Topic
Home / Berita / Opini / Amanah untuk Partai Islam

Amanah untuk Partai Islam

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Partai-partai Islam peserta Pemilu 2014
Partai-partai Islam peserta Pemilu 2014

dakwatuna.com – Pemilu 2014 menjadi momen bagi partai berlandaskan Islam untuk menunjukkan eksistensinya. Pasalnya, partai Islam yang awalnya diprediksi akan mengalami penurunan suara, ternyata mendapatkan suara yang cukup siginifikan berdasarkan quick count pemilu. Jika digabung total suara partai berbasis Islam bahkan bisa mencapai diatas 30%, mengalahkan perolehan suara partai Nasionalis. Fakta ini lantas membawa suatu isu untuk melakukan koalisi antar parpol berbasis Islam. Beranjak dari fakta tersebut, maka muncul banyak pertanyaan seperti apakah mungkin parpol Islam bersatu? Siapa sosok yang kiranya dapat mempersatukan kepentingan seluruh parpol Islam? Dan lain sebagainya. Akan tetapi, satu hal yang harus dijadikan sebagai pertanyaan mendasar ialah sebenarnya apa tujuan dibangunnya koalisi partai politik Islam ini sendiri?

Pada dasarnya, koalisi parpol Islam adalah hal yang sangat mungkin terjadi. Apalagi dengan peluang yang sangat besar dari pemilu 2014 ini. Sejarah pun telah bercerita tentang keberhasilan koalisi parpol Islam pada tahun 1999 yang akhirnya dapat memajukan Gusdur dan mengalahkan Megawati. Terlepas dari berbagai potensi dan kemungkinan terbentuknya koalisi parpol Islam, mungkin lebih baik untuk merenungkan kembali tujuan dasar terbentuknya koalisi parpol berlandaskan Islam dalam konteks kepemimpinan bangsa.

Hakikatnya, Islam merupakan agama yang menyeluruh dan bukan hanya berbicara mengenai aspek ibadah saja. Tapi juga mencakup seluruh aspek lainnya dalam kehidupan termasuk politik. Tujuannya untuk menciptakan kebijakan yang amar ma’ruf nahi munkar dengan memberikan yang terbaik bagi warga Negaranya. Bukan untuk unjuk kekuasaan ataupun mendiskreditkan golongan apapun. Pun, partai Islam bukanlah penentang partai Nasionalis dan juga memiliki rasa Nasionalisme yang tinggi. Tidak ada perbedaan partai Nasionalis dan Islam kecuali hanya dalam batasan Nasionalisme yang ditentukan oleh aqidah. Bagi partai Nasionalis batasan paham itu ditentukan oleh teritorial wilayah negara dan batas-batas geografis. Sedangkan bagi Islam, setiap jengkal tanah di bumi ini, dimana di atasnya ada seorang Muslim, maka itulah tanah air mereka. Mereka wajib menghormati kemuliaannya dan siap berjuang dengan tulus demi kebaikannya. Maka tidak ada yang salah dengan konsep Islam dalam perpolitikan. Hanya saja konstruksi sosial masyarakat terhadap aktor-aktor yang bermain dalam perpolitikan bangsa yang akhirnya mencederai kepercayaan mereka terhadap partai politik.

Harus diakui, saat ini  tiap parpol Islam memiliki kepentingan dan agendanya masing-masing, serta belum memiliki pandangan yang sama terkait bagaimana mengelola negara meskipun memiliki landasan  ideologis yang sama. Satu hal yang mungkin harus dilakukan oleh partai politik Islam saat ini ialah menunjukan secara jelas kepada masyarakat apa yang menjadi tujuan dasar bagi mereka dalam memegang peranan ketatanegaraan. Berbagai hambatan, kepentingan, dan tujuan yang berbeda antar partai menjadi tali kekang yang menghambat persatuan partai Islam. Satu hal yang mungkin harus diingat ialah amanah lebih dari 30%  suara menunjukkan harapan yang tinggi terhadap kepemimpinan parpol Islam untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik.  Maka rasanya sudah bukan saatnya untuk mementingkan ego masing-masing partai. Melainkan untuk memastikan kepercayaan rakyat terhadap partai Islam tidak hilang dengan menunjukan persatuan yang kuat antar partai Islam. Sekali lagi, bukan untuk kekuasaan melainkan untuk menegakkan kebaikan dalam setiap kebijakan kenegaraan dalam rangka menyejahterakan bangsa.

Redaktur: Pirman

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga, Ketua Forum Studi Islam, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Lihat Juga

Rusia: Turki Maju sejak Erdogan Memimpin

Figure
Organization