Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Sikap Seorang Kader Menghadapi Hidupnya Gerakan Dakwah Lain

Sikap Seorang Kader Menghadapi Hidupnya Gerakan Dakwah Lain

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Uum Umyati)
Ilustrasi. (Uum Umyati)

dakwatuna.com –  Dalam setiap perjalanan dakwah, ada suatu masa seseorang akan dihadapkan dengan permasalahan internal yang bisa jadi akan menguras cukup banyak energi. Gerakan yang saat ini tumbuh pesat membawa pembelajaran baru, khususnya kader yang ada di lapangan.

Ada pengalaman menarik saat menekuni dunia kampus. Di mana saat itu berbagai gerakan tumbuh pesat di kampus, semua berlomba dalam hal perekrutan kader. Terkadang saling sikut pun terjadi, dan tentunya peristiwa saling sikut ini paling sering dan paling panas terjadi di tataran kader pendukung.

“Tong kosong nyaring bunyinya”. Itulah perumpamaan yang sering dipakai beberapa orang untuk menggambarkan suasana “ricuh” di kalangan aktivis dakwah, khususnya di tataran teknis. Karena di satu sisi, ia diamanahkan untuk merekrut sebanyak-banyaknya kader, namun di sisi lain karena ilmu yang masih terbatas terkadang ada sikap yang kurang pas yang menyebabkan terjadinya kericuhan, terutama saat terjadi irisan dengan kader harakah lain. Di sinilah pentingnya “ilmu atas amal”.

Dalam salah satu Bab Fikih Prioritas Dr. Yusuf Qaradhawi disebutkan bahwa, Imam Hasan Al – Bashri memperingatkan orang yang tekun beribadah dan beramal, tetapi tidak membentenginya dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman, beliau mengucapkan perkataan yang sangat dalam artinya

Orang yang beramal tetapi tidak disertai dengan ilmu pengetahuan tentang itu, bagaikan orang yang melangkahkan kaki tetapi tidak meniti jalan yang benar. Orang yang melakukan sesuatu tetapi tidak memiliki pengetahuan tentang itu akan membuat banyak kerusakan yang lebih banyak daripada perbaikan yang dilakukan. Carilah ilmu selama ia tidak mengganggu ibadah yang engkau lakukan. Dan beribadahlah selama ibadah itu tidak mengganggu pencarian ilmu pengetahuan. Karena ada sebagian kaum muslimin yang melakukan ibadah, tetapi mereka meninggalkan ilmu pengetahuan, sehingga mereka keluar dengan pedang meeka untuk membunuh umat Muhammad Saw. Kalau mereka mencari ilmu pengetahuan, niscaya mereka tidak akan melakukan seperti apa yang mereka lakukan itu.”

            Kita tentu meyakini, bahwa semua gerakan dakwah Islam bertujuan untuk menebarkan cahaya Islam di seluruh penjuru bumi, menyebarkan nafas Islam ini ‘rahmatan lil ‘alamin.”. Tugas kita adalah ber-fastabiqul khairat, baik secara individu maupun secara jamaah. Karena memang hidayah hanyalah milik Allah, masalah seseorang mendapat hidayah melalui harakah kita ataupun yang lain itu bukan kita yang menentukan, tugas kita hanya berusaha. Adapun hal yang berkaitan dengan sebuah jamaah terutama masalah perekrutan, jalankanlah sesuai dengan manhaj yang jamaah kita yakini, bukan malah pasrah dengan keadaan dan membiarkan kader terombang-ambing memilih jamaah apa yang harus diikuti. Karena ketika kita membiarkan kader sebuah jamaah mengikuti sistem jamaah lain tanpa pertimbangan tertentu, sama saja kita tidak meyakini dan menjalankan manhaj yang kita yakini kebenarannya, dan secara otomatis kita tidak menjalankan sistem perekrutan dengan benar.

Tapi sekali lagi, dengan catatan tanpa merusak apalagi menjelek-jelekan jamaah lain. Karena kebaikan yang diawali dengan keburukan hanya akan membuat buruk citra dakwah. Oleh karena itu dalam berdakwah hendaklah kita bersikap bijak dalam menghadapi sesuatu, bersikap bijaklah dengan ilmu.

Semangat ber-fastabiqul khairat, perkaya ilmu dan bergeraklah bersama jamaah.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang pembelajar yang masih membutuhkan banyak nasihat dan haus ilmu. Tipe pemikir yang menyukai traveling. Pejuang pemikir, pemikir pejuang.

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization