Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Membantu Pendidikan di Perbatasan

Membantu Pendidikan di Perbatasan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Dena Fadillah)
Ilustrasi. (Dena Fadillah)

dakwatuna.com – Pendidikan di perbatasan memang tidak ada hentinya menjadi perbincangan. Baik di tingkat lokal maupn tingkat nasional. Beragam opini yang menyatakan beberapa hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan fungsionalnya. Tetapi, apabila pelaku pendidikan hanya sebatas berkomentar saja tanpa ada tindak nyata, maka hal tersebt tidak akan pernah berubah.

Pendidikan di Perbatasan juga menjadi topik hangat di pemerintah pusat. Bahkan banyak sarjana-sarjana muda yang sengaja di rekrut untk menjadi seorang relawan guru untuk mengajar di perbatasan. Beberapa program yang sudah rutin mengirimkan sarjana muda dan dilaksanakan setiap tahunnya, antara lain SM3T (Sarjana Mendidik daerah Terdepan, Terluar dan Terdalam) dari Kemendikbud, Indonesia Mengajar dari Pak Anis Baswedan dan Sekolah Guru Indonesia dari Yayasan Dompet Dhuafa. Banyak program-program yang diamanahkan kepada relawan-relawan tersebut. Tentunya dengan tujuan untuk membantu pendidikan di perbatasan.

Salah satunya program kegiatan Pelatihan dari Sekolah Guru Indonesia. Meskipun relawan-relawan yang dikirim merpakan sarjana muda yang minim dengan pengalaman, tetapi mereka mampu membuktikan kapasitasnya dalam membant pendidikan di Perbatasan. Beberapa program pelatihan pun sudah mereka laksanakan di beberpa daerah di Nunukan, termasuk di daerah yang sulit d jangkau.

Sasaran pelatihan tersebut yang mereka laksanakan adalah di Tingkat pendidikan dasar dan usia dini. “Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang sangat vital dalam perkembangan anak. Karena di pendidikan dasar lah, karakter anak tersebut.” Pungkas Dena selaku Ketua Tim SGI Nunukan. Oleh karena itu, anak-anak muda itu terus berusaha dalam membantu pendidikan di tingkat dasar.

Pelatihan Display yang dilakukan di Sebuku dan Tulin Onsoi baru-baru ini (12/08) merupakan sebuah program yang mereka laksanakan dalam membantu pendidikan di Perbatasan. Pelatihan yang terkesan ramai, karena diikuti oleh 13 Lembaga PAUD dan TK se Kecamatan Sebuku dan Tlin Onsoi. Tutor-tutor PAUD terlihat semangat dalam mengikuti pelatihan. Pasalnya mereka mendapat pelatihan yang jarang mereka dapatkan, yaitu Pelatihan Display. Display merupakan wadah atau tempat dalam mengapresiasi hasil karya siswa. “Display merupakan hal yang sering dilewatkan oleh guru-guru. Padahal Display ini banyak manfaatnya, terutama dalam meningkatkan motivasi belajar anak”, tutur Dena. Pelatihan display ini juga merupakan salah satu pelatihan dalam rangka meningkatkan kreatifitas tutor-tutor PAUD, pasalnya mereka langsung mempraktekan kreasi-kreasi yang diajarkan. Tutor-tutor tersebut juga diajarkan dalam mengelola pembelajaran dan hasil karya dari setiap peserta didik. Pelatihan yang dilaksanakan di PAUD Al-Fajaroh Desa Makmur Kecamatan Tulin Onsoi itu ditutup dengan START perlombaan display yang diikuti oleh seluruh lembaga PAUD se Kecamatan Sebuku dan Tulin Onsoi dengan tema Hari Kemerdekaan Indonesia.

Apabila sarjana-sarjana muda yang masih tinggi idealismenya bisa diarahkan seperti relawan SGI, yang rela meninggalkan senangnya hidup di perkotaan dengan mengabdi di Perbatasan, tidak menutup kemungkinan, bahwa Pendidikan di Perbatasan bisa berubah menjadi lebih baik.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Relawan Sekolah Guru Indonesia-Dompet Dhuafa (Penempatan Kab.Nunukan).

Lihat Juga

Tradisi Ilmu dan Pendidikan antara Islam dan Barat

Figure
Organization