Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Muraqabatullah (Merasa Selalu Diawasi Allah)

Muraqabatullah (Merasa Selalu Diawasi Allah)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (erpa26.tumblr.com)
Ilustrasi. (erpa26.tumblr.com)

dakwatuna.com – Ihsan menurut sebagian ulama adalah kondisi seseorang yang dituntut tatkala melaksanakan perkara-perkara Islam dan perkara-perkara Iman. Adapun mayoritas ulama berpendapat bahwasanya al-Ihsan merupakan tingkat tertinggi dalam agama, kedudukannya diraih setelah kedudukan Islam dan Iman, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Jibril yang masyhuur.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang al-Ihsaan:

أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ ، فَإِنَّهُ يَرَاكَ

“Al-Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, maka jika engkau tidak bisa melihatNya maka sesungguhnya Ia melihatmu” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Kita tidak akan mencapai derajat ihsan kalau tidak ahsan, dan kita tidak akan ahsan kalau tidak punya ilmu tentang maratibul amal.

Berbuat baik, akan tetapi tidak mengetahui tingkatan amalnya, misalnya ketika kita membaca Al Quran, sedangkan di saat itu ada tetangga yang sakit meminta bantuan, dan kita tetap membaca Al Quran, maka membaca Al Quran itu bisa menjadi MAKSIAT. Karena di saat yang sama kita meninggalkan yang ahsan.

Perintah ahsan dalam Al Quran Surah Al Mulk : 2 dan An Nahl : 125 menunjukkan ahsan merupakan amal yang paling benar dan paling ikhlas, bukan sekedar baik.

Bisa jadi seorang dai yang dulu diterima di masyarakatnya kemudian sekarang tidak lagi diterima dikarenakan terlalu banyak meninggalkan yang ahsan.

Syekh Muhammad Ismail berkata, manusia itu ada 3 dalam amalnya:

  1. Siapa yang ketika sembunyi lebih baik dengan ketika dia berkumpul, maka dia orang yang mempunya karunia,
  2. Siapa yang ketika sembunyi sama dengan ketika dia berkumpul, maka dia orang yang adil
  3. Dan siapa yang ketika sembunyi lebih buruk dengan ketika dia berkumpul, maka dia termasuk orang yang kering hatinya

Amalan hati ini lebih besar pahalanya daripada amal dzahir, begitupun dengan dosanya juga lebih besar daripada amalan dzahirnya.

Iblis melakukan kesalahan hati, dia sombong dan melakukan pembelaan dengan takdir atas kesalahannya. Ketika Nabi Adam bermaksiat ia mengatakan “Ya Robbi sesungguhnya aku termasuk orang yang dholim”, beda dengan Iblis, ia mengatakan “karena Engkau menyesatkan aku, maka aku akan menyesatkan semua manusia.”

Iblis salah faham terhadap takdir, ia menyalahkan takdir Allah atas kesalahan yang dibuatnya. Maka, barangsiapa bermaksiat dengan alasan takdir, maka dia seperti IBLIS.

Fadhillah Muraqabatullah:

  1. Muraqabatullah merupakan amalan hati, dan amalan hati adalah amalan terberat bagi manusia
  2. Orang yang selalu Muraqabatullah akan senantiasa melakukan amalan yang lebih, di mana ada kebaikan maka ia akan selalu ada, selalu hadir dalam setiap majelis ilmu, agenda dakwah, dan seb Orang yang seperti inilah yang nantinya di akhirat akan disambut oleh malaikat
  3. Akan senantiasa mempunyai kelapangan hati dan pikiran, tidak akan selalu merasa sendiri dan senantiasa merasa bahagia
  4. Akan mempunyai imunitas (daya tahan) pada jiwa dan batinnya, tahan akan godaan dan senantiasa merasakan ketenangan

Semoga kita termasuk orang yang senantiasa merasa selalu diawasi oleh Allah SWT..

Ringkasan taujih oleh Ustad Hanafi Al-Hafidz pada mabit 20 Maret 2016.

(dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 3.00 out of 5)
Loading...
Mahasiswa Pendidikan Matematika di IKIP PGRI Madiun yang lahir pada tgl 14 April 1989. yang sekarang masih aktif dalam organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Madiun sebagai Ketua bidang Kaderisasi serta sebagai Kedua Dewan Penasehat Pengurus (DPP) LDK UKKI At-Tarbiyah IKIP PGRI Madiun. Selalu semangat dalam mencari ilmu...

Lihat Juga

Sebuah Nasihat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Figure
Organization