Arsip Kata Kunci: demokrasi

Nafas kebathilan mu kini semakin sesak wahai As sisi, Nafasmu sudah di ujung tanduk, Karena kekuasaan yang kau inginkan Semakin menjauh

Tragedi kemanusiaan kembali terjadi di Mesir pasca-kudeta militer pada awal Juli 2013. Lebih dari 100 orang tewas dan 4.500 luka-luka, saat pendukung pro-legitimasi berkumpul di lapangan Masjid Rabiah al-Adawiyah, Naser City (Kompas, 28/7). Yang mengerikan sebagian besar mereka tertembak peluru aparat di bagian kepala atau dada. Penembakan terjadi justru di tengah malam hingga pagi hari, saat pendemo sedang melakukan shalat tarawih dan mempersiapkan sahur.

Budiyanto menyatakan, peristiwa pembantaian para pelaku aksi damai oleh rezim militer Mesir merupakan peristiwa paling kelam dalam sejarah demokrasi dunia. Karena itu ia mendesak negara-negara yang selama ini lantang meneriakkan nilai-nilai demokrasi untuk menghentikan aksi ini.

Oleh karena itu IMANI-PROKAMI Islamic Medical Association and Network of Indonesia-Perhimpunan Profesi Kesehatan Muslim Indonesia menyerukan "Solidaritas Kemanusiaan, HAM & Demokrasi Mesir"

Apa yang dilakukan As-Sisi di Mesir jauh lebih jahat daripada seandainya dia menenteng kapak lalu menghancurkan Ka’bah Musyarrafah hingga runtuh berkeping-keping

Melihat sistem demokrasi saat ini jauh sekali dari harapan. Jika kita melihat realita yang terjadi hari ini ternyata praktik demokrasi yang diterapkan di Indonesia merupakan sistem yang sangat mahal, bahkan cenderung bertentangan dengan ajaran agama.

Kudeta itu terjadi dengan dukungan luar negeri dan provokasi partai-partai oposisi. Kudeta tersebut adalah pencederaan yang sangat kejam terhadap aspirasi dan kedaulatan rakyat.

Menjelang bergulirnya perhelatan demokrasi elektoral masih belum tampak gemerlap seremonial dimata pemilih. Budaya politik partisipatif masyarakat terhadap perhelatan akbar ini terkesan kurang mengusik hati

Kau inginkan kekuasaan, Tapi mencuri kekuasaan, Adalah pilihanmu, Seperti para pencuri, Ia bisa nikmati hasil curiannya, Namun tiap detik Hatinya penuh was-was Hidupnya tak akan tenang sepanjang waktu

Dalam sampul, gambar dibagi dua. Sisi kanan berwarna latar merah yang melambangkan darah dan bertuliskan “demokrasi terburuk di dunia”. Sedangkan sisi kedua, berwarna latar putih dan bertuliskan “demonstran terbaik di dunia”.