Asia

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, Jumat (27/3/2015) kemarin, menerima surat dari perdana menteri Swedia, Stefan Löfven.

Sumber di Libanon menyebutkan bahwa 40 tentara dan petinggi Hizbullah (milisi Syiah Libanon) terjebak di Yaman saat ini, sebagaimana dilansir Islam Memo (27/3/2015).

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Bahrain seru warga negaranya yang berada di Yaman agar segera meninggalkan negara itu, sebagaimana dilansir Islam Memo (27/3/2015).

Para demonstran menuntut milisi Syiah Hutsi keluar dari kota-kota yang mereka duduki, meninggalkan kantor-kantor pemerintahan yang mereka kuasai.

Iran saat ini tampak menyikapi apa yang terjadi di Yaman sebagai sebuah kenyataan yang tidak bisa ditolak. Iran juga menyadari bahwa operasi militer pimpinan Saudi itu tidak akan dihentikan sebelum semua targetnya tercapai.

dakwatuna.com – Sanaa. Sekutu Syiah Hutsi, mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh kini menjadi incaran,  dirinya dihargai 50 juta real oleh sebuah kabilah terpandang di Yaman. Ia adalah Syaikh Hamid bin Abdullah Al-Ahmar, pimpinan dari kabilah tersebut. Ia mengumumkan, bagi yang berhasil menangkap mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh akan …

Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Meshaal pada hari Kamis kemarin (26/3/2015) mengatakan, bahwa Hamas akan tetap konsisten melakukan jihad dan menempuh jalan yang ditempuh para syuhada. Ia juga menegaskan akan membebaskan Tepi Barat layaknya membebaskan Jalur Gaza.

Kantor berita Turki, Anadolu, menampilkan (23/3/2015) foto-foto yang memuat sejumlah kawasan di Jalur Gaza yang terendam banjir disebabkan oleh tindakan jahat Israel. Negara penjajah zionis itu secara sengaja membuka tanggul-tanggul air yang berada di bawah kendalinya, dengan tujuan mempersulit kehidupan rakyat Palestina di Jalur Gaza, yang selama ini sudah sangat sulit dan kepayahan akibat blokade dan invansi militernya. Doa dan dukungan umat Islam senantiasa diharapkan untuk saudara-saudaranya di negeri penuh derita itu. (anadolu/rem/dakwatuna)

Perlu diketahui bahwa Syiah Hutsi merupakan pemberontak yang mengkudeta pemerintah Yaman. Hal yang sama juga dilakukan As-Sisi yang mengkudeta presiden sah Mesir, Muhammad Mursi. Sebagian pengamat menilai, As-Sisi membantu Arab Saudi memerangi Syiah Hutsi sebagai bentuk balas jasa, karena sejak kudeta terjadi hingga saat ini, As-Sisi ditopang oleh negara Teluk termasuk Saudi.

Melalui Riyadh, Abd Rabbuh akan berangkat menuju kota Sharmu el-Sheikh, Mesir. Kedatangannya di Saudi mendapatkan pengawalan ketat dari militer kerajaan dan disambut langsung oleh Menteri Pertahanan Saudi yang juga seorang Putra Mahkota, Muhammad bin Salman.