Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Koresponden Perang: Disebabkan Politik Diskriminatif Al-Maliki, Sunni Lakukan Revolusi

Koresponden Perang: Disebabkan Politik Diskriminatif Al-Maliki, Sunni Lakukan Revolusi

Wail Isham, koresponden perang asal Palestina (Anadolu)
Wail Isham, koresponden perang asal Palestina (Anadolu)

dakwatuna.com – Baghdad. Peristiwa yang baru saja terjadi di Mosul, Irak bagian utara, beberapa hari yang lalu merupakan ujung dari politik diskriminatif yang dilakukan oleh perdana menteri Irak, Nuri Al-Maliki. Demikian dikatakan Wail Isham, koresponden perang yang juga pemerhati politik di Irak kepada Anadolu, Sabtu (14/6/2014) kemarin.

Menurut Isham, pemerintahan Irak sekarang adalah pemerintahan Syiah yang melakukan politik diskriminatif terhadap Sunni. Beberapa kelompok Sunni lebih memilih menjadi kelompok garis keras untuk menghadapi pemerintahan yang selalu menindas dan merampas hak-hak mereka.

Wartawan, yang sempat meliput serangan Amerika Serikat ke Irak 11 tahun yang lalu ini, mengatakan, “Sejak berkuasa, Nuri Al-Maliki sudah melakukan politik penangkapan dan pembunuhan terhadap ribuan warga di wilayah-wilayah berpenduduk mayoritas Sunni. Dia juga memaksa para politisi yang berkuasa melalui jalur demokrasi seperti Thariq Al-Hasyimi untuk meninggalkan Irak.”

Isham melanjutkan, “Kelompok Sunni tidak memiliki cara selain berkoalisi mendukung kelompok bersenjata seperti Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Lantaran mereka tidak mempunyai perwakilan yang menyampaikan suara mereka.”

Menurutnya, ada hubungan yang sangat jelas antara perlawanan penduduk Sunni terhadap penguasa Syiah dengan kegagalan militer Al-Maliki dalam menghadapi pasukan ISIS di Mosul. Hubungan ini bukanlah hal yang baru. Karena sejak 5-6 bulan terakhir, penduduk Sunni sudah sering melakukan demonstrasi damai menuntut keadilan, namun militer Al-Maliki selalu menanggapi mereka dengan kekerasan senjata. Ratusan demonstran meninggal dunia.

Oleh karena itu, menurut Isham, yang terjadi saat ini bukanlah kemenangan ISIS saja, tapi perlawanan revolusi yang dilakukan oleh penduduk Sunni secara umum terhadap kekuasaan Syiah. Jalan keluar untuk menghentikan krisis ini mungkin terdapat dalam pembentukan pemerintahan federal, seperti yang didapatkan penduduk Kurdi. (msa/dakwatuna)

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

PBB: Kematian Mursi Harus Diselidiki Secara Independen

Figure
Organization