Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Saudi Eksekusi 47 Terpidana Teroris, Salah Satunya Tokoh Syiah Internasional

Saudi Eksekusi 47 Terpidana Teroris, Salah Satunya Tokoh Syiah Internasional

Nimr Al-Nimr. (arabic.rt.com)
Nimr Al-Nimr. (arabic.rt.com)

dakwatuna.com – Riyadh. Pemerintah Arab Saudi, Sabtu (2/1/2016) pagi tadi, menyatakan telah mengeksekusi mati 47 orang terpidana teroris. Salah satu terpidana yang dieksekusi adalah tokoh Syiah, Syaikh Nimr Baqr Al-Nimr.

Dalam keterangan itu disebutkan, “Para terpidana telah memeluk paham takfiri yang mengandung keyakinan kelompok Khawarij yang bertentangan dengan Al-Quran, Sunnah, dan Ijma’ ulama. Mereka juga telah menyebarkan pemahaman ini dengan cara yang menipu dan sarana yang bervariasi. Mereka bergabung dengan organisasi-organisasi teroris, dan melaksanakan agenda kriminal.”

Mayoritas tereksekusi mati itu berkewarganegaraan Saudi. Hanya ada dua orang yang berkewarganegaraan Mesir dan Chad. Mereka juga dituduh melakukan penyerangan kepada gedung-gedung kepolisian dan militer, berusaha menghancurkan ekonomi negara, dan berusaha merusakan hubungan baik Arab Saudi dan negara-negara sahabat.

Di antara para tereksekusi, yang paling dikenal media adalah Syaikh Nimr Baqr Al-Nimr, seorang tokoh syiah Saudi yang telah menjadi pemberitaan media internasional. Iran mengancam akan menyerang Saudi jika benar-benar mengeksekusi mati Al-Nimr.

Keluarga Al-Nimr sempat juga mengancam pemerintah, bahwa ekesekusi mati Al-Nimr akan bisa menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan karena Al-Nimr adalah tokoh syiah yang dikenal dunia. Namun demikian, pemerintah Saudi memilih tetap menjalankan eksekusi.

Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi menanggapi eksekusi mati ini. Namun beberapa pihak berkeyakinan, tindakan berani Saudi ini tidak akan begitu saja dibiarkan kekuatan Syiah di negara-negara Teluk. Karena Al-Nimr mempunyai kedudukan terhormati di kalangan mereka.

Selain kekuatan Syiah, lembaga-lembaga HAM internasional juga akan semakin mengritik Saudi terkait perlakuannya kepada para oposisi kerajaan. Istana dinilai kerap melakukan pelanggaran HAM kepada kelompok-kelompok yang dinilai mengancam kekuasaan keluarga raja. (msa/dakwatuna)

Sumber: Noon Post

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization