Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Ardzalil ‘Umur: Tuo Nyanyuak

Ardzalil ‘Umur: Tuo Nyanyuak

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Prolog

Ilustrasi. (flixya.com / sandywardhana)
Ilustrasi. (flixya.com / sandywardhana)

dakwatuna.com – Pagi ini saya mengendarai sepeda motor di atas kecepatan rata-rata agar tidak terlambat untuk menghadiri apel pagi di kantor dan ketika sampai di lokasi ternyata tidak ada apel pagi, saya lupa.

Saya pun lupa untuk memakai ikat pinggang, mungkin perut sudah sedikit buncit sehingga celana tidak terasa lapang lagi. Dan lebih parahnya saya lupa membawa dompet… padahal bensin motor sudah kering.

Kadar lupa hari ini sudah pada tingkatan parah, melewati ambang batas lupa seperti hari-hari biasa. Tapi alhamdulillah hari ini saya lupa, berarti saya tidak lupa karena tahu dan ingat kalau saya lupa.

Lupa dan Pikun

Secara biologis lupa bisa dibagi dua. Pertama adalah lupa karena gagalnya impuls saraf menjangkau bagian dari memori yang ada dalam otak, ini bisa terjadi pada siapa saja. Misalnya lupa nomor hp rekan, atau lupa mengangkat jemuran. Sedangkan lupa kategori kedua adalah karena menurunnya kemampuan impuls saraf akibat usia yang semakin tua, sering terjadi pada lansia, dan kategori ini lebih kita kenal dengan pikun. Semoga lupa yang terjadi hari ini bukanlah lupa kategori kedua, dan semoga di

Untuk lupa jenis yang pertama sebenarnya bisa dihindari dengan mendata ulang aktivitas. Mencatat segala yang penting atau menghafalkan rutinitas yang harus dijalani. Inilah manfaat lupa karena kita diingatkan untuk mendokumentasikan hal-hal yang penting. Lupa jenis ini juga mengingatkan kita bahwa, gagalnya impuls saraf menjangkau memori akibat kurangnya nutrisi pada makanan yang kita konsumsi. Sehingga kita harus membiasakan diri mengkonsumsi makanan berprotein tinggi, untuk menunjang daya ingat, seperti ikan laut.

Sedangkan untuk lupa jenis kedua, nampaknya akan sulit untuk dihindari. Karena menurunnya kemampuan manusia secara fisik maupun mental. Sel-sel manusia pun sudah menua, demikian juga sel saraf dan sistem sarafnya. Lupa jenis ini mengingatkan kita untuk makin dekat pada Allah.

Karena demikianlah Allah menakdirkan kejadian manusia itu. Sesudah lahir ke dunia perlahan tubuh menjadi kuat dan dapat berjalan, dan akal pun berkembang, sampai dewasa, sampai di puncak kemegahan umur. Kemudian perlahan ia pun menurun, lalu menjadi tua. Perlahan badan melemah dan pikiranpun mulai lemah, tenaga mulai berkurang, sehingga mulai rontok gigi, rambut hitam berganti dengan uban, kulit yang tegang menjadi kendor, telinga pun mulai kurang pendengarannya, dan mulailah pelupa. Dan jika umur masih panjang mulailah padam kekuatan akal itu sama-sekali, sehingga kembali seperti kanak-kanak, sudah minta belas kasihan anak dan cucu. Malahan ada yang sampai pikun tidak tahu apa-apa lagi. Inilah yang dinamai “Ardzalil-‘umur”; pikun (tuo nyanyuak: bahasa minang) Sehingga disebutkan dalam salah satu doa yang diajarkan Nabi SAW agar kita memohon juga kepada Tuhan jangan sampai dikembalikan kepada umur sangat tua dan pikun itu.

Menurut keterangan Saiyidina Ali bin Abu Thalib kembali kepada umur tua renta ardzalil-‘umur itu ialah tujuh lima tahun. Dalam Al-Qur’an umur tua renta ardzalil-‘umur itu di ulang sampai dua kali, yaitu di dalam surat An-Nahl ayat 70 dan Surat Al-Hajj ayat 5.

“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS. An Nahl: 70)

“Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim, menurut kehendak kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air hujan di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah”. (Q.S. Al-Hajj: 5)

Epilog

Dan terakhir mari kita baca bersama sebaris doa yang pernah diajarkan Rasulullah

Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau daripada bakhil dan pemalas, dan tua dan kembali pikun dan daripada siksa kubur dan fitnah Dajjal dan fitnah hidup dan fitnah mati.

(Riwayat Bukhari daripada Anas bin Malik)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Seorang ayah lulusan SD Inpres. Saat ini sedang menjadi pelayan masyarakat di Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat.

Lihat Juga

Tinjauan Neurospiritual: Mengapa Harus Makanan Halal dan Baik?

Figure
Organization