Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Israel Interogasi Anak Palestina dengan Setrum Listrik

Israel Interogasi Anak Palestina dengan Setrum Listrik

Ilustrasi - Kejahatan tentara Israel dengan menjadikan seorang anak sebagai tameng hidup (palestinechronicle.com)

dakwatuna.com – Ramallah. Untuk memaksa tahanan Palestina mengaku sebuah fakta, Israel tidak segan-segan menggunakan berbagai cara meski sangat brutal, kejam dan jahat. Bahkan anakā€”anak Palestina tidak selamat dari cara-cara sadis ini.

Sejumlah advokat Palestina yang menerima informasi dari tahanan anak-anak menegaskan bahwa badan intelijen Israel Shabak (Shinbet) mengintrogasi mereka di permukiman yahudi dekat kota-kota Palestina dengan cara siksaan menggunakan strum listrik.

Tahanan Raid Sulaim Ridwan yang ditahan sejak 5 Agustus tahun ini dari Qalqiliah menegaskan, pasukan Israel menyeretnya ke kamp militer Shafen. Setelah tiga jam ia dipindah ke pemukiman yahudi Ariel dan diintrogasi di sana. Introgrator Israel membenturkan kepalanya di tembok agar mengakui tudingan yang dialamatkan kepadanya. Kemudian sekujur tubuhnya dipukuli Israel dan diancam akan distrika dan dibakar kulitnya jika tidak mengaku.

Sementara tahanan Muhammad Ali Ridwan yang ditangkap di desanya Azon di Qalqiliah tengah pada 3 Agustus lalu menegaskan, seorang pasukan Israel memamksanya melepaskan pakaiannya untuk menutup matanya. Kemudian Israel memaksanya untuk menyerahkan semua barang-barangnya. Ketika sang tahanan menyatakan tidak memiliki barang-barang, pasukan Israel memukulnya dengan senapan dan ditendang di bagian perut dan punggungnya. Setelah itu Israel menyeretnya di tanah sehingga mengalami luka-luka berat.

Hal yang sama terjadi dengan pemuda Yahya Ali Udwan (15). Ia menegaskan, pasukan Israel menangkapnya di desa Azon dan dibawah ke pemukiman yahudi Arail untuk diintrogasi. Introgator Israel memukul wajah berkali-kali. Kemudian sebuah alat setrum dijepitkan di pundaknya, kemudian introgator menyetrum anak Palestina itu dengan listrik. Sontak sekujur tubuhnya bergetar kencang karena sengatan listrik. Beberapa saat kemudian setruman listrik itu diulang sambil diancam akan disiksa terus jika tidak mengakui atau memberikan informasi miliknya. Akhirnya, tahanan bocah ini terpaksa menantangangi bahwa dirinya anak yang alim beragama karena takut siksaan.

Siksaan strum listrik juga terjadi dengan tahanan Abdul Hamid Abu Haniyah (16). Ia memiliki dua saudaranya Jihad dan Ahmad Abu Haniyah yang ditahan Israel di penjara Magedo. (bn-bsyr/pip)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (32 votes, average: 9.84 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization