Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair (halaman 48)

Puisi dan Syair

Ikhlaskan

jika ada narasi kita yang sedikit kelabu di masa lalu, sangat kumohon hapuslah dengan kelapangan dadamu, bila masih membekas goresan kecewa, dan luka di sebuah sudut hatimu karena diri ini, teramat ku berharap maafmu atas seluruh kekeliruanku, sungguh, meski raga ini tak pernah berganti rupa, tapi jiwa yang mendiaminya telah lama berlari, meloncati jejak.

Baca selengkapnya »

Terimalah

Terimalah Tanda CintaNya, Bukan dengan caci maki atau sumpah serapah, Telusuri semua yang diberi, Bukan sekedar, bermanfaat untuk hari ini, Tapi dapat dipastikan, Setiap pemberianNya adalah ketetapan Nyata, Pilihan terbaik dari yang Baik, Menusuk, Saat sakit menyapa tubuh, Membekas dan akan terus tersimpan, Saat ucapan menggores jiwa, Tetapi bukan ucapan.

Baca selengkapnya »

Rahasia-Nya

KebesaranNya yang menunjukkan Jalanmu, Apakah semua kamuflase belaka, Atau memang cinta yang menjadi Nyata, Memilihmu dalam hidupku, Bukan sekedar melihat titlemu, Bukan Karena wajah mu mengalihkan pandanganku, Atau aliran dana yang kau punya, Tetapi Mengikuti sunnah, Melalui Iman yang menyilaukan Qalbu, Menjadikan mu sebagai Jari yang selalu setia Kepada Tangan.

Baca selengkapnya »

Krayon Anugerah

Aku menyukai warna biru, Karena dengan itu aku merasakan nikmatnya melihat Awan, Aku mencintai Warna Putih, Dengannya aku tau Mana yang Hitam, Aku senang dengan Warna Merah, Sebab itu ia mengajarkanku arti perjuangan, Aku menghias, Hidupku dengan Warna Hijau, Karena Kedamaian yang kubutuhkan dalam Hidupku, Aku mengerti Warna Orange.

Baca selengkapnya »

Dua Hati

Pesonamu takkan menjadikan malaikat tunduk kepadamu, Kegesitan Ucapanmu bukan yang menjadikan Bidadari merindukanmu, Tapi Imanmu yang mendamaikan duniamu, Kebohongan demi kebohongan kau lakukan, Karena keterlanjuran untuk menjadi yang terdepan, Ingatkah akan Hari pembalasan?, Tak takutkah kau terhadap wajah sang Malaikat Malik?, Tak pernahkah kau rasakan panasnya api?.

Baca selengkapnya »

Tetesan Keridhaan

Sebuah tetesan Mengalir bagai mata air, Menemani suasana hati penuh rasa, Tuk tentramkan hati di jiwa, Mengalir penuh amarah, Ketika hati dipenuhi emosi tinggi, Tak tentu arah, Mengalir dengan ramah, Ketika hati penuh sakinah, Menyejukkan alam jiwa, Dari tempat yang tinggi Menuju kedudukan yang lebih rendah, Kala tiap titiknya menumpahkan harapan, Sadarkah engkau saudaraku, Dua tetesan yang terabadikan.

Baca selengkapnya »

Menanti Senja

Jingga warna cahaya pagi, Melukis kanvas langit dengan indah, Petunjuk dari yang Maha Indah, Untuk senantiasa beribadah, Keistiqamahan mentari, Setiap hari menyinari, Menghapus kegelapan, Menerangi kehidupan, Terbukalah mata, Terlihatlah sebuah fenomena, Kebaikan dan atau keburukan, Kitalah yang menentukan, Setiap waktu ku menanti, Kapan tiba saatnya, Senja datang menghampiri, Menghapus rinduku pada-Nya.

Baca selengkapnya »

Untukmu yang Telah Mengajarkan Kami

Kala hati menjadi gersang, Kau datang menyirami nurani, Kala hati gundah gulana, Kau datang menentramkan jiwa, Kala hati merindukan kasih Kau datang menghampiri dengan segudang cinta, Kasihmu mengajarkan sejuta makna, Cintamu memancarkan berjuta cahaya, Kelembutanmu menyejukkan jiwa yang lemah, Ketegaranmu mengajarkan arti kehidupan untukku, Semangatmu mengajarkan arti tulus untukku.

Baca selengkapnya »

Engkaulah Shalihah

Senyummu indah merekah, Bertengger pada ranting yang gagah, Berselimut daun nan megah, Sapamu begitu ikhlas, Menyimpan paras dalam ruas, Berbalut syariat, bertutup aurat, Bicaramu seadanya, Tak kurang, tak lebih, Biasa-biasa saja, Tawamu seperlunya, Tak kurang, tak lebih Biasa-biasa saja, Candamu selayaknya, Tak kurang, tak lebih, Biasa-biasa saja, Busanamu sederhana, Tak kurang, tak lebih, Biasa-biasa saja.

Baca selengkapnya »

Niat

Wajah memerah, Tujuan terjebak, pada harap cemas sementara, Kita bisa saja menopang dengan tulisan dan nada, Tapi Allah Maha Segalanya Rapikan saja, luruskan kata, ketepikan dunia, Kembalikan niat kita, padaNya semata.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization