Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Bicaramu Adalah Rasa

Bicaramu Adalah Rasa

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Apa jadinya jika dalam satu keluarga, perkataan seorang ayah tak didengar apalagi ditaati anak-anaknya?

Apa jadinya jika perkataan sang pemimpin negara tak dipatuhi oleh masyarakatnya?

Apa jadinya jika nasihat sang guru tak merasuk ke dalam sanubari apalagi tertancap dalam jiwa?

Hanya perkataan yang masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Perkataan yang tak berbobot, perkataan tanpa isi, gelas tanpa isi hanya nyaring bunyinya.

Bicaramu adalah rasa, seperti rasa masakan yang lezat menimbulkan kesan yang mendalam bahkan tak habis untuk melupakannya seperti itulah perkataanmu wahai ayah, bicaramu wahai pemimpin dan nasihatmu wahai guru adalah rasa bukan sekedar khayalan, bukan sekedar gesekan angin yang berbunyi tapi sebuah penggugah semangat, pelopor ikatan, pemberi inspirasi dan aspirasi.

Perkataan yang berenergi dari pemancar energi positif yang bisa memancing emosi para audiensnya.

Alloh SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (QS 61: 2).

Bagaimana mungkin seorang ayah mengharapkan anaknya sholat, puasa, menjadi anak yang sholeh tapi sang ayah tidak menjadi teladan yang baik bagi anaknya.

Bagaimana mungkin seorang pemimpin menginginkan anak buahnya disiplin sedangkan sang atasan sering datang telat.

Bagaimana mungkin seorang murobi menginginkan mutarobinya qiyamulail sedangkan sang da’i tidak melakukan apa yang diucapkannya.

Sungguh itu adalah perkataan yang sia-sia, yang hanya didengar tapi tak diresapi.

Selanjutnya dalam firman-Nya: “(Itu) sangatlah dibenci di sisi Alloh jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (QS 61: 3).

Sahabat, semoga ucapanmu adalah buah dari keimananmu, ketajaman jiwamu sehingga ucapanmu dapat menembus gelas-gelas jiwa yang lainnya bukan hanya gelas jiwa yang bersih bahkan gelas jiwa yang kotor sekalipun dapat tunduk pada perkataanmu.

Ketajaman jiwa, kuatnya keimanan didapat dari kedekatan kita kepada Sang Pemilik Jiwa Alloh SWT dengan memperkuat ibadah kita kepada-Nya.

Wallohu’alam. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir di Ujungpandang tahun 1984. Pekerjaan sekarang sebagai abdi masyarakat dan ibu rumah tangga dengan satu orang anak. Tinggal di Tapos Kota Depok.

Lihat Juga

Rasulullah SAW Menjaga Perasaan Istrinya

Figure
Organization