Topic
Home / Pemuda / Essay / Nabi Yusuf dan Ramadan

Nabi Yusuf dan Ramadan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

ramadhan sabardakwatuna.com – Nabi Yusuf AS adalah seorang nabi yang dikenal mempunyai wajah dan fisik yang sangat indah. Tidak hanya itu saja ia juga adalah simbol kesabaran begitu banyak pelajaran moral kesabaran yang bisa diteladani dari nabi Yusuf AS.

Imam Ibn al-Jawzi dalam kitab ‘Bustan al-Wa’idhin wa Riyad as-Sami’in’ (hal 213-214) mengatakan bahwa ada kemiripan antara nabi Yusuf dengan bulan Ramadan.

Kemiripan yang pertama adalah nabi Yaqub AS mempunyai 12 anak dan salah satunya ialah Yusuf. Dari kedua belas orang anaknya Yusuf adalah anak yang paling dicintai dan disayangi oleh nabi Yaqub. Begitu juga halnya dengan bulan ramadan. Allah SWT meninggikan kemuliaan bulan ramadan dibandingkan dengan sebelas bulan yang lain di kalendar hijriah. Di bulan ramadan begitu banyak hal yang istimewa terjadi seperti turunnya wahyu pertama, turunnya malam lailatul qadar, perintah menjalankan ibadah puasa.

Kemiripan yang kedua ialah ketika saudara saudara Yusuf yang mencelakakan beliau dengan memasukkan beliau kedalam sumur datang ke mesir untuk meminta bantuan bahan makanan. Pada saat itu bencana kelaparan sedang melanda mesir dan daerah sekitarnya termasuk daerah tempat nabi Yaqub dan anak anaknya tinggal. Ketika itu Yusuf sudah menjadi perdana menteri mesir. Saudara saudara Yusuf meminta bantuan bahan makanan kepada perdana menteri Mesir dan mereka tidak menyadari bahwa yang dimintai bantuan adalah Yusuf yang mereka pernah dengki dan celakakan. Yusuf menyadari bahwa yang meminta bantuan ialah saudara saudaranya yang pernah mencelakakan beliau. Akan tetapi beliau tidak dendam dan benci malahan beliau memaafkan dan membantu mereka dengan sebaik baiknya. Seperti diilustrasikan di surat Yusuf ayat ke 92 “Dia (Yusuf) berkata : Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah mudahan Allah mengampuni kamu, dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang”.

Hal tersebut sama halnya dengan kondisi kita di bulan ramadan. Sebelum kita sampai ke bulan Ramadan kita mengalami defisit amal soleh di karenakan begitu banyaknya godaan maupun cobaan yang kita alami. Ada potensi amal soleh yang tidak didapatkan secara optimal di bulan bulan sebelum Ramadan. Akan tetapi di bulan Ramadan kita diberikan kesempatan seluas luasnya oleh Allah SWT untuk menutupi defisit amal soleh tersebut. Karena di bulan Ramadan Allah SWT melipat gandakan pahala segala ibadah dan amalan soleh. Di bulan Ramadan ini Allah SWT juga membelenggu setan sehingga hamba hamba-Nya akan dengan mudah menjalankan ibadah puasa dan ibadah ibadah yang lainnya.

Kemiripan yang ketiga ialah nabi Yaqub AS mengalami kebutaan dikarenakan kedukaannya yang begitu mendalam karena kehilangan Yusuf selama bertahun tahun. Ketika anak anaknya kembali dari Mesir dengan membawa baju Yusuf dan kemudian diusapkan baju tersebut ke wajah nabi Yaqub dan seketika penglihatan nabi Yaqub AS sehat kembali.

Begitu juga dengan kondisi kita sebelum bulan Ramadan. Begitu banyak godaan yang mengakibatkan kita khilaf dan terjebak dalam dosa. Lentera hati kita mengalami kebutaan sehingga kita tidak tahu dengan jelas kemana arah yang harus kita tuju sebagai hamba Allah. Di bulan Ramadan inilah Allah SWT sebagai Rabb mendidik kita agar kita bisa menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan meraih fitrah kita kembali. Melalui ibadah puasa, sholat tarawih, tilawah Quran, zakat, infaq, sodaqoh kita dibina agar lentera hati kita bisa terang benderang kembali. Jika lentera hati kita terang kembali tentu saja visi kita menjadi jelas sehingga kita tahu arah tujuan yang harus kita tempuh sehingga kita bisa menjadi hamba Allah yang sukses dunia dan akhirat.

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Bagus Adiyanto adalah seorang aktivis dakwah di Washington DC, Amerika Serikat. Ia secara rutin memberi khutbah Jum�at di Kedutaan Besar Republik Indonesia, dan komunitas Muslim Indonesia di Washington DC. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 dalam bidang teknik industri dari STT Telkom Bandung (sekarang Universitas Telkom) pada tahun 1999, Ia kemudian menyelesaikan pendidikan S2 dalam bidang Ilmu Komputer di Southeastern University, Washington DC pada tahun 2002. Sekarang Ia bekerja sebagai IT Konsultan dalam bidang pengembangan applikasi berbasis web di National Institute of Health. Ia juga bekerja sebagai dosen jurusan Sistem Informasi di Strayer Unversity, Arlington, Virginia. Di dalam organisasi beliau pernah menjabat sebagai direktur Publikasi dan Komunikasi, dan juga sekretaris umum IMAAM (Indonesian Muslim Association in America) dari tahun 2010-2013.

Lihat Juga

Sambut Ramadhan dengan Belajar Quran Bersama BisaQuran

Figure
Organization