Topic
Home / Pemuda / Essay / Be a Real Muslim

Be a Real Muslim

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (huffingtonpost.com)
Ilustrasi. (huffingtonpost.com)

dakwatuna.com – Manusia adalah makhluk sempurna yang telah Allah ciptakan tuk mengarungi kehidupan diatas planet yang sudah ter-setting oleh-Nya yaitu bumi. Bumi lah satu-satunya planet yang bisa dihuni oleh manusia, di dalamnya terdapat sumber-sumber kehidupan, terdapat sumber mata air, sumber oksigen serta pepohonan sehingga makhluk hidup bisa bertahan di dalamnya. Jika kita berfikir sejenak, apakah ini semua kebetulan? Jelas TIDAK. Semuanya tidak ada yang kebetulan, melainkan semua telah Allah rancang. Mari kita ubah paradigma berfikir kita dengan paradigma Islam.

Beruntunglah kita sebagai ‘muslim’, baik itu yang terlahir sebagai muslim atau yang baru mendapatkan anugerah berupa cahaya hidayah. Tetapi apakah setelah itu selesai? Atau apakah predikat sebagai seorang MUSLIM itu sudah cukup bagi kita? Jawabannya tidak. Sudah tidak asing lagi di telinga kita dengan predikat ‘Islam KTP’ ‘Islam ga karuan’ dsb. Tentu kita tidak ingin menjadi ‘muslim abal-abal’ alias Muslim yang jarang bahkan tidak pernah taat pada Sang Pencipta dengan berbagai predikat rendah seperti diatas. Ya, seorang muslim kebanyakan yang sekarang tersebar di seluruh dunia adalah muslim Sekuler (memisahkan agama dalam kehidupan). Mereka beragama Islam namun tidak mau diatur dengan aturan Islam. Padahal Allah telah menciptakan manusia dengan seperangkat aturan hidup yaitu berupa Al-quran dan As sunnah. Sudah seharusnya setiap muslim menjadi ‘real moslem’ atau. Muslim yang sebenar-benarnya. Yaitu muslim yang hidupnya hanya ditujukan untuk beribadah kepada Allah, setiap sendi kehidupannya selalu bersandar pada Al-quran & As sunnah (yang cakupannya sangatlah luas), dan standar setiap perbuatannya hanyalah Halal & Haram. Mari kita perhatikan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ.

 

“Demi (Rabb) yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah seorang dari umat Yahudi dan Nasrani yang mendengar tentangku (Muhammad), kemudian ia mati dalam keadaan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, niscaya ia termasuk penghuni Neraka.” (HR. Muslim (no. 153), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu).

Beruntunglah kita sebagai umat yang selalu dirindukan Rasulullah. Ya, nikmat yang paling besar adalah nikmat Islam. Berbahagialah kita ketika mencapai ridho Allah dalam setiap perbuatan yang kita kerjakan dengan hanya taat pada aturan-Nya. Allah berfirman yang artinya “Alif Laam Miim. Inilah ayat-ayat Al Qur’an yang mengandung hikmah, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat. Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Luqman (31) : 1-5).

Keimanan seseorang akan senantiasa terjaga jika lingkungannya pun tergolong lingkungan yang Islami yakni dengan diterapkannya aturan Islam ditengah-tengah masyarakat, insya Allah kehidupan yang selalu didambakan berupa kehidupan yang sejahtera, tenang bahkan selamat dan bahagia dunia akhirat hanya dapat dirasakan ketika Islam tegak di muka bumi. Wallahu a’lam bi ash-shawab. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Aktivis dan Tim Media Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Kab. Bandung.

Lihat Juga

Imigran Muslim, Akankah Mengubah Wajah Barat di Masa Depan?

Figure
Organization