Topic
Home / Narasi Islam / Sosial (halaman 41)

Sosial

Keburukan Mengalahkan Kebaikan

Keburukan mengalahkan kebaikan, terlalu banyak orang-orang yang melakukan keburukan. Mengapa diri ini tidak mau melakukan yang berbeda dari orang lain? Jika orang lain melakukan keburukan berarti diri ini harus melakukan kebaikan agar mengurangi jumlah orang-orang yang melakukan keburukan. Apa artinya jika kita mengikuti sekelompok orang yang hendak menuju jurang? Apakah kita akan selamat dari jurang tersebut? Kemungkinan, selamat sangat kecil, kecuali di tepi jurang diri ini sadar bahwa sedang berada di tepi jurang kemudian berlari sekuat tenaga agar tak terjerumus ke dalamnya. Tapi, apabila diri ini tak menyadari maka diri ini pun akan ikut terjun ke dalam jurang yang dilakukan oleh orang-orang sebelumnya.

Baca selengkapnya »

Organisasiku Menentukan Masa Depan Negeriku

Sumpah pemuda menjadi bumbu-bumbu pemersatu bagi organisasi-organisasi yang berbeda, karena sejatinya perbedaan adalah sesuatu yang biasa, bahkan bisa jadi merupakan suatu keharusan. Hanya saja bagaimana cara kita untuk mengelolah perbedaan tersebut agar menjadi sesuatu yang indah, seperti halnya bertukar pendapat untuk mengidentifikasi kelemahan dan menemukan solusi dai kelemahan itu sendiri. Sejarah telah mengajarkan kita bahwa persatuan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan persatuan yang lemah akan menjadi kuat dan yang tidak mungkin akan menjadi mungkin.

Baca selengkapnya »

Pergantian Tahun Baru 1436 Hijriah: Momentum Membangun Identitas Komunal Sebagai Saudara se-Iman dan se-Islam

Peristiwa Hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah pun telah mengajarkan umat di kala ini, bahwa peristiwa ini telah menjadikan Islam sebagai sebuah agama bahkan sebagai entitas daulah yang secara utuh menyajikan tatanan masyarakat komunal yang sejajar dan setara dengan masyarakat kerajaan-kerajaan lainnya kala itu, bahkan memiliki sebuah entitas sendiri yaitu masyarakat yang terbangun dalam entitas komunal yang memiliki ketaatan kepada Rabb Semesta Alam, yaitu Allah SWT. Maka besar harapan, dengan adanya pergantian tahun baru 1436 Hijriah ini, maka entitas komunal masyarakat Islam yang taat, mencintai saudara se Iman dan se Islam, memiliki sikap toleransi, memberikan keberkahan bagi masyarakat di sekitarnya dapat kembali terbangun.

Baca selengkapnya »

Tawar Menawar Kebaikan

Sebaik apapun manusia jika lingkungan bergaulnya kurang baik maka pilihannya hanya ada dua, dia menjadi ikut kurang baik sebagaimana temannya yang kurang baik atau teman yang kurang baik menjadi baik karenanya, tapi kenyataannya lingkungan yang kurang baik tidak bisa diajak kompromi apalagi ditawar oleh orang baik. Menjadi orang baik dan kurang baik adalah suatu keniscayaan bagi manusia, tak mungkin bisa terbantahkan sedikitpun, keturunan kyai yang katanya orang suci sekalipun anak-anaknya bisa menjadi baik dan kurang baik, tengoklah nabi Nuh seorang yang suci anaknya justru menjadi pembantah ayahnya.

Baca selengkapnya »

Moralitas Umat Menurun, Ini Solusinya…

Saat ini umat Islam mengalami kemunduran dari berbagai aspek. Hal ini tidak lain disebabkan oleh kurang adanya perhatian terhadap konsep hukum Islam yang hakiki. Tentu ini merupakan kesalahan yang dibuat oleh umat Islam itu sendiri. Fenomena ritual yang tidak berlandaskan pada dalil syar’i menunjukkan bahwa sebagian besar kaum muslimin tidak mau ambil pusing dengan urusan agamanya.

Baca selengkapnya »

Kepemimpinan Profetik

Perlunya kesadaran bahwa setiap diri kita adalah seorang pemimpin, yang akan diminta pertaggungjawabannya di hari kiamat kelak. Sebelum seorang pemimpin membebaskan umatnya, terlebih dulu ia harus membebaskan dirinya sendiri dari belenggu ketidakmampuan, belenggu penghambaan pada diri sendiri dan manusia. Dengan menyadari bahwa setiap diri kita adalah pemimpin, hati kita akan terbangun untuk melepas segala belenggu jiwa yang menghambat munculnya potensi-potensi terpendam. Sehingga potensi-potensi tersebut menjelma menjadi aksi nyata demi terwujudnya misi dan cita.

Baca selengkapnya »

Pemimpin dan Makna Idul Adha

Pemimpin Indonesia harus bekerja dan berkorban untuk rakyatnya bukan mengorbankan rakyatnya untuk dirinya. Dia harus berjuang dengan sekuat tenaga untuk bisa melayani rakyat dengan sebaik-baiknya-bukan minta dilayani sebagaimana kenyataan yang terjadi saat ini. Seseorang yang terniat untuk menjadi pemimpin harus berpikir secara matang dengan berbagai pertimbangan. Karena sungguh, tugas dan tanggung jawab besar sebagai pemimpin sudah menanti dirinya. Rakyat sangat mendambakan kehadiran pemimpin yang tangguh dan siap berjuang dan berkorban sebagaimana perjuangan dan pengorbanan yang telah dipersembahkan Nabi Ibrahim yang hasilnya sampai hari ini masih dapat kita nikmati.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization