dakwatuna.com – Jakarta. Kehadiran ojek berbasis Aplikasi yang dikenal dengan sebutan Go-jek memang menjadi fenomena tersendiri. Namun ditengah melambungnya nama Go-jek, ternyata menyisakan beberapa catatan kecurangan Driver yang mencoba mencari penghasilan dengan berbagai cara nakal.
Salah satunya adalah dengan membuat order fiktif demi meraup omzet besar. Dan akibatnya mulai banyak muncul keluhan pelanggan yang belum memakai jasa Gojek, tetapi laporannya sudah selesai mengantar pelanggan.
Putri (25), salah seorang pelanggan mengaku kesal dengan aksi oknum driver Gojek yang berlaku seperti itu.
“Saya pernah mas, order, terus diterima. Eh, saya belum dianter atau naik, tapi laporannya completed (selesai mengantar),” ujar Putri seperti dilansir VIVA.co.id. Rabu, (16/9/15).
Putri menyebut oknum driver Gojek seperti itu adalah salah satu cara untuk mendapatkan uang tanpa mau mengantar pelanggan. “Kalau saya bilang itu ‘orderan fiktif’,” katanya.
Untuk meminta penjelasan, dia mengaku sempat menelepon sang driveryang diorder, tapi mengklaim sudah menyelesaikan orderannya.
“Pas ditelepon, dia cuma bilang, maaf mbak sudah kemalaman. Kan kesel mas, sudah nunggu lama, malah digituin, kalau sudah malamngapain diambil,” ucapnya.
Kelicikan Driver dengan membuat order fiktif ternyata bukan lagi menjadi rahasia umum diantara sesama driver. Dikutip dari tribunnews.com, Seorang Driver Go-Jek, Ahmad (30) menceritakan soal kelicikan yang kerap dilakukan rekannya sesama Go-Jek.
“Sebenarnya ini merugikan perusahaan Go-Jek,” ucap Ahmad.
Ahmad mengatakan, makin banyaknya pengemudi Go-Jek sebenarnya membuat makin sulit mencari penumpang.
“Sekarang ada 35.000 Driver Go-Jek. Makanya kalau masih bisa dapat Rp 10 Juta per bulan saya tak percaya. Kecuali main curang,” kata Ahmad.
Caranya, ucap Ahmad, Driver Go-Jek licik ini akan membuat order fiktif. Jadi si pengemudi membeli nomor ponsel baru, lalu melakukan order fiktif.
“Jadi Dia sendiri yang mengorder sebenarnya,” kata Ahmad ketika ditemui Wartakotalive.com di kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan.
Biasanya, rute yang diambil selalu jauh, tapi kadang juga ada yang memilih rute pendek. Lalu kemudian si Driver menyelesaikan order itu, lalu membayarnya dengan uang pribadi. Nantinya keuntungan akan didapat saat pembayaran upah bagi hasil.
“Begitu caranya main curang pengemudi Go-Jek. Kalau yang jujur itu, sekarang paling sebulan bisa kantongi sekitar Rp 4 Juta. Itupun sudah hebat sekali kalau bisa sampai segitu,” kata Ahmad
Ahmad mengaku, sampai kini banyak pengemudi Go-Jek yang main curang seperti itu. Apalagi di tengah makin banyak persaingan. (sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: