Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair / Monolog Penyesalan

Monolog Penyesalan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com
Tinta air mata menjadi saksi
atas rangkaian penyesalan yang terkata di sujud akhir
dan ternyata, semua itu masih jauh
dari relief dosa yang telah kuukir

Allah,
hamba ingin kembali menghamba dalam keikhlasan
Siluet dosa meleburkan kebeningan hati
mengusir ketundukan yang pernah melangit

Rabb,
hamba ingin kembali menghamba dalam kerinduan
Cahaya pagi-Mu ini memberikan isyarat betapa Kau Mahabaik
memberi kesempatan hati untuk kembali menyadari Cinta-Mu
yang tak layak untuk disaingi dengan apapun
tak layak disanding dengan apapun

Tuhanku, izinkan aku memperbaiki diri
berkhalwat dengan-Mu pada detak-detak waktu Ramadhan ini
sampai pada detik terakhir aku bernapas di alam fana.
mohon, Rabb…

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 9.40 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswi Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga Angkatan 2008. Anggota FLP Yogyakarta angkatan XI yang bercita-cita memiliki sanggar baca berbasis Quran.

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization