Topic
Home / Berita / Internasional / Amerika / Trump Membuka Tahun Keduanya dengan Krisis

Trump Membuka Tahun Keduanya dengan Krisis

Donald Trump, presiden AS ke-45. (blogspot.com)

dakwatuna.com – Washington. “Saat ini adalah peringatan satu tahun aku di kursi kepresidenan, dan Partai Demokrat ingin memberikan hadiah yang bagus,” begitulah cuitan Presiden Amerika Serikat (AS) Donlad Trump pada Sabtu (20/01/2108) lalu. Aljazeera.net menyebutkan, cuitan itu sebagai komentar atas penutupan pemerinta federal AS yang telah disepakati pada hari yang sama.

Penutupan Pemerintah Federal ini memang merupakan yang ke-19 kalinya sepanjang sejarah AS. Namun yang menarik adalah, itu terjadi tepat satu tahun dari dilantiknya Donald Trump menjadi presiden.

Tahun pertama Trump sebagai presiden dilalui dengan berbagai macam krisis. Maka tak heran jika ia juga membuka tahun keduanya ini dengan krisis. Krisis kali ini muncul saat salah seorang pimpinan partai Demokrat di kongres, Chuck Schumer, yang menyerukan ‘Penutupan Trump’. Tak butuh waktu lama, hal itu segera dibalas Trump dengan seruan ‘Penutupan Schumer’.

Terlepas dari perang propaganda yang ada, pada nyatanya Amerika sepakat dengan penutupan Federal. Kali terakhir hal itu terjadi adalah pada masa Presiden Barack Obama tahun 2013 silam. Hal itu mengakibatkan Federal AS tidak bekerja selama 16 hari.

Namun begitu, para pengamat melihat ada perbedaan di antara penutupan masa Obama dan Trump ini. Penutupan masa Trump ini, kata mereka, terjadi saat Partai Republik menjadi partai mayoritas di Kongres. Seperti diketahui, Trump merupakan presiden yang berasal dari partai tersebut.

Sementara hal berbeda tampak pada penutupan Federal masa Obama. Saat itu Obama yang berasal dari Partai Demokrat harus berhadapan dengan mayoritas di Kongres yang dikuasai Partai Republik.

Para pengamat berpandangan bahwa penutupan Federal kali ini sangat bernuansi politis. Karena di sana ada perselisihan kuat antara Presiden dengan Republik di satu sisi, dan dengan Demokrat di sisi lain.

Stagnasi dan perselisihan berkutat pada satu titik yaitu program pendanaan bagi para imigran. Sudah rahasia umum bahwa sejak pertama menginjakkan kaki di Gedung Putih, Trump berjanji akan memerangi peraturan tersebut.

Pihak Demokrat menolak voting atas rancangan anggaran baru selama tidak adanya program pendanaan kesehatan bagi anak-anak pengungsi ilegal.

Selain itu, Demokrat juga menuntut penyelesaian terhadap masalah 700 ribu pengungsi ilegal. Ini setelah Trump menutup program yang diluncurkan oleh pemerintah sebelumnya.

Dampak dari penutupan Federal ini akan dirasakan pada Senin (22/01) hari ini. Jika tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak dalam waktu dekat, maka hampir setengah juta staf Federal tidak dapat melakukan pekerjaan mereka.

Selain itu, penutupan Federal juga akan berimbas pada 1,5 juta pasukan militer AS. Karena selama penutupan, mereka tidak akan dapat menerima gaji yang menjadi hak mereka. Meskipun setelah krisis teratasi, gaji akan tetap diberikan.

Tak dipungkiri, penutupan Federal AS ini menjadi kado bagi satu tahun kepresidenan Trump. Selain itu, ribuan rakyat juga menggelar demonstrasi guna mengkritisi kebijakan-kebijakan sang presiden selama tahun pertamanya tersebut. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization