Topic
Home / Bintun Mukhtar

Bintun Mukhtar

Anak ke 5 dari 5 saudara, mempunyai 3 kakak laki-laki dan 1 kakak perempuan. Sekarang sedang berkuliah di salah satu universitas swasta di Medan, dalam bidang psikologi. Bercita-cita bisa menjadi penulis yang sekaligus menjadi seorang psikolog.

Di Penghujung Rindu

Kini Yusuf telah resmi menjadi adik iparku, suami dari adikku Reina. Artinya aku harus bisa berdamai dengan hati yang gundah, yang penuh sesal, aku harus bisa menerimanya sebagai seorang adik ipar, bukan sebagai harapan di masa mendatang. Untuk pertama kalinya aku merasa jika senyuman orang yang ku sayangi menjadi obat dan juga bumerang duka untukku.

Baca selengkapnya »

Keinginan Bunda

Permintaan orangtua hanyalah keinginan sederhana jika dibandingkan dengan perjuangannya selama hidup kita, bahkan keinginannya semata-mata melihat anaknya bahagia dengan orang yang tepat. Namun, keinginan mereka seringkali tidak bisa kita mengerti dengan keegoisan yang melekat dalam diri. Bunda hanya menginginkan pernikahan anak-anaknya segera terwujud, hanya itu saja. Tidak menuntut banyak dari kami dan semoga keinginan dari setiap orangtua dapat menjadi kenyataan dalam kehidupan nyata sebelum akhirnya kita atau mereka yang menutup mata.

Baca selengkapnya »

Kepergian Fatimah

Fatimah bukan hanya aku yang merindukannya, bukan hanya aku yang mendambakannya tapi kami semua mencintainya, merindukannya dan menyayanginya karena allah. Dan karena cinta itulah kami ikhlas dengan kepergiannya menuju kecintaan ilahi yang abadi. Gadis kecil Kaulah bidadari Yang akan selalu menerangi Semua masa yang akan kulewati.

Baca selengkapnya »

Dokter Shalih

Dokter shalih kini bukan hanya sekadar bayang-bayang semu dan cerita hayalan bagi Zahra namun, Dokter shalih itu telah ada dan nyata untuknya. Jika dulu dokter shalih hanya gurauan semata, sekarang ini dokter shallih menjadi dokter idaman semua wanita. Zahra telah bahagia dengan dokternya, dan Amna bahagia dengan keluarga kecilnya yang dilengkapi Aisyah, dan Yuni bahagia dengan penantian menanti kelahiran anak pertama, sedangkan Risa bahagia menyongsong hidup baru bersama suami tercinta, dan aku masih bahagia dalam penantian menjemput janji ilahi.

Baca selengkapnya »

Ramadhan yang Berbeda

Bagai sebuah wujud penolakan yang nyata, kondisi mama yang tadinya sempat stabil tiba-tiba drop. Perawat yang melihat segera memanggil dokter, kami menunggu di depan ruangan sambil terus berdoa yang terbaik untuk mama. Dan Allah memberikan yang terbaik, mama harus menjemput pinangan sang izra’il tepat sehari menjelang ramadhan. Tangis itu menemani hari-hari menanti ramadhan. Bayangan mama manyiapkan makan sahur, membangunkan sahur, dan memasak hidangan berbuka hanya tinggal kenangan. Dan untuk pertama kalinya ramadhan ini terlewat tanpa ada mama, ramadhan yang benar-benar berbeda tanpa mama.

Baca selengkapnya »

Sosok yang Hilang

Dan akhirnya aku menyerah pada gejolak hati yang tak dapat kuelakkan, aku harus menerima jika dia harus pergi demi impian-impiannya. Aku menahan diri untuk tidak menangis di hadapannya, namun aku tak kuasa untuk membendung rasa kehilangan ini lagi. Bagaikan hujan lebat di musim kemarau panjang, gejolak itu menguap ke permukaan. Aku memeluk Zura yang berada di sampingku, Zura membiarkanku menangis di pelukannya.

Baca selengkapnya »

Ramadhan yang Berbeda

Ayah yang kami cinta,telah pergi selamanya.Dan untuk selamanya aku, bunda,kakak dan ketiga abangku akan selalu mencintanya. Ayah pergi dengan meninggalkan kenangan yang tak pernah luput dari benakku,kenangan indah,karena telah menjadikanku putri di hatinya,permaisuri dalam hidupnya. Dan Ramadhan kali ini akan sangat jauh berbeda,sungguh sangat berbeda. Aku pun tak tahu sampai kapan Ramadhan ini akan tetap seperti ini.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization