran

Pada Senin kemarin, Israel menegaskan penolakannya terhadap keberadaan pasukan Iran di Suriah.

“Sikap kami tentang Suriah sangat jelas,” kata PM Israel Benyamin Netanyahu. “Kami percaya, tidak ada tempat bagi pasukan militer Iran di manapun di Suriah.”

Menurut Netanyahu, dirinya akan menekan Jerman dan Prancis untuk mendukung sikap Israel tersebut. Disebutkan, Netanyahu akan melakukan perjalanan ke beberapa negara Eropa pekan depan.

Pada awal bulan ini, Israel melancarkan serangan berskala besar dengan target basis militer Iran di Suriah. Hal ini menimbulkan konfrontasi besar di antara kedua pihak.

Serangan itu merupakan pergerakan militer terbesar Israel di tahun ini, selain juga yang terbesar melawan Iran. (whc/dakwatuna)

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization