Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Ibuku Motivasiku

Ibuku Motivasiku

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Wanita paruh baya tersebut kini sudah menjadi wanita yang berkecukupan, bila dahulu ia hanya menjadi seekor ulat yang ingin berusaha untuk menjadi seekor kupu-kupu cantik. Kini ia sudah benar-benar menjadi seekor kupu-kupu cantik yang juga disenangi oleh anak-anaknya.

Tidak mudah dalam menjalankan kehidupan, apalagi di tengah-tengah krisis keuangan yang tidak memadai. Ibuku adalah salah satunya, orang yang pernah merasakan bagaimana sulitnya menjadi seseorang yang layak dikatakan sebagai ‘orang’. Pontang-panting mengais rezeki yang tentu saja tidak akan mungkin didapatkan dengan begitu mudahnya, berjalan mengitari kampung, berteriak sana-sini dan melawan rasa haus dengan harapan teriknya matahari tidak akan mengalahkan dinginnya es mambo yang dibawa oleh ibuku. Ya, itu adalah pekerjaan yang ibuku lakukan semasa kecil, berjualan keliling es mambo. Tidak ada malu sedikitpun di benak ibuku dalam menjalankan rutinitas nya, di saat teman-temannya asik berbelanja oleh orangtua nya, tetapi tidak dengan ibuku yang justru melayani orang berbelanja. Tetapi itu semua ikhlas dilakukan ibuku untuk membantu perekonomian keluarga yang memang pada saat itu mengalami kemerosotan.

Beranjak dewasa sedikit demi sedikit keahlian ibuku mulai terasah, tidak lagi bekerja berjualan keliling. Kini ibuku mulai menjajakan kakinya di pabrik-pabrik tekstil, dengan bekerja sebagai seorang penjahit ibuku dapat menghidupi kesehariannya dari hasil yang didapatkan.

Cita-citapun semakin tinggi, dengan angan menjadi seorang sarjana, ibuku yakin dapat memiliki kehidupan yang lebih baik lagi, tetapi itu semua tetap saja tidak mudah untuk digapai, benturan keras masalah perekonomian tetap saja menjadi kendalanya, namun dengan tekad yang kuat dan keyakinan yang tinggi, ibuku tidak akan hanya menjadikan itu semua sebagai angan dan bayangan semu. Dengan bekerja paruh waktu membaginya antara kuliah dan bekerja akhirnya ibuku dapat menjadi seorang sarjana dan dapat mewujudkan cita-citanya menjadi seseorang yang disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Di tempat di mana cita-citanya digantungkan itulah, ia akhirnya dipertemukan oleh ayahku. Memang benar ungkapan ‘kalau jodoh tak akan kemana’, karena kalimat tersebut benar saja terjadi oleh ayah dan ibuku, di masa ibuku sekolah dahulu tak disangka guru dari ibuku itu adalah merupakan teman dari ayahku saat itu, pada beliaulah ayahku meminta bantuan untuk di ‘jodohkan’ hingga akhirnya mereka memiliki empat orang anak.

Kisah yang ibuku ceritakan padaku, dapat aku jadikan sebagai motivasi hidupku di kemudian hari. Ibuku pernah berkata “kalau ingin hidup memperjuangkan kita, kita juga harus memperjuangkan hidup terlebih dahulu” kalimat tersebut lah yang akhirnya membuat aku menjadi bersemangat dalam menjalani hidup ini, dengan selalu mengaplikasikan hal-hal positif di dalamnya.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan (Jurnalistik).

Lihat Juga

Ibu, Cintamu Tak Lekang Waktu

Figure
Organization