Topic
Home / Pemuda / Essay / Curhat Tentang Jilbab

Curhat Tentang Jilbab

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Ilustrasi (kawanimut)
Ilustrasi (kawanimut)

dakwatuna.com – Sore ini, iseng buka-buka FB teman-teman lama, khususnya teman semasa putih abu-abu dulu. Eits… Cuma yang cewek-cewek saja kok. Entah kenapa rasanya ada yang buat hati ini sakit. Kenapa? Sebenarnya juga tidak terlalu pasti dengan jawaban ini, hanya saja… ini yang lebih dominan.

Yup… melihat fenomena “jilbab semusim”.

Jika mengingat bagaimana waktu pertama mendapati mereka sudah menggunakan jilbab, rasanya itu merupakan anugerah yang teramat sangat. Meskipun jilbab yang dipakai belum seutuhnya sesuai syar’i. Tapi jadilah… yang penting sudah melangkah maju. Seperti yang di sampaikan kakak-kakak di ROHIS ketika baru bergabung dulu, tidak perlu langsung “blek”, kamu hadir dengan jilbab panjang, lebar,  yang menutup dada dan persis seperti Teh Nini (Istrinya Ust. Aa Gym), karena itu hanya akan buat kamu kaget. Pelan-pelan aja. Slow but sure,  katanya Slank. Itu sudah sangat bagus.

Pokoknya rasanya super duper seneng. Tidak bisa diuraikan gimana senengnya. Meskipun ketika di survey (kecil-kecilan), latar belakang penggunaan jilbab itu bermacam-macam antara lain… ****.. Tidak usah di sebut alasannya, yang jelas masih berorientasi pada pandangan manusia, bukan pandangan Allah Ta’ala. Tapi yang jelas, ketika suatu alasan itu di poles saja dengan ilmu, Insya Allah akan lebih lurus niatnya.

Nah… seiring berjalannya waktu, niat yang ada tadi tidak kunjung diperbaharui. Alhasil, yang ada bukannya justru ada perubahan ke arah perbaikan. Namun menjurus pada kembalinya ke arah “dahulunya” yang belum berjilbab.

Hati ini sangat miris mendapati bahwa teman-teman yang tadinya sudah berjilbab, kini kembali lagi mengurai rambut indahnya. Alhamdulillah jika memang indah, tapi ini justru ketombean, lepek, dsb. Afwan ya… Bagaimana pun indahnya, tetap saja ia adalah aurat yang harus di tutupi.

Kembali ke topic:

Ada berbagai alasan seorang gadis (yang memang sudah di wajibkan untuk menutup aurat) untuk tidak berjilbab, antara lain:

  1. Ingin orang lain melihatnya tampil cantik dengan rambut indahnya atau ingin mendapat pujian
  2. Tidak modern, katanya!
  3. Panas
  4. Tunggu menikah dulu
  5. Takut tidak mendapat jodoh
  6. Tidak nyaman
  7. Katanya, banyak wanita berjilbab tapi kelakuannya masih minus. “Jilbabkan hati dulu.” alasannya.
  8. Bekerja di tempat yang tidak memperbolehkan karyawatinya berjilbab
  9. Dan sederet alasan lainnya yang jika di tulis satu-satu tidak akan ada habisnya

Yah… semua alasan itu lahir dari ketidakmengertian seseorang bahwa perintah menutup aurat yang diturunkan oleh Allah Swt, SEMATA-MATA hanya untuk menjaga KEHORMATAN para gadis. Tidak untuk menzhalimi atau menjauhkannya dari jodoh!

Pernah tidak mendengar bahwa ada seorang muslimah yang berbusana syar’i, mendapatkan pelecehan seksual, seperti yang sering terdengar di media yang menimpa wanita “berrok mini”? Saya sendiri berani bilang tidak pernah. Jika teman-teman pernah mendengar, itu hanya satu dari sekian banyak kasus pelecehan terhadap perempuan yang terjadi setiap harinya. Bukan apa-apa, hal itu bisa kita ambil benang merah, bahwa kaum laki-laki akan lebih “segan” dengan perempuan yang berjilbab syar’i ketimbang perempuan yang tak menghargai dirinya dengan tidak menjaga auratnya. Mereka tidak akan mengganggu perempuan yang menjaga kehormatannya.

Ada sebuah iklan produk lotion untuk wanita yang disiarkan di televisi. Ceritanya, perempuan-perempuan yang tengah beraktivitas di luar rumah, tiba-tiba mencari tempat yang teduh untuk menghindari sinar matahari yang dapat merusak kulit. Nah, untuk para muslimah yang berjilbab syar’i, tidak perlu repot-repot begitu. Karena apa? Kulit mereka terjaga.

Kembali lagi ke fenomena jilbab semusim.

Banyak para gadis memakai jilbab hanya saat ia mau atau ada mood. Jika tidak, jilbabnya hanya terletak dalam tas saja. Padahal ketika ia membongkar pasang jilbabnya, ia justru menjatuhkan harga dirinya di depan banyak orang. Sadar ngga sadar, orang bisa menilai dirinya dari kebiasaan itu. Bisa dibilang ia hanya menambah-nambah pundi dosanya. Dari mulai tidak memakai jilbabnya, membuat orang bersuudzon atas tindakannya, dan membuat image jelek gadis berjilbab lainnya di mata dunia. Na’udzubillah…

Jilbab itu adalah pakaian kehormatan yang ditujukan untuk memberi penghormatan kepada wanita! Remember this!

Jilbab yang dipakai dengan niat karena Allah Ta’ala akan memberikan energi positif bagi yang memakai dan akan menjadi pagar pembatas dalam bertingkah laku.

Dalam note ini. Saya tidak ingin menggurui. Hanya sekadar mencurahkan isi hati akan kesedihan yang saya rasakan tiap kali melihat teman-teman yang tadinya sudah berjilbab, kini enggan menggunakan pakaian taqwa itu lagi. Tidak hanya itu, kesedihan ini juga berlaku bagi yang tak kunjung memakai jilbab.

Di sini, saya juga sedang belajar menggunakan jilbab yang baik dan benar sesuai yang diajarkan Islam, agama yang kehadirannya menjadi rahmat bagi seluruh alam. Semoga kita yang telah memilih jalan untuk berjilbab, senantiasa diistiqamahkan untuk senantiasa menggunakannya sampai kapan pun, dan senantiasa memperbaiki jilbab kita, Aamiin…

Jika ingin tahu lebih dalam lagi, mari buka lagi Al Qur’an yang sudah lama tak di pegang dan sudah lusuh di lemari. Atau mari kita cari buku-buku mengenai jilbab ini di toko buku yang menjual buku –buku islami jika seandainya ingin referensi yang banyak lagi dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami (BUKAN BERARTI AL QURAN TIDAK MUDAH DIPAHAMI, YA!). Di toko buku juga banyak. Jadi, jalan-jalan ke toko buku jangan hanya beli novel picisan yang tidak ada manfaatnya sama sekali untuk di baca!

Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi. Karena sudah memakai jilbab lalu justru di lepas lagi. Sama hal nya hari ini lebih buruk dari kemarin, dan yang tak kunjung berjilbab, meruginya dalam hal hari ini sama saja dengan hari kemarin.

Wallahu’alam

Afwan jika note ini memberi ketidaknyamanan. Saya hanya ingin berbagi, bahwa memakai jilbab itu menyenangkan apabila dilandasi dengan pengetahuan. Dan wanita itu akan terlihat lebih cantik dengan berjilbab, tapi bukan jilbab yang dipakai hanya untuk mode! Jilbab abal-abal namanya ^^

Cantik di mata Allah, akan cantik di mata manusia. Jika hanya ingin menuai pujian karena dinilai cantik oleh manusia, kita tidak akan dipandang apa-apa oleh Allah.

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya… ” (QS. An Nur: 31)

“… Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu  dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al Ahzab: 33)

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 9.60 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswi Universitas Riau Program Study Ilmu Administrasi Negara angkatan 2010. Saat ini aktif di organisasi dakwah kampus, dakwah sekolah dan organisasi kepenulisan FLP (Forum Lingkar Pena) Wilayah Riau.

Lihat Juga

Ibu, Cintamu Tak Lekang Waktu

Figure
Organization