Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Obama Akan Kunjungi Jerusalem

Obama Akan Kunjungi Jerusalem

Benyanyim Netanyahu, Barack Obama, dan Mahmud Abbas (knrp)
Ilustrasi - Benyanyim Netanyahu, Barack Obama, dan Mahmud Abbas (knrp)

dakwatuna.com – Jakarta. Presiden Barack Obama akan mengunjungi Jerusalem dalam beberapa bulan ke depan untuk mendorong agar kesepakatan perdamaian di Timur Tengah segera ditandatangani dalam tahun ini dan langsung diterapkan dalam satu dekade ke depan.

Presiden Amerika Serikat (AS) itu berencana mengundang para pemangku kekuasaan di Israel dan Palestina untuk melakukan serangkaian pertemuan selama setahun mendatang.

Obama yang memang menetapkan perdamaian di Timur Tengah sebagai salah satu kebijakan luar negeri utamanya ketika mulai menjabat tahun 2009 silam akan membuat kunjungan pertamanya ke Israel dan Tepi Barat untuk membujuk kedua belah pihak menegakan perdamaian.

Obama akan mengawasi peluncuran kembali pertemuan empat mata antara Israel dan Palestina dalam beberapa minggu ke depan di Washington, AS.

Meski Washington sedang menekankan sebuah kesepakatan damai yang komprehensif dalam 12 bulan mendatang, penerapannya akan memakan waktu lebih dari 10 tahun, demikian tulis surat kabar Israel, Yediot Aharonotm, seperti yang dikutip The Telegraph.

Menurut sebuah bocoran informasi dari proktokol Gedung Putih tentang pertemuan antara para pejabat senior pemerintahan AS dengan pera pemimpin Yahudi di Amerika, Washington ingin pembicaraan komprehensif itu membahas berbagai isu utama, termasuk perbatasan, pengungsi, dan status masa depan Jerusalem.

Menurut informasi itu jika kedua pihak gagal mencapai kesepakatan, pemerintah AS akan turun tangan dan menawarkan sebuah kompromi.

Pada saat yang sama Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu dan Mahmoud Abbas, Presiden Palestina, akan bertemu secara rutin.

Strategi itu tampaknya disadari oleh Netanyahu yang telah mengajukan undangannya kepada Presiden Abbas untuk dua minggu sekali melakukan pembicaraan empat mata.

“Negosisasi yang sebenarnya di Timur Tengah harus dilakukan secara langsung, tenang, dan para pemimpin harus melakukan permbicaraan yang berkelanjutan tentang isu-isu fundamental,” kata Netanyahu, Kamis (26/8).

Washington akan menawarkan proposalnya untuk menjembatani jika kedua pihak mencapai mencapai jalan buntu. Tekanan AS akan diberlakukan kepada negara-negara sahabat di Arab untuk mendorong normalisasi hubungan dengan Israel.

Bagaimana pun juga presiden AS akan menghadapi tugas yang sangat berat, karena Israel dan pemerintah AS masih bersilang pendapat tentang bagaimana memecahkan permasalahan besar pertama yang akan dihadapi dalam pembicaraan itu yakni berakhirnya pembekuan pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat pada 26 September mendatang.

Rakyat Palestina Menentang Perundingan dengan Penjajah

Sementara itu, faksi-faksi di Palestina sepakat meminta otoritas Fatah untuk menghentikan semua bentuk perundingan dengan penjajah Israel, sebab semua bentuk perundingan yang berlangsung ditengah perlanggaran Zionis, tidak mungkin melahirkan sesuatu yang baru untuk kepentingan Palestina. Mereka juga berpendapat keputusan Tim Kuartet untuk memulai perundingan langsung sebagai sebuah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan. Keputusan tersebut bukan dalam rangka kepentingan rakyat Palestina dari semua sisinya. (Ber/A038/BRT/ant/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (4 votes, average: 9.25 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization