dakwatuna.com – Riyadh. Kantor perdana menteri Irak, Haider Al-Abadi, menyatakan bahwa Raja Salman melayangkan undangan kepada Al-Abadi untuk berkunjung ke Riyadh. Ini adalah sebuah fenomena baru yang diharapkan bisa mengembalikan hubungan kedua negara yang terputus sejak 25 tahun yang lalu.
Seperti diberitakan Rassd, Senin (23/3/2015) hari ini, bahwa Haider Al-Abadi telah berbincang melalui sambungan telepon dengan Raja Salman. Keduanya membahas tentang masa depan hubungan kedua negara, terutama dalam masalah menghadapi ISIS. Kedua negara ini mempunyai kepentingan yang sama dalam masalah ISIS.
Sementara Raja Salman mengharapkan pemerintah Irak di bahwa pimpinan Al-Abadi bisa melibatkan umat Islam Sunni lebih banyak dalam mengelola negara. Lebih dari perdana menteri sebelumnya, Nouri Al-Maliki. Selain itu, Raja Salman juga berharap Irak sebisa mungkin menjauh dari pengaruh dan tekanan Iran.
Pemerintah Saudi yang baru memang menginginkan kerja sama yang lebih luas dengan Irak. Saudi ingin Irak mempunyai kedaulatan yang nyata dan keamanan yang stabil. Hal itu diawali dengan mengundang perdana menteri Irak ke Riyadh. Langkah ini diharapkan akan berlanjut dengan dibukanya kembali kedutaan besar Saudi di Baghdad yang telah ditutup sejak tahun 1990 yang silam. (msa/dakwatuna)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: