Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Makna di Balik Sabar

Makna di Balik Sabar

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (rajabulgufron.wordpress.com)

dakwatuna.com – Kalimat sabar sangatlah umum kita dengar dimana- mana. Namun banyak yang tidak mengetahui makna sabar itu sendiri. Bahkan sampai ada penyelewengan kalimat yang suci ini menjadi hal yang negatif. Pada dasarnya kalimat sabar adalah kalimat yang positif dimana subjek yang mengamalkan kalimat ini adalah sebuah motivasinya.

Sabar menurut Muhammad Siddiqy adalah “Menahan diri untuk tetap konsisten dengan segala yang diajarkan syariat dan dipandang akal sehat”.  Rumus kesabaran terdapat pada Surat An- Nahl ayat 127 yang artinya “ Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.”  Dari arti tersebut dapat disimpulkan rumus kesabaran adalah Berbuat atau berfikir + aturan syariat + akal sehat = sabar. Dapat disimpulkan bahwa sabar adalah suatu perbuatan menahan diri dari suatu hal dengan konsisten serta berfikir dengan akal yang sehat sesuai dengan aturan syariat.

Sabar bukanlah hal yang membuat pelakunya menjadi malas berfikir atau berbuat karena menganggap menerima apa adanya adalah sabar. Sabar tidak berarti diam dan bodoh, karena pada hakekatnya sabar yang tepat adalah dimana ada waktunya melakukan suatu hal dengan tepat. Bukan berarti sabar itu ada batasannya. Sabar itu tidak memiliki batasan, sabar itu luas dan menyenangkan. Banyak orang bilang sabar itu lelah ataupun pahit. Ya memang benar sabar itu buat kita lelah tapi apa yang telah kita lakukan dalam kesabaran adalah nilai yang tidak dapat terhitung jumlahnya anggap saja bahwa kita sedang berinvestasi menuju akhirat dalam kesabaran.

Orang yang sabar memiliki keuntungan tersendiri bahkan sampai pada akhirat. Keuntungan dari orang yang bersabar  yang pertama adalah akan selalu memiliki harapan seperti dalam Surat Ar-Ruum ayat 60 yang artinya “Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sungguh janji Allah itu benar dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan engkau.” .Kedua orang yang bersabar selalu mendapat rahmat dari Allah swt seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 157 “Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” .Ketiga orang bersabar berarti telah menggunakan hidayah Allah swt dalam surat Al-Baqarah ayat 157 “Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” .Pada dasarnya semua manusia telah diberikan hidayah oleh Allah swt sejak dalam kandungan yakni akal sehat, penglihatan dan pendengaran, hati nurani, wahyu Al-Quran dan Al- Hadits, serta hidayah dari alam semesta. Hidayah yang diberikan oleh Allah kepada makhluk ciptaannya adalah berupa suatu hal yang tidak dapat diputuskan dengan kehidupan sehari-hari bahkan sangat dekat dengan makhluk-Nya, namun bagaimana makhluk ciptaannya tersebut mau menggunakan hidayah yang telah diberikan oleh Allah swt.

Keuntungan yang keempat bagi orang yang bersabar adalah suatu hal yang dicita-citakan pasti akan berbuah kemenangan seperti dalam surat Ali-Imran ayat 200 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepda Allah agar kamu beruntung.”.Orang yang masih berperilaku bodoh dan masa bodo bukanlah termasuk orang yang bersabar. Orang yang bersabar dapat menempatkan dirinya dengan tepat. Bukan diam ataupun membiarkan dirinya diremehkan ataupun dijelekkan. Orang yang bersabar adalah orang yang cerdas menempatkan dirinya dalam suatu hal baik itu masalah pribadinya maupun masalah umum lainnya.

Akhlak sabar bukan berarti malas dan jenuh. Maksudnya adalah kita boleh bersabar namun bukan berarti kita harus bertindak sesuka kita ataupun bermalas -malasan. Akhlak sabar menuntut pelakunya untuk berfikir dengan akal sehat yang dimana dalam bersabar pelakunya tersebut memutuskan suatu perkara dengan bijak. Akhlak sabar menuntut untuk tetap tenang, maksudnya adalah tetap tenang dalam menghadapi suatu hal baik dalam keadaan tertekan maupun dalam keadaan lapang. Akhlak sabar berarti stabilitas jiwa yakni membantu jiwa untuk stabil dalam mengontrol tingkat emosi dalam keadaan tertentu. Akhlak sabar menjadikan seseorang kreatif dan inovatif, dalam kesabaran seseorang akan muncul jiwa yang kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Akhlak sabar menjadikan seseorang tidak akan melanggar aturan syariat dan tidak akan mengabaikan penilaian akal sehat, maksudnya adalah orang yang bersabar tidak akan melanggar hukum- hukum syariat yang telah jelas dalam Al-Quran dan As-Sunnah serta  akan berfikir secara logis sehingga tidak mengabaikan penilaian akal sehat.

Kesabaran yang paling utama adalah kesabaran dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dimana pelakunya tersebut hanya akan berpangku kepada Allah swt seperti dalam surat Yusuf ayat 86. Orang yang memiliki akhlak sabar memiliki indicator tersendiri sehingga bias dikatakan bahwa ia adalah orang yang sabar. Orang yang bersabar adalah orang yang tidak mudah tersinggung dalam konteks pribadi berbeda hal jika menyangkut dengan urusan agama, Rasul serta kitab suci Al-Quran. Orang yang bersabar mau belajar dari kesalahan dirinya sendiri. Orang yang bersabar kreatif dan inovatif. Orang yang bersabar memiliki sifat cermat dan selektif dalam mengambil keputusan. Orang yang sabar tidak banyak mengeluh dengan keluhan yang tidak terus menerus. Orang yang sabar tidak suka mengumpat Allah. Orang yang sabar tidak suka mencari kambing hitam atau tathoyyur. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi STEI SEBI. Major of Sharia Accounting.

Lihat Juga

Sabar

Figure
Organization